INDENPRES MEDIA ISTANA

Monday 30 September 2019

Puisi Kampanye Perubahan Iklim Anak Difabel Semarang ; Siapa Yang Mau Menolong Alam ini. Ada Apa Ya ?



Semarang. JawaTengah.--  Sejumlah anak-anak dan penyandang difabel Semarang memberikan perhatian pada perubahan iklim dan pemanasan global yang tengah terjadi.
Kampanye perubahan iklim pun dilakukan dengan berjalan dari depan Masjid Baiturrahman, mengitari Lapangan Pancasila Simpanglima, kemudian berakhir di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah Jalan Pahlawan Kota Semarang, belum lama ini.
Poster berisi tulisan pesan-pesan soal iklim pun dibentangkan. Tak ketinggalan poster, spanduk, kostum, serta atribut bertema kelestarian alam dan lingkungan.
Aksi ini mereka namai Karnaval #JedaUntukIklim Semarang.

Di depan Kantor Gubernur Jateng merka telah menyiapkan panggung aspirasi untuk anak- anak dan penyandang difabel.
Di situ mereka membacakan puisi dan surat terbuka untuk presiden, menyanyi, dan berdoa.

"Alam sekarang ini sudah krisis. Kalau bukan kita siapa lagi yang mau menolong alam ini?
Paling tidak anak cucu kita bisa menikmati alam yang lebih baik," tutur seorang difabel, Reza Kurniawan (20) membawakan beberapa bait puisi karangannya.
Reza merupakan penyandang cerebral palsy atau ketidakmampuan untuk menggerakan tubuh secara maksimal.

Hal ini terjadi disebabkan karena cedera otak atau masalah dengan perkembangan otak.
'Aku sedih kalau bumi makin panas. Es-es di kutub mencair.
Permukaan laut semakin tinggi.
Akhirnya Semarang tenggelam.
Lalu masa depanku bagaimana dong?' tulis Vimala Sakanirvana (13), seorang anak yang menulis surat terbuka untuk presiden.
Koordinator aksi, Ellen Nugroho, mengatakan aksi anak-anak ini tersinpirasi dari Greta Thunberg, seorang remaja aktivis lingkungan yang bersama ribuan murid sekolah lainnya berkampanye di depan gedung parlemen Swedia.
Mereka sengaja bolos sekolah untuk berkampanye secara global terhadap lambannya penanganan perubahan iklim.
"Kegelisahan mereka sama dengan kegelisahan yang dirasakan inisiator Global Climate Strike, pelajar Swedia bernama Greta Thunberg.
Greta mogok sekolah setiap hari Jumat karena berpikir, buat apa sekolah kalau tidak punya masa depan," kata Ellen.

Keberanian Greta itu, dikatakan sangat menginspirasi.
Anak muda, harus turun ke jalan menyuarakan aspirasi tentang perubahan iklim dan lingkungan, jangan cuma sibuk bermedia sosial.
Ellen menegaskan aksi ini meminta pemerintah untuk serius menurunkan gas emisi.
Perubahan iklim saat ini dinilai sudah sangat genting.
"Suhu bumi sudah naik 1,1 derajat celcius dari batas normal. Jangan sampai naik ke 1,5.
Pasti berdampak pada bencana yang berkelanjutan," ujarnya.
Jika sudah seperti itu, lanjutnya, siapa yang dirugikan?
Pihak yang paling terdampak dari kondisi itu yakni para penerus bangsa atau anak- anak.
Aksi jeda untuk iklim ini menggandeng lintas komunitas dan sekolah, misalnya siswa dari Karangturi, Semesta,**

Demo Mahasiswa Berbarengan Dengan Pelantikan Pimpinan DPRD Jateng.



Semarang. Jawa Tengah-- - Gelombang demo mahasiswa terus berlanjut.
Di Kota Semarang, demo akan dilakukan berbarengan dengan pelantikan atau pengambilan sumpah janji pimpinan DPRD Provinsi Jawa Tengah, Senin (30/9/2019).
Pengambilan sumpah janji ketua dan wakil ketua dewan provinsi itu dijadwalkan mulai pukul 13.00 WIB.

Menyikapi hal tersebut, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, mengatakan tidak mengetahui tuntutan apa lagi yang akan disuarakan dalam aksi demo kali ini.
Menurutnya, tuntuta pendemo saat demo beberapa waktu lalu sudah disampaikan ke pemerintah pusat.
"Wong semua sudah saya sampaikan. Mereka minta apa sudah saya berikan, ngomong saja sama saya," kata Ganjar.

Meskipun demikian, kata dia, sejumlah aksi protes penolakan Rancangan Undang Undang (RUU) di Jateng berjalan kondusif. Hanya saja di Magelang kemarin meninggalkan ekses.
"Banyak yang memuji mahasiswa Jateng saat demo kemarin. Mereka menyampaikannya baik, budi pekerti jalan, dan tidak perlu memaki. Ya kalau soal pagar bisa saya dandani lah," imbuhnya.*****

Kota Lama Semarang Magnet Baru Wisatawan, Titik Parkir Bermunculan, Juru Parkir Pakai Area Pejalan Kaki.



Semarang. Jawa Tengah. -- Seiring dengan meningkatnya jumlah wisatawan di Kawasan Kota Lama, lahan parkir menjadi persoalan.
Titik parkir kian banyak bermunculan, bahkan di titik yang seharusnya menjadi kawasan bagi para pejalan kaki.
Seperti di Jalan Letjen Suprapto, beberapa oknum juru parkir (jukir) memanfaatkan jalur pejalan kaki untuk dijadikan sebagai lahan parkir.
Para jukir pun membuka rantai pembatas antara pejalan kaki dan kendaraan bermotor agar kendaraan dapat masuk dan parkir di kawasan pejalan kaki.

Seorang pengunjung Kawasan Kota Lama, Nugroho mengaku cukup terganggu dengan banyaknya titik parkir yang memanfaatkan jalur pejalan kaki. Hal ini membuat Kota Lama terkesan semrawut.
"Pejalan kaki menyebrang kesana kemari saja membuat lalu lintas menjadi sedikit tersendat. Apalagi ini jalur pejalan kaki dibuat parkir, tambah tersendat," ungkap Nugroho, Sabtu (28/9/2019) malam.
Menurutnya, peningkatan jumlah wisatawan harus dibarengi dengan penambahan kantong parkir.
Sehingga, parkir tidak menjamur di sembarang tempat.
Apalagi, para jukir ini tidak memberikan karcis kepada para pengunjung.

