INDENPRES MEDIA ISTANA

Friday, 16 March 2012

CINTA GELAP CEWEK GROBOGAN PENUH MISTERI.

Grobogan. Jenazah Eka Indah Jayanti umur 27 tahun yang dibunuh pacarnya di Surabaya Rabu lalu (14/3)siang tiba di Grobogan dan dimakamkan di pemakamam umum Desa Tuko Kecamatan Pulokulon, Grobogan. Korban tiba dari Surabaya pukul 02.00 dini hari. Ratusan pelayat ikut menghadiri pemakaman gadis berwajah cantik. Ada ceritera menarik sebelum korban dihabisi pria yang sudah beranak isteri. Sekitar lima bulan lalu saat dijemput orang tuanya di Surabaya, kondisi tubuh korban kurus kering. Pada wajahnya ada beberapa luka seperti disulut api rokok, tulang tangan kanan korban patah dan kedua kakinya lebam. Korban diduga dianiaya pelaku. Beberapa teman korban di Desa Tuko juga curiga, ketika korban pulang dijemput keluarganya dari Surabaya pada bulan Ramadhan Agustus 2011 lalu. Selain tubuhnya tampak kurus, pada tangan korban terdapat bekas luka seperti sayatan silet. Kasus meninggalnya alumni sebuah akademi bahasa asing di Yogyakarta menjadi pembicaraan masyarakat. Anak pertama pasangan Sutejo umur 54 tahun dan Wagirahumur 50 tahun dibunuh Emil Bayu Santoso umur 37 tahun, pria beristeri yang menjadi pacarnya, warga Jalan Kapas Krampung Surabaya, pada hari Sabtu ( 11/2 2012 ) lalu. Kemudian mayatnya dimasukkan di dalam potongan tabung pipa tiang reklame. Dugaan itu juga dikaitkan dengan adanya empat orang laki-laki tak dikenal yang datang pada bulan Ramadhan lalu. Mereka memberitahukan selama korban di Surabaya dalam kondisi sehat. Keempat orang tersebut diduga hanya bertujuan mengamati dan mengawasi keberadaan korban. Hubungan dekat dengan pelaku, tidak hanya sebatas masalah asmara, tetapi ada masalah lain yang mengakibatkan korban tidak bisa lepas dari cengkeraman pelaku. Apalagi pembunuhan sadis itu juga melibatkan isteri pelaku Patrica Yolansia Dahlia umur 29 tahun, Jelas pembunuhan itu tidak logis jika dikaitkan semata karena cinta segi tiga. Menurut paman korban Shodiq umur 60 tahun, yang menjadi curiga keluarga adalah, ketika sakitnya hampir sembuh, korban tanpa pamit kepada orang tuanya menemui lagi sipelaku. Mungkin karena kena guna-guna pelaku. Pasalnya,ketika korban dalam perawatan RS Solo ada utusan pelaku datang dari Surabaya memberi amplop berisi uang sebesar Rp 1 juta. Setelah amplop dibuka, muncul bau wang. Karena khawatir terjadi hal-hal tidak diinginkan, uang tersebut diamalkan ke mesjid. Beberapa hari kemudian, korban seperti bingung lalu pergi ke Surabaya tanpa pamit. Sutejo, ayah korban menuturkan, sebenarnya sejak awal anaknya dilarang berhubungan dekat dengan pelaku. Alasannya pelaku beda agama dan belakangan diketahui sudah beranak isteri, Namun karena tidak bisa dicegah, kedua orang tuanya tidak bisa berbuat banyak. Sedangkan isterinya Ny Wagirah mengatakan, minta kepada pihak berwajib untuk menghukum mati kedua pelaku. Hubungan cinta korban dengan pelaku jelas tidak wajar. Kenapa sudah dianiaya seberat itu korban masih tetap mendatangi pelaku ? Dan beryakina,hubungan korban dan pelaku tidak sebatas hubungan asmara. (Andu Nicolas )

No comments:

Post a Comment