INDENPRES MEDIA ISTANA

Monday, 12 March 2012

KENAIKAN BBM DITOLAK, RAKYAT SENANG DENGAN BLT

Jakarta. Sebagian besar masyarakat menyukai dengan bantuan langsung tunai (BLT) yang akan diberikan kepada warga miskin sebagai kompensasi kenaikan harga bahan bakar (BBM) sebesar Rp 150.000 sebulan selama sembilan bulan. Padahal, mereka menolak harga BBM dinaikan. Sebanyak 86,6 persen responden tidak setuju harga BBM naik. Tapi program BLT dianggap populer karena itu 69,64 responden menyetujui kompensasi itu. Untuk responden yang tidak setuju BLT hanya 28, 69 persen saja, Hal itu dijelaskan oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI ) oleh peneliti yang bernama Adjie Alfaraby Menurut catatan LSI, penerima BLT adakah segmen wong cilik yang notabene merupakan pemilih tradisional PDIP. Meski kritikan terhadap BLT tidak akan servokal pada tahun 2008. Adjie telah mempredikasi partai-partai oposisi sepeerti PDIP, Hanura, dan Garindra, tetap akan menentang kebijakan kenaikan harga BBM secara habis-habisan. LSI juga menyatakan, rencana pemerintah menaikkan harga BBM ternyata juga ditolak oleh pendukung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sendiri. " Pemilih SBY pada pilpres pada tahun 2009 yang tidak setuju dengan kenaikan harga BBM adalah sebesar 85,17 persen ". ungkapnya. Survei soal BBM dan BLT digelar pada tanggal 5 Maret sampai 8 Maret 2012 lalu di seluruh Provinsi di Indonesia. Survei menggunakan metode multistage random sampling, dengan responden berjumlah 440 orang, dan margin of error sekitar 4,8 persen. Partai Demokrat sebagai partai pendukung utama pemerintah mengaku kebijakan menaikkan harga BBM sebagai pilihan yang paling pahit. ( Andu Nicolas & Yance )

No comments:

Post a Comment