"Saya parkir di kantong parkir yang tersedia saja tidak diberi karcis, apalagi yang parkir di tempat-tempat larangan. Saya yakin juga tidak diberi karcis," katanya.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Semarang, Endro P Martanto mengatakan, penertiban parkir di kawasan Kota Lama terus dilakukan oleh Dishub dan jajaran kepolisian.
Pihaknya juga melakukan penindakan tilang terhadap kendaraan yang parkir di pedestrian.
"Kami penertiban terus menerus dengan jajaran kepolisian. Para jukir yang membuka parkir di pedestrian pada berlarian saat kami melakukan penertiban. Kami pun menilang kendaraan yang parkir di pedestrian," tutur Endro, baru-baru ini.

Diakuinya, hingga saat ini praktek parkir ilegal memang masih marak di Kota Lama.
Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang saat ini tengah melakukan persiapan terkait skema parkir kawasan Kota Lama.
Beberapa kantong parkir baru sedang disiapkan untuk para pengunjung dan untuk mengantisipasi menjamurnya parkir liar di tempat larangan parkir.
Beberapa kantong parkir yang sedang dipersiapkan antara lain gedung PT Damri di Jalan Mpu Tantular, lahan milik PTPN di Jalan Merak, dan gedung milik PGN.
"Kami harap masyarakat turut bersabar sesaat, saat ini sedang proses penataan Kota Lama. Tentu saja, ini membutuhkan waktu karena untuk menyediakan lahan parkir, Pemkot butuh kerjasama dengan beberapa pemilik lahan. Begitu juga dengan persiapan jukir-jukir yang saat ini sifatnya masih ilegal akan kami rekrut untuk menjaga parkir di kantong parkir yang sedang disiapkan," jelasnya.
Dalam penataam parkir, lanjut Endro, Dishub juga meminta peran serta masyarakat.
Diharapkan, masyarakat memarkirkan kendaraan di kantong parkir yang telah tersedia, diantaranya di Taman Kota Lama Jalan Letjen Suprapto, Jalan Sendowo, dan di Branjangan.

"Kadang pengunjung nyari mudahnya. Ada kesempatan parkir yang lebih dekat, mereka parkir disitu padahal mereka tahu kawasan itu tidak diperbolehkan," ujarnya.
Endro juga mengimbau kepada masyarakat untuk tetap membayar parkir sesuai ketentuan retribusi peraturan wali kota (perwal) nomor 9/2018 tentang tarif retribusi pelayanan parkir tepi jalan umum, yang mana roda dua sebesar Rp 2.000 dan roda empat sebesar Rp 3.000.******

Sunday 29 September 2019

Penangkapan Densus 88 Sita Terduga Teroris di Salatiga.


Salatiga. Jawa Tengah. - Densus 88 Anti Teror Mabes Polri pada hari ini melakukan penangkapan terhadap terduga teroris bernama Wawan Wicaksono (40) asal Tangerang di rumah pamannya di Kelurahan Ledok, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga tepatnya depan SD 6 Ledok baru- baru ini.
Paman terduga teroris M Hadjid Setiawan (61) mengatakan anggota Densus 88 mendatangi rumahnya sekaligus melakukan penangkapan sekira pukul 17.30 WIB.
Turut disita petugas motor Scoopy warna merah dengan kode plat nomor E.
"Mereka (Densus) jumlahnya sekira 10 orang menggunakan tiga mobil.

Saat masuk kerumah langsung meminta ditunjukkan lokasi kamar pelaku.
Beberapa barang seperti tas dan motor disita petugas," baru-baru ini.
Menurut M Hadjid Setiawan tas yang disita Densus 88 berisikan pakaian milik pelaku serta barang lainnya.
Saat ditangkap pelaku masih mengenakan kaos warna merah miliknya.
Proses penangkapan kata dia berlangsung cepat tidak melebihi satu jam,
Bahkan ia semula ikut melakukan pengejaran karena menduga pelaku bukan keponakannya.
"Saya waktu ramai-ramai itu seketika ikut mengejar kebelakang rumah.
Banyak warga bilang ada penjahat polisi menggerebek begitu.
Tapi istri saya bilang itu keponakan saya (Wawan) langsung petugas minta diantar ke kamar selama menginap," katanya
Ia menambahkan, dari keterangan salah seorang anggota Densus 88 pelaku telah diawasi sejak meninggalkan rumahnya di Tangerang menuju Salatiga.
Selama menginap ditempatnya terhitung dua hari sejak Kamis (26/9/2019).
"Pokoknya itu petugas begitu masuk langsung menggeledah seluruh kamar.
Bahkan handphone bekas yang ada juga diacak-acak khawatirnya ada atau sedang merakit bahan peledak," ujarnya
Atas penangkapan keponakannya itu M Hadjid Setiawan semula tidak memiliki kecurigaan apapun sejak kedatangan Wawan (40) untuk menginap dirumahnya.

Meski begitu dia menaruh curiga terhadap keponakannya itu terdapat perilaku menyimpang hampir 3-4 tahun belakangan.
Tepatnya kata dia, sejak menikah kembali dengan istri keduanya yang berasal dari Tangerang.
"Sejak itu dia jarang pulang ke Salatiga hampir dua tahunan.
Penampilan dari cara berpakaian berubah, kalau sedang shalat ketika berdiri posisi kaki dibuka sangat lebar hingga menghabiskan ruang.
Tidak kayak orang kebanyakan," jelasnya.*****
Tribun Jateng/ Rahdyan Trijoko Pamungkas
Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Iskandar Fitriana Sutisna.

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Jajaran Polda Jateng lakukan penyegaran tugas dengan pergantian pejabat.
Serah terima jabatan (Sertijab) dilakukan di gedung Borobudur Mapolda Jateng, Sabtu (28/9/2019).
Satu diantaranya pejabat yang mengalami pergantian yaitu Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Agus Triatmaja yang digantikan oleh Kombes Pol Iskandar Fitriana Sutisna.
Kombes Iskandar mengatakan dirinya akan menggandeng media untuk mengangkat kegiatan yang ada di Jawa Tengah.

