INDENPRES MEDIA ISTANA

Tuesday, 13 March 2012

KORUPTOR PERUSAK NEGARA


Kekuasaan cenderung korup, menerjang apapun dan siapapun untuk mendapatkan kekuasaan, kesejahteraan dan keterpihakan kepada rakyat hanya merupakan jargon politik belaka, yang ada hanyalah keterpihakan pada kepentingan-kepentingan dan para sekutu politik.
Dalam banyak hal politik sudah merupakan komoditas berharga mahal, permainan insan-insan berjiwa dagang dan para borjuis politik. Negeri ini seolah-olah dijadikan imperium bisnis raksasa, yang mana aset kekayaan alam dirampok habis-habisan, rakyat menjadi sapi perahan. Hasil pendapatan negara sebagian besar justru dikorupsi habis-habisan oleh sebagian besar para pemegang kekuasaan.
Gemah ripah loh jinawi, memang sudah terwujud, tetapi dalam wujud yang keliru, yang gemah ripah loh jinawi adalah para koruptor, dari koruptor teri sampai koruptor kakap. Rakyat tetap aja sekali miskin tetap miskin. Rakyat tidak berdayakan agar hidupnya makmur lahir dan batin, tetapi rakyat diperdaya sehingga tetap sengsara dan sengsara.
Suara rakyat adalah suara Tuhan, keluhan rakyat adalah keluhan Tuhan. Teguran rakyat adalah awal/malapetaka politik. Semua itu tidak berarti bagi para koruptor. Dalam prinsip koruptor “muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga” adalah keliru, yang benar adalah “muda kaya raya, karena hasil korupsi, tua sakit-sakitan karena karma, mati masuk neraka, sebab menyengsarakan jutaan manusia.
Kenapa tega memberi makan anak istri dengan uang haram hasil korupsi, dan para keluarga koruptor kenapa juga tidak malu bermewah-mewah dengan hasil didapat secara haram, kenapa masih bisa menegakkan dada berjalan dengan kemewahan semu, mestinya lebih bermalu diri.
Pemberantasan korupsi mestinya bermula dari keluarga, tolaklah hasil dari korupsi karena akan menimbulkan kutukan Tuhan. Jika para koruptor bersemboyan nanti tua akan tobat, itu sudah sangat terlambat. Tuhan akan menutup pintu tobat bagi para koruptor yang dengan sengaja merampok uang rakyat dan negara, sehingga menyengsarakan jutaan manusia.
Adalah sangat langka di negeri tercinta ini sosok negarawan yang ada lebih dibutuhkan sosok negarawan yang mempunyai jiwa mengabdi, dibandingkan politikus yang sarat kepentingan dan sarat hitung hitungan politik untuk keuntungan pribadi atau kelompoknya. Jadikan Indonesia gemah ripah loh jinawi bagi semua rakyatnya, menjadi lebih bermartabat di mata dunia, wujudkanlah sila ke lima Pancasila dari warisan agung pendiri negara ini. Berdirilah di atas kaki sendiri, susunlah pondasi ekonomi kerakyatan yang kokoh. Aparatur hukum yang memihak rakyat, pajak yang kembali ke rakyat dalam bentuk kesejahteraan, aparatur pemerintahan yang bersih dan berwibawa, otonomi daerah yang tetap menghargai hierarki struktur pemerintahan dan berjalan lugas, bersatunya pengusaha dan buruh sebagai mitra sejajar yang saling menguntungkan, menciptakan sinergi dan produktifitas tinggi. Tersenyumlah Indonesia, hari esok menantimu. (Sugiarto)

No comments:

Post a Comment