Semarang.
Warso Susilo yang mewakili pihak Ancora berupaya menuntaskan kisruh manajemen di tubuh PSIS. Di luar dugaan dia menemukan fakta mengejutkan, ternyata delapan punggawa PSIS tidak memiliki kontrak resmi. Akibatnya mereka terganjal persoalan administrasi yang berdampak kelambatan penerimaan gaji.
Selama ini ketiadaan dokumen kontrak tidak menjadi masalah karena Ancora membayarkan gaji pemain sesuai laporan yang diberikan oleh manajemen. Namun setelah dilakukan audit, baru terlihat dokumen kedelapan punggawa PSIS tersebut belum ada.
Sebagai pemegang saham mayoritas perusahaan yang menaungi PSIS, Ancora memang menempatkan Warso di manajemen PSIS setelah GM PSIS Setyo Agung Budi mengundurkan diri bulan lalu. Dalam proses pembenahan, Warso juga menertibkan administrasim termasuk administrasi pemain.
Pemain yang tidak memiliki kontrak adalah Han Ji Ho dari Korea Selatan, striker asal Brazil Vitor Borges de Souza, gelandang Fery Liga Saputra, dan bek Ichwan Wicaksono. Sejumlah ofisial juga tidak memiliki kontrak, yakni pelatih Edy Paryono (EP), asisten pelatih Unggul Virgolo, pelatih kiper Agus Yatmono, dan pelatih fisik Supriyadi.
Pelatih fisik Supriyadi maaih mengurus segala persyaratan untuk membuat dokumen kontrak yang baru. Dosen Unnes ini menjelaskan, pada saat terjadi deal kontrak dengan manajemen PSIS, draft kontrak sebenarnya sudah ada, namun dia belum melakukan penandatanganan. Dia menunggu dipanggil untuk melakukan penandatangan kontrak namun belum ada kepastian.
" Selama ini gaji memang lancar. Jadi meski belum teken kontrak tidak terlalu jadi masalah. Jujur kami memang tidak memiliki dokumen kontrak", jelas Supriadi.
Lebih jauh diungkapkan Warso Susilo, terkait kebutuhan finansial untuk gaji pemain dan pelatih pihak Ancora mengucurkan dana sebesar Rp 600.000 sampai Rp 1 miliar setiap bulan. Dana yang dikucurkan dan digunakan PSIS selama mengikuti kompetisi itulah yang diminta pertanggungjawabannya.
"Untuk gaji bulan Februari sudah diberikan. Hanya saja karena tidak ada dokumen kontrak, gaji empat pemain dan empat ofisial masih belum bisa diberikan. Setelah beres, gaji pasti cair ". jelas Warso Susilo.
Eskalasi ketegangan kian memanas ketika Panpel PSIS yang semula dipegang oleh John Charles Sinaga juga diganti oleh Teguh Widodo. Novel bersikukuh hanya RUPS yang punya otoritas merubah kebijakan manajemen.Terlepas apakah RUPS memang memenuhi tuntutan Novel atau bukan, agenda itu sudah dijabwalkan tanggal 15 Maret 2012 ini. Pada forum itulah kemelut PSIS diharapkan terurai.
Karenanya kehadiran Warso sempat memicu ketegangan, khususnya terkait beda pendapatnya dengan Novel Al Bakrie. Novel sempat mempermasalahkan pencopotannya dari Direktur Operasional. Posisi itu kini dipegang oleh Warso sendiri.( Andu Nicolas ).
No comments:
Post a Comment