"Kami akan mengambil kegiatan-kegiatan yang positif di Jawa Tengah. Kami juga meminta untuk bertukar informasi kepada media," katanya.
Iskandar juga akan menanyakan kepada pejabat lama terkait pekerjaan yang belum diselesaikan dan ditindaklanjuti. Namun pihaknya belum dapat menyampaikan pekerjaan yang belum terselesaikan.
"Untuk saat ini saya belum bisa sampaikan. Nanti di lain waktu akan saya sampaikan," jelasnya.
Kapolda Jateng, Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel menuturkan ada 5 pejabat utama Mapolda Jateng dan 8 Kapolres yang mengikuti sertijab.
Pergantian jabatan merupakan hal yang biasa di lingkungan organisasi kepolisian.
"Hal ini dalam rangka pengembangan karier, lengalam dan penyegaran terhadap anggota," tuturnya.
Rycko menginginkan agar para pejabat kepolisian dapat segera menyesuaikan di tempat yang baru.
Para pejabat baru juga diharapkan juga dapat meningkatkan kualitas kantibmas.
"Setelah ini akan mendapat arahan dari saya," tutur dia.(Bolasport)

Ikuti kami di
Add Friend
Penulis: rahdyan trijoko pamungkas
Editor: m nur huda
Sumber: Tribun Jateng

Tags Kabid Humas Polda JatengKombes Iskandar Fitriana Sutisna
 Video Pilihan

berita POPULER



Cinta Segitiga di Blora, Sepulang dari Warung Kopi, Sukardi Curiga saat Tak Mendapati Istri di Kamar
11 jam lalu

5 Latihan Otak Sederhana Menambah Daya Ingat Agar Tidak Jadi Pelupa, Bisa Dilakukan Sambil Makan
11 jam lalu

3

Kabid Humas Polda Jateng Yang Baru Kombes Pol Iskandar Fitriana Sutisna.


Semarang. Jawa Tengah. --- Jajaran Polda Jateng lakukan penyegaran tugas dengan pergantian pejabat.
Serah terima jabatan (Sertijab) dilakukan di gedung Borobudur Mapolda Jateng, baru-baru ini.
Satu diantaranya pejabat yang mengalami pergantian yaitu Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Agus Triatmaja yang digantikan oleh Kombes Pol Iskandar Fitriana Sutisna.
Kombes Iskandar mengatakan dirinya akan menggandeng media untuk mengangkat kegiatan yang ada di Jawa Tengah.

"Kami akan mengambil kegiatan-kegiatan yang positif di Jawa Tengah. Kami juga meminta untuk bertukar informasi kepada media," katanya.
Iskandar juga akan menanyakan kepada pejabat lama terkait pekerjaan yang belum diselesaikan dan ditindaklanjuti. Namun pihaknya belum dapat menyampaikan pekerjaan yang belum terselesaikan.
"Untuk saat ini saya belum bisa sampaikan. Nanti di lain waktu akan saya sampaikan," jelasnya.
Kapolda Jateng, Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel menuturkan ada 5 pejabat utama Mapolda Jateng dan 8 Kapolres yang mengikuti sertijab.

Pergantian jabatan merupakan hal yang biasa di lingkungan organisasi kepolisian.
"Hal ini dalam rangka pengembangan karier, lengalam dan penyegaran terhadap anggota," tuturnya.
Rycko menginginkan agar para pejabat kepolisian dapat segera menyesuaikan di tempat yang baru.
Para pejabat baru juga diharapkan juga dapat meningkatkan kualitas kantibmas.
"Setelah ini akan mendapat arahan dari saya," tutur dia.****

Friday 27 September 2019

Pelajar Yang Tewas Saat Ingin Ikut Demo Dimakamkan di Brebes Jateng.

Brebes Jawa Tengah.  -- Bagus Putra Mahendra merupakan satu-satunya pelajar yang tewas di saat aksi demo kemarin.
Dia tewas tertabrak truk trailer saat mengikuti longmarch dari Jakarta Utara menuju Gedung DPR RI, Rabu (25/9/2019). Keluarga Bagus awalnya tidak mengetahui jika siswa SMA kelas XI ini ikut aksi demo.
Pasalnya, Bagus minta izin kepada orangtuanya untuk main bersama teman sampai sore.
"Berangkat sekolah dari rumah, bilang sama mamanya mau main sampai sore. kata si Bagus-nya 'mama aku pulang telat ya mau main dulu', begitu," kata kerabat Bagus, Fani Indah Sari (29), saat ditemui di rumah korban di Kawasan Warakas, Jakarta Utara, Kamis (26/9/2019).

Bahkan, Bagus pun sempat meminta uang jajan tambahan kepada orangtuanya.
Menjelang sore, orangtua Bagus mendapatkan kabar dari polisi bahwa anak ketiganya itu menjadi korban kecelakaan. Sontak pihak keluarga pun kaget.
"Ya katanya si ada telepon dari kantor polisi bilang Bagus kecelakaan. Cuma kita belum tahu kecelakaannya, bagaimana bagaimananya," kata dia.
Pihak keluarga pun langsung mendatangi Rumah Sakit Sulianti Saroso, Tanjung Priok, Jakarta Utara tempat Bagus dibawa polisi.

Namun nahas, nyawa Bagus sudah tidak bisa tertolong. Kini jenazah Bagus sudah dibawa keluarga ke Brebes, Jawa Tengah untuk dimakamkan.
Sebelumnya, beredar kabar jika Bagus tewas tertabrak lantaran dikejar oleh aparat kepolisian saat mengikuti aksi.
Hal tersebut dibantah oleh pihak kepolisian. Polisi mengatakan kejadian yang menimpa Bagus merupakan murni kecelakaan.
"Tidak ada aparat yang mengejar saat kejadian," ujar Plt Kanit Lakalantas Polres Jakarta Utara, Ipda Farmal saat dikonfirmasi, Kamis (26/9/2019).
Farmal mengatakan peristiwa itu bermula ketika sebuah truk kontainer sedang melaju di Jalan RE Martadinata, Jakarta Utara, kemarin.

"Trailer B 9417 QZ pengemudi sodara Ruhendi melaju dari arah barat ke timur di Jalan RE Martadianata tepatnya sebelum jembatan goyang wilayah Pademangan, Jakarta Utara," kata dia.
Sopir diduga kurang hati-hati sehingga truk yang dibawanya menabrak Bagus.
Ketika itu, Bagus sedang berjalan dari arah selatan menuju utara. Bagus mengalami luka parah di bagian punggung akibat kecelakaan tersebut.
Bagus pun sempat dibawa ke RS Sulianti Saroso untuk penanganan lebih lanjut. Namun, nyawa Bagus sudah tidak bisa ditolong lagi dan dinyatakan tewas pukul 16.30 WIB. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tewas Saat Ingin Ikut Demo, Bagus Izin Pulang Sore dan Minta Tambahan Jajan ke Orangtua".****

Keluyuran di Mall Saat Jam Kerja ASN Pemkot Terjaring Razia Satpol PP.


Semarang. Jawa Tengah.  - Empat pegawai Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang terjaring razia Satpol PP Kota Semarang di DPMall Semarang, baru-baru ini.
Empat pegawai tersebut terdiri dari dua pegawai aparatur sipil negara (ASN) dan dua non ASN dari instansi yang sama.
Mereka tertangkap basah sedang berbelanja di sebuah toko di DPMall sekitar pukul 11.00. Saat ditanya petugas, mereka mengaku hanya hendak menyantap makan siang.
Alasan yang dikemukakan tersebut tidak dapat diterima oleh Kepala Satpol PP Kota Semarang, Fajar Purwoto.

Pasalnya, mereka berkeluyuran keluar kantor saat jam kerja.
Hal ini tentu melanggar Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5/2017 tentang ketertiban umum dan Perturan Pemerintah (PP) nomor 53/2010 tentang disiplin pegawai.
Tanpa memikirkan pertimbangan lagi, petugas Satpol PP langsung mendata mereka.
Empat pegawai itu diminta mengisi formulir yang telah dipersiapkan. Selanjutnya, berkas diserahkan kepada BKPP Kota Semarang untuk pemberian sanksi lebih lanjut.

Fajar menegaskan, pihaknya rutin melakukan giat operasi ASN maupun Non ASN yang keluyuran saat jam kerja. Hal ini untuk meningkatkan kedisiplinan para pegawai Pemkot Semarang.
Adapun sasaran lokasi yang dituju setiap yustisi selalu berbeda. Kali ini, petugas menyisir dua pusat perbelanjaan besar di Kota Semarang yaitu Java Mall dan DPMall.
"Tadi yustisi di Java Mall tidak masalah, tapi saat pindah ke DP Mall, dengan santainya ASN dan non ASN di salah satu bagian Pemkot Semarang keluyuran saat jam kerja dengan alasan makan siang padahal baru jam 11.00," ujar Fajar.
Menurut Fajar, tidak semestinya para pegawai Pemkot Semarang keluryuran saat jam kerja.
Mereka sudah diberi tunjangan penghasilan pegawai (TPP) yang cukup besar namun masih saja keluyuran saat jam kerja.
Seharusnya, mereka bekerja dengan penuh kedisipilinan dan tanggungjawab sesuai tugas masing-masing.

"Siapapun itu kalau kedapatan melanggar pasti kami tindak dan masalah sanksi itu urusan BKPP. Kenapa harus tegas? Karena Pak Wali dan Bu Wali ini kepengin kerja nyaman dengan kedisiplinan tinggi. Kota Semarang ini sudah baik, jangan dikotori dengan oknum-oknum yang menyepelekan kerja," tandasnya.
Dalam yusitisi ini, pihaknya juga menggandeng BKPP Kota Semarang dan Satpol PP Jawa Tengah.
Kasi Tibum Satpol PP Jawa Tengah, Priharto Adi mengapresiasi langkah Satpol PP Kota Semarang yang tegas dalam melakukan penertiban ASN.
Dia berharap, sinergitas antara Satpol PP Kota Semarang dan Jawa Tengah terus ditingkatkan.
"Kami juga turut mendukung yustisi yang dilakukan Satpol PP Kota Semarang. Kami pun akan menindak jika mendapati ASN Pemprov Jateng yang keluyuran," ucapnya.
Dia berharap, giat penertiban ini juga dilakukan oleh 35 kabupaten/kota yang ada di Jawa Tengah. Sampai saat ini kasus tersebut saling melempar. Belum ada penindakan semestinya.******

Thursday 26 September 2019

HUT ke 74 TNI, Kodam IV/ Diponegoro Menggelar Kegiatan Donor Darah.

Semarang. Jawa Tengah. - Memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 TNI, Kodam IV/Diponegoro, menggandeng PMI Kota dan Kabupaten Semarang menggelar kegiatan donor darah.
Kegiatan yang digelar di RST Bhakti Wiratamtama, Semarang baru-baru ini diikuti ratusan prajurit TNI, POLRI dan PNS se Garnisun Semarang.
Pada kegiatan donor darah kali ini, Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Mochamad Effendi, S.E., M.M., yang didampingi Irdam, para Asisten dan Kabalakdam IV/Diponegoro turut dalam kegiatan ini. Kegiatan ini juga dihadir Ibu Ketua dan Wakil Persit Kartika Chandra Kirana Daerah IV/Diponegoro serta para pengurus Dharma Pertiwi.
Kapendam IV/Diponegoro Letkol Kav Susanto, S.I.P., M.A.P. yang ikut dalam kegiatan tersebut mengungkapkan, melalui peringatan HUT ke 74 TNI dan HUT ke 69 Kodam IV/Diponegoro merupakan momentum untuk mewujudkan kepedulian TNI untuk berbagi dan membantu sesama khusunya bagi yang membutuhkan darah sekaligus dapat menjaga kesehatan bagi pendonor sendiri.

“Menyumbangkan darah berarti telah menyelamatkan nyawa orang lain yang membutuhkannya. Setetes darah yang kita sumbangkan akan sangat berarti bagi keselamatan jiwa seseorang”, pungkasnya.
Kapendam menghimbau kepada kita semua agar tidak segan-segan mendonorkan darah demi kepentingan kemanusiaan dan kesehatan.
Dengan kegiatan ini Letkol Kav Susanto, S.I.P., M.A.P. mengharap dapat meningkatkan kesehatan masyarakat dan sekaligus meningkatkan kemanunggalan antara masyarakat dengan Kodam IV/Diponegoro dalam rangka mewujudkan kemanunggalan TNI dengan rakyat. (*)


Ombudman ; Pelayanan Publik Pemerintah Kabupaten/ Kota di Jateng Paling buruk.



Semarang. Jawa Tengah. - Kepala Ombudsman RI Perwakilan Jawa Tengah, Siti Farida, mengungkapkan pelayanan masyarakat yang dilakukan pemerintah daerah, baik di kabupaten maupun kota menjadi yang terburuk dibandingkan instansi lainnya.
Karena itu, indeks kepatuhan pelayanan publik di kabupaten/kota di Jateng masuk dalam zona kuning.
Ada tiga pembagian zona, hijau, kuning, dan merah.
Untungnya, tidak ada instansi yang masuk dalam zona merah di Jateng.

Sementara, yang masuk dalam zona kuning kebanyakan pelayanan di pemerintah daerah.
"Masih banyak laporan yang masuk dari masyarakat soal pelayanan di kabupaten/kota.
Untuk pemerintah provinsi, sedikit, begitu juga dengan instansi vertikal yang ada di Jateng itu sudah cukup bagus," kata Farida usai acara pencanangan zona integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean (KPPBC TMP) A Semarang, baru-baru ini.

Menurutnya, penilaian tersebut masih dalam proses.
Namun, untuk sementara laporan yang banyak masuk memang dari pelayanan di pemda.
Karena proses penilaian belum rampung, dia enggan menyebutkan kabupaten/kota mana saja yang masuk dalam zona kuning.
Reformasi birokrasi yang didengungkan pemerintah pusat, kata dia, juga harus diikuti unit layanan di kabupaten/kota, baik itu layanan kependudukan, kesehatan, dan sebagainya.
"Seharusnya pelayanan di pemda dan unit- unit di bawahnya, seperti kecamatan, desa/kelurahan,
itu melaksanakan reformasi birokrasi. Karena pelayanan tersebut merupakan ujung tombak yang langsung menyentuh ke masyarakat," jelasnya.
Pekerjaan rumah pemerintah kabupaten/kota, lanjutnya, masih banyak.
Targetnya, kabupaten/kota yang masuk zona kuning pada tahun kemarin, untuk tahun ini bisa masuk ke zona hijau.
Farida menegaskan pelayanan publik yang buruk, sejajar dengan indeks potensi korupsi yang masih tinggi.*****

Wednesday 25 September 2019

Relawan Kesulitan Padamkan Kebakaran di Merbabu.


Semarang. Jawa Tengah. - Belakangan ini bencana kekeringan, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) melanda Jawa Tengah.
Terutama kebakaran di lereng Gunung Slamet, Merapi dan Merbabu. Belum lagi erupsi freatik G Merapi sejak Maret 2018 hingga sekarang, dan peningkatan aktivitas G Slamet. Hal ini mengharuskan BPBD makin kerja keras.
Ditambah lagi kekeringan yang berdampak pada kurangnya pasokan air bersih di sejumlah pedesaan.
Berikut ini petikan wawancara eksklusif wartawan Tribun Jateng Mamdukh Adi Priyanto dengan Kepala BPBD Jateng Sudaryanto.

Apa fokus pekerjaan BPBD saat ini?
Musim kemarau ini, bencana jadi dua, yakni kekurangan air bersih dan kebakaran. Soal kekeringan, 90 persen wilayah Jateng tidak ada hujan sejak 100 hari terakhir atau 3 bulanan. Kering semua. Sedangkan karhutla di Merbabu dan Slamet. Kami fokus ke dua bencana itu, kebakaran dan kekeringan.
Bisa ceritakan lokasi, luasan serta kerugian karhutla?
Kebakaran di Merbabu dimulai dari Desa Wonolilo Kabupaten Magelang. Kemudian merembet ke arah timur ke Desa Nagrong, Gladaksari, Boyolali. Di titik ini, api yang membakar 436 hektare hutan dan lahan sempat padam pada pekan lalu.
Namun, setelah itu, muncul lagi titik api dan membakar seluas 100 hektare lahan tambahan.
Di wilayah Boyolali, ada 2-3 kilometer instalasi air di atas tanah (tidak dipendam) rusak. Tapi akan diganti kerugiannya pakai dana APBD Boyolali. Di Klaten tepatnya di Balerante juga terjadi karhutla meski tidak luas dan sudah bisa dipadamkan.
Di lereng G Slamet, karhutla di Kaliwadas, Kecamatan Sirampog, Brebes sekitar 11 hektare, lalu merembet ke wilayah Banyumas dan Kabupaten Tegal. Total kebakaran di Slamet mencapai 50 hektare, ditambah wilayah Banyumas 70 hektare.
Bagaimana prioritas penanganan karhutla?
Teman-teman relawan dan dari TNI-Polri serta personel balai taman nasional sudah berupaya memadamkan api dengan peralatan seadanya di lapangan. Mereka juga membuat sekatan atau parit untuk melokalisir api agar tidak meluas. Mereka dikoordinasi. Penanganan di G Slamet dikomandoi Kapolres Tegal

Apa kendala relawan menanggani karhutla?
Di Merbabu, pemadaman sulit karena medan terjal dengan kemiringan 60 derajat dan angin kencang. Karena angin kuat, api bisa melompati sekat buatan dan terjadi titik api baru. Demikian juga di G Slamet, karhutla sudah dilokalisir tapi bisa merembet meluas karena angin kuat.
Kemudian, vegetasi di sana rata-rata tanaman karet yang mengandung terpentin dan memicu api menyala.
Ada sekitar 250 relawan di Tegal dan Brebes, serta 100 orang di Banyumas membantu pemadaman. Jumlah itu kurang lebih sama seperti di Merbabu.
Mereka dibagi shift karena tidak boleh kecapekan dan ada korban baru. Relawan akan turun pukul 17.00 WIB. Karena dilarang berada di lokasi saat malam hari, berbahaya dan bisa saja tersesat.
Kondisi relawan juga harus prima. Ransum dipastikan mencukupi. BPBD provinsi telah mengirimkan logistik berupa makanan, tenda, mi instan, kopi, dan sebagainya untuk kebutuhan relawan.
Dapur umum sudah dikerahkan, namun memang truk dapur umum sulit menuju lokasi karena medan jalan yang sulit dan sempit. Sehingga, pakainya dapur umum portable. Dan harus kerjasama dengan puskesmas terdekat.

Apakah efektif pakai sistem water bombing?
Daerah yang terdampak akan menetapkan status darurat bencana karhutla, terutama Boyolali. Status itu bisa saja diterapkan daerah lain yang terdampak. Status tanggap darurat menunjukkan bahwa pemda fokus menangani karhutla.
Nantinya, water bombing bisa dilakukan. Namun, kami masih mengkaji sumber air atau suplai air didapatkan dari mana. Karena ini berbarengan dengan musim kemarau sehingga harus dilihat debit airnya. Apakah dari Rawa Pening atau Waduk Cengklik, kami akan melihat debitnya. Memang mahal pakai water bombing, 1 jam terbangkan heli biayanya Rp 150 juta.*****

Rektor Undip ; Itu Urusan Masing-Masing.


Semarang. Jawa Tengah.  - Demo mahasiswa berbagai universitas di Kota Semarang tumpah ruah di depan Kantor DPRD Jateng, Semarang, Selasa (24/9/2019), kemarin.
Rektor Undip Prof Yos Johan Utama berpendapat, Undip tak bertanggung jawab terhadap mahasiswa khususnya mahasiswa Undip yang ikut berdemo.

"Itu urusan masing-masing dan tanggung jawab masing-masing," jelasnya.
Menurut Prof Yos, Undip tidak dalam posisi melarang ataupun mendorong mahasiswanya untuk turun ke jalanan berdemo.

"Posisi kami menyampaikan.
Mereka melakukan itu artinya punya tanggung jawab sendiri.
Kalau ada apa-apa tanggung sendiri," tandasnya.
Prof Yos pun melarang mahasiswanya membawa-bawa nama baik Undip dalam demo tersebut.
Ia pun menjelaskan, dari sisi akademik, tidak mengikuti perkuliahan artinya siap mendapatkan sanksi akademik.
"Di kegiatan perkuliahan jelas, tiga kali bolos tanpa keterangan pasti ada sanksinya," imbuhnya.
Disinggung terkait rombongan mahasiswa asal Semarang termasuk mahasiswa Undip yang ditahan di Brebes saat ingin berdemo di Jakarta, Prof. Yos mengaku belum mendapatkan informasi tersebut.
Termasuk apakah akan melakukan koordinasi dengan kepolisian, pihaknya masih mencari informasi pasti.
"Kabar saja belum dapat," singkatnya.
Lebih jauh ia pun mendorong mahasiswa Undip untuk melakukan segala sesuatu terlebih dulu dengan bukti.


Termasuk penolakan RKUHP, menurutnya, para mahasiswa harus memahaminya terlebih dahulu sebelum berkomentar.
"Artinya menolak atau menerima harus secara saintifik. Paham dahulu, baru berpendapat," jelasnya.
Ratusan mahasiswa yang mengatasnamakan Aliansi BEM Semarang Raya tertahan di Mapolres Brebes, Selasa (24/9/2019).
Hal itu karena bus yang dinaiki ratusan mahasiswa tersebut kedapatan tidak dilengkapi surat tanda nomor kendaraan (STNK).
Informasi yang dihimpun Tribun Jateng, ratusan mahasiswa dari BEM Undip dan Unnes Semarang tersebut hendak berangkat ke Jakarta untuk mengikuti aksi demo di depan DPR untuk menyuarakan penolakan RUU KUHP dan Revisi UU KPK.

Ada sekitar 250 mahasiswa dalam rombongan tersebut.
Mereka menaiki lima bus dari PO Makmur Mandiri.
Awalnya mereka hendak melintas melalui pintu tol Brebes Timur sekitar pukul 03.30 WIB.
Namun pintu tol ditutup dan dialihkan jalur pantura.
Kelima bus tersebut kemudian melintas jalur pantura.
Sesampainya di depan Mapolres Brebes, kelima bus diperiksa surat menyurat kendaraannya.
Diketahui, dua bus di antaranya tidak dilengkapi STNK.
Presiden Mahasiswa BEM Unnes, Saiful Mujab mengatakan, upaya para mahasiswa dalam menyuarakan penolakan RUU di Jakarta sebagai bagian dari gerakan nasional, telah digembosi.
Hal itu terlihat dari pencegatan terhadap rombongan Aliansi BEM Semarang Raya di Brebes.
Ia berharap, tidak ada upaya penggembosan yang dilakukan pihak kepolisian kaitannya dengan gerakan mahasiswa, baik di daerah maupun nasional.
Seluruh mahasiswa kemudian melanjutkan perjalanan menggunakan bus lain yang didatangkan dari Semarang.
Mereka meninggalkan Mapolres Brebes sekitar pukul 09.00 WIB.
Kasat Lantas Polres Brebes, AKP M Adimas Purwonegoro membantah ada upaya penggembosan terhadap gerakan mahasiswa dalam menyuarakan penolakan RUU KUHP dan Revisi UU KPK.
Adimas menerangkan, lima bus rombongan mahasiswa yang menuju Jakarta terjaring razia lalu lintas rutin oleh Satlantas Polres Brebes.
Dari lima bus, dua bus di antaranya tidak dilengkapi STNK.
"Kita melakukan operasi gabungan rutin lalu lintas.
Kebetulan yang terjaring rombongan mahasiswa.
Dua bus tidak dilengkapi surat menyurat berupa STNK.
Kita tidak ada target prioritas dari temen-temen mahasiswa, itu tidak ada," kata Adi.****

Demo Ricuh, Fotografer DPRD Jateng Luka Tertimpa Pintu Pagar.


Semarang. Jawa Tengah. . Aksi demo ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi swasta Semarang yang menolak Revisi KUHP dan UU KPK berlangsung ricuh, Selasa (24/9/2019), kemarin.

Pagar besi kantor Gubernur Jawa Tengah yang mempunyai panjang kurang lebih 25 meter  di Jalan Pahlawan ambruk dan menimpa fotografer humas DPRD Teguh Prasetyo. Akibatnya pemuda ini mengalami luka robek dibagian kepala.

"Ini kena besi mas tadi saya di depan," ujar Teguh sambil menutupi luka di kepala.

Para mahasiswa ini merangsek masuk setelah permintaanya bertemu gubernur Ganjar Pranowo dan DPRD Jateng tidak segera dipenuhi. Begitu korlap melakukan hitungan puluhan mahasiswa langsung mendorong pagar dan menimpa beberapa orang.

Selanjutnya Teguh langsung dibawa ke RS Bhayangkara Semarang  dan menjalani rawat jalan. Dari luka tersebut Teguh mengalami luka dan harus dijahit 5 cm dan langsung diperbolehkan pulang.****

Tembok Nama SDN Pakintelen 01 Gunung Pati Semarang Runtuh Makan Korban , Ada Apa ?


Semarang. Jawa Tengah. - Dua bocah laki-laki warga Kelurahan Pakintelan, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah, menjadi korban runtuhnya tembok nama SDN Pakintelan 01, Selasa
Masing-masing siswa itu bernama Mohamad Rehan Ditya Pratama (10) dan Ridlo Adytia Saputra (10), baru-baru ini.
Rehan meninggal dalam perjalanan ke RSUD Ungaran.
Adapun Ridlo kritis, masih mengalami perawatan intensif karena luka berat di kepala, kaki, dan punggung.

Tembok yang runtuh memiliki tinggi 2,5 meter, lebar sekitar 7 meter.
Seorang warga yang turut mengevakuasi korban, Imam Daan Mubarok (35), menjelaskan musibah yang menelan korban jiwa ini terjadi pukul 13.00 WIB.
"Runtuh waktu istirahat (sekolah) setelah sholat dzuhur.
Dua anak ini habis sholat terus jajan, kemudian main-main di sekitar situ.
Keduanya diperkirakan duduk di depan tembok.
Tiba-tiba ada suara letusan kencang sehingga saya lari ke luar rumah," jelasnya.

Rumah Imam tepat berada di seberang sekolah.
Dia pun melihat kedua bocah itu dalam posisi tergeletak di bawah reruntuhan tembok.
Keduanya langsung dievakuasi oleh Imam dan tiga warga lain.
Masing-masing mengalami luka di kepala, kaki, dan punggung.
Korban dilarikan menggunakan mobil ke RSUD Ungaran oleh warga yang didampingi petugas Polsek Gunungpati.
"Yang satu (Rehan) dalam perjalanan meninggal, terus yang satu lagi (Ridla) kritis," lanjutnya.
Tembok ini diperkirakan berusia satu tahun.
Imam menduga, robohnya tembok nama ini disebabkan kontruksi bagian bawah yang jelek.
"Jadi kondisi tembok kalau dilihat masih bagus karena baru satu tahunan (usianya). Tetapi kurang baik karena tidak pakai cakar ayam," jelas Imam.

Jasad Rehan dimakamkan selepas sholat maghrib.
Adapun Ridlo sudah dipindahkan ke RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Semarang atau RS Klipang guna perawatan lebih lanjut.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Gunawan Saptogiri, turut melayat ke rumah duka di Pakintelan.

Dia bersama rombongan takziah selepas waktu ashar.
Gunawan menyampaikan perasaan duka cita.
Menurutnya, keluarga besar Disdik merasa sangat kehilangan atas musibah yang menyebabkan 1 siswa meninggal tersebut.
Ia menambahkan, kejadian ini murni sebuah musibah.
Instansinya sudah membicarakan secara kekeluargaan dan menyiapkan tali asih bagi keluarga korban.
"Dinas Pendidikan merasa kehilangan.
Adapun bagi yang kritis semoga cepat pulih.
Mudah-mudahan tidak terjadi lagi di seluruh lembaga pendidikan di Semarang," harap Gunawan.****

Tuesday 24 September 2019

Mahasiswa Semarang Panjat Gerbang Gubenuran Jateng Untuk Berorasi,



 Semarang.Jawa Tengah.  - Ribuan mahasiswa perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Perguruan Tinggi se-Kota Semarang dan sekitaranya tumpah di depan kantor DPRD Jawa Tengah, Selasa (24/9/2019) siang.
Memakai jas kebesaran masing-masing perguruan tinggi, mereka menyuarakan beberapa tuntutan dengan dipimpin seorang koordinator aksi disertai ratusan poster yang bertuliskan berbagai tuntutan.
Sepanjang Jalan Pahlawan Kota Semarang pun dipadati massa.
Tak puas berorasi di atas armada mobil, puluhan mahasiswa nekat menaiki pintu gerbang utama Kantor DPRD Jateng di wiyalah Gubernuran Jawa Tengah.

Perwakilan orasi dari Mahasiswa Universitas Negeri Semarang, Erlina (22) menyampaikan selain dari mahasiswa, para massa juga terdiri dari berbagai aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Kota Semarang.
"Kami bersama di sini untuk menyuarakan apa yang menurut kami tidak adil," jelas Erlin.
Sejak pukul 09.00 WIB, massa terlihat semakin bertambah memadati Jalan Pahlawan.
Mereka membawa pocong-pocongan, keranda jenazah, dan spanduk.
Koordinator Aksi dari Aliansi Semarang Raya, Cornelius Gea mengatakan, "aksi rakyat turun ke jalan lawan oliharki koruptor reformasi" sebagai bentuk seruan kepada DPR dan juga pemerintahan Indonesia.

Mereka menyuarakan 7 tuntutan yakni agar DPR RI membatalkan draft RKUHP, RUU Ketenagakerjaan, RUU Pertanahan, RUU Pemasyarakatan dan juga mengesahkan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual, RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga, dan RUU Masyarakat Adat.
Menuntut Presiden untuk mengeluarkan Perppu Pencabutan UU KPK dan UU Sumber Daya Air, menuntut Presiden untuk memberikan sanksi tegas kepada korporasi pembakar hutan, menuntut Kepolisian RI untuk membebaskan dan menghentikan kriminalisasi aktivis Papua, pejuang HAM dan bertanggung jawab atas pemulihan nama baik setiap aktivis dan menghentikan segala intimidasi terhadap masyarakat Papua.
Menuntut Pemerintah untuk menjamin terlaksananya pemberian jasa layanan kesehatan BPJS yang baik dengan skema pembiayaan yang ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah sebagai lembaga yang berkewajiban untuk memenuhi hak atas kesehatan kepada seluruh rakyat Indonesia.
Menuntut Pemerintah untuk mengusut tuntas kasus-kasus pelanggaran HAM masa lalu dan masa kini.

Serta menuntut pemerintah untuk mewujudkan pendidikan yang demokratis, gratis dan transparan dalam keuangannnya, menghentikan komersialisasi pendidikan yang mengakibatkan akses pendidikan semakin sulit diperoleh oleh seluruh rakyat Indonesia, meningkatkan kesejahteraan guru honorer dan mengangkat guru honorer golongan K2 menjadi PNS dan atau PPPK, dan memoratorium kebijakan PPG bagi lulusan LPTK.
"Menurut kami satu-satunya cara ya aksi turun ke jalan, menuntut Presiden Joko Widodo bertanggungjawab.
Kalau misal (nanti) presiden tidak merespon, tidak menutup kemungkinan massa akan ke Jakarta secara serentak. Hari ini sebagian massa sudah bergerak ke Jakarta ikut serta menyuarakan tuntutan," pungkasnya.****

Makin Nekat, Lampu Jalan Hilang Sudah Diganti, Tapi Raib lagi Ada Apa ?


Semarang. Jawa Tengah.- Lampu yang berada di Jalan Wonosari Raya, Ngaliyan, Kota Semarang, tepatnya di jalan kecil sebelah Gerbang Tol Kalikangkung, kembali raib.
Sebelumnya diberitakan bahwa sebanyak 15 lampu yang terpasang di masing-masing tiang di jalan sepanjang itu ditemukan hilang baru-baru ini.
Tiang-tiangnya pun juga dirusak, bagian atasnya tampak seperti dibengkokkan ke bawah.
Pihak Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang pun kemudian memperbaiki tiang itu dan memasang kembali lampu-lampu baru.

Tak disangka, pada keesokaan harinya salah satu petugas mereka menemukan ada lampu yang hilang lagi.
“Saya mendapat laporan dari petugas kami bahwa ada lampu yang dicuri lagi saat dicek keesokan harinya,” ungkap Kepala Disperkim Kota Semarang Ali.

Meskipun hanya satu lampu yang hilang, namun Ali sangat menyayangkan kesadaran masyarakat sekitar yang tidak menjaga dan merawat fasilitas umum hingga bisa dicuri oleh oknum tidak bertanggung jawab.
“Coba, sudah diperbaiki kurang satu dalam penyelesaian tapi sudah dicuri lagi satu. Gimana kalau seperti ini? Kesadaran masyarakat kurang,” lanjutnya.
Menurut ia, suatu hal yang percuma jika pihaknya mencoba memasang alat pengamanan seperti teralis dan sejenisnya.
“Kalau pihak masyarakat berpikir bahwa barang itu sama saja milik kita pasti tidak dirusak. Bisa ada penerangan jalan umum itu kan juga hasil pembayaran pajak kita sendiri ya,” pungkasnya.
Sebagai informasi, jalan tersebut diketahui jarang dilewati pengendara sepeda motor.
Namun, bagi sejumlah warga, jalan tersebut merupakan akses penting yang menghubungkan wilayah Wonosari dengan Bringin.
Di sana tidak ada permukiman, hanya hutan dan tanaman yang berada di tepi jalan sepanjang sekitar 1,5 kilometer itu. Sampai saat ini pencuri lampu tersebut belum tertangkap oleh Polisi.*****

Defisit BPJS Kesehatan Bikin RSUD di Jateng Kelimpungan.


Semarang. Jawa Tengah. -- Sejumlah RSUD dan beberapa rumah sakit swasta mitra BPJS Kesehatan di Jawa Tengah mengalami kelimpungan terkait keuangan.
Kondisi itu dipicu oleh klaim terhadap BPJS Kesehatan bernilai miliaran rupiah belum dibayar. Bahkan tunggakan piutang itu lebih dari 3 bulan.
Kondisi krisis keuangan dialami RS di Jepara, Kudus, Grobogan, Temanggung, Karanganyar dan bahkan RSUD di Kota Semarang pun mengalaminya.
Dan banyak rumah sakit di Indonesia terdampak defisitnya BPJS Kesehatan yang mencapai sekitar Rp 28,5 triliun tahun ini.

RSUD KRMT Wongsonegoro atau dulu sering disebut RS Ketileng juga terdampak kondisi keuangan BPJS Kesehatan.
Akibatnya, rumah sakit yang dikelola oleh Pemkot Semarang ini harus menunda beberapa pembayaran ke perusahaan obat yang menyuplainya. Bahkan pembayaran untuk jasa pelayanan dokter juga harus tertunda.
Direktur RSUD KRMT Wongsonegoro, Susi Herawati saat ditemui Tribun Jateng di kantornya, mengatakan, sejak akhir tahun 2018 hingga Juli 2019, BPJS memiliki tunggakan kepada rumah sakit senilai Rp 52 miliar.
"Tapi alhamdulillah, belum lama ini sudah cair Rp 12 miliar. Jadi masih kurang Rp 40 miliar. Tapi yang Agustus kemarin belum dihitung. Setidaknya lumayan untuk membayar dokter dan obat yang sudah nunggak," tutur Susi Herawati.

Terlambatnya pembayaran dari BPJS ke pihak rumah sakit juga berdampak domino terhadap operasional dan pembayaran kepada kontraktor.
"Karena kebetulan kami sedang ada pembangunan, jadi uang yang seharusnya untuk bayar kontraktor sementara dialihkan untuk pelayanan kesehatan.
Ini sebagai bentuk pengoptimalan pelayanan rumah sakit kepada pasien walaupun sedang ada masalah keuangan dengan BPJS," tambah Susi.
Atas kondisi itu akhirnya pihak RSUD mengajukan pinjaman ke perbankan BUMN.
Hingga saat ini prosesnya sudah sampai pembahasan peraturan walikota dan sedang dikonsultasikan dengan Kemendagri.

"Iya sedang kami konsultasikan. Karena tidak ada aturan mengenai dana talangan. Pak Wal ikota Semarang sudah menyetujui permintaan kami untuk mencari pinjaman di bank BUMN," ungkapnya.
Sebelum melangkah ke sana, Susi bersama jajaran lainnya akan memilih bank BUMN mana yang bisa memberikan bunga paling rendah.
"Ini jadi dilema bagi kami karena harus berhutang untuk menutup tunggakan yang semestinya sudah dibayarkan oleh BPJS. Apa yang kami lakukan juga sebenarnya sudah dilakukan oleh rumah sakit lain," ujar Susi baru-baru ini.

Beruntung, RSUD KRMT Wongsonegoro tak hanya mengandalkan pemasukan dari BPJS Kesehatan saja. Tetapi juga dari layanan kesehatan lainnya.
"Selain melayani pasien ber-BPJS, kami juga ada layanan pasien dari asuransi swasta. Ada pula layanan beauty care, baby spa, maupun pasien umum yang cukup lumayan.
Diklat dari rumah sakit lain juga jadi sumber pemasukan lainnya. Paling tidak seminggu sekali selalu ada," bebernya.
Kerap kali Susi harus meyakinkan pegawai yang bekerja di RSUD KRMT Wongsonegoro untuk tetap bekerja semaksimal mungkin, walaupun pembayaran jasa layanannya tertunda.
"Mereka tetap dapat gaji. Tapi ada beberapa yang memiliki cicilan dan harus segera melunasinya. Kalau uang yang diharapkan tidak keluar, tentu akan memberatkan mereka.
Tapi terus saya yakinkan karena BPJS merupakan asuransi yang sangat terjamin, karena langsung di bawah Presiden. Walaupun saat ini sedang defisit," jelas dia.
Rencana kenaikan iuran BPJS yang akan segera disahkan oleh pemerintah, dirasa Susi bisa meringankan beban desifit anggaran asuransi plat merah tersebut.
"Kenaikan iuran BPJS bisa menjadi solusi jika terus-terusan mengalami defisit. Indonesia dikenal sebagai negara yang memberikan asuransi kesehatan termurah dan terbaik kepada masyarakat.***

Bus Kena Tilang Rombongan Mahasiswa Undip dan Unnes Tertahan 6 Jam di Polres Brebes.



 Tegal. Jawa Tengah.  - Ratusan mahasiswa asal Universitas Diponegoro (Undip) dan Universitas Negeri Semarang (Unnes), Jawa Tengah, tertahan selama 6 jam di Brebes, Jawa Tengah, Selasa (24/9/2019).
Ratusan mahasiswa tersebut rencananya akan mengikuti aksi damai dan unjuk rasa di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta.
Informasi yang diterima  mereka berangkat dari Semarang, pada Senin (23/9/2019), sekitar pukul 23.00 WIB.
Mahasiswa menumpang lima bus pariwisata.
Namun, di tengah perjalanan, bus yang mereka tumpangi dihentikan oleh polisi dari Polres Brebes, pada Selasa (24/9/2019) dini hari, atau sekitar pukul 03.30 WIB.
Tidak lengkapnya surat-surat kendaraan satu dari lima bus itu menjadi alasan polisi membawa rombongan mahasiswa ke depan Mapolres Brebes.

Menurut salah satu mahasiswa Mahendra, saat melintasi Tol Pejagan-Pemalang, pada sekitar pukul 03.30 WIB dini hari, bus dihentikan anggota Satuan Lalu Lintas Polres Brebes untuk pemeriksaan surat-surat kendaraan.
Satu dari lima sopir bus tidak bisa menunjukan surat kendaraan yang lengkap.
"250 mahasiswa pakai 5 bus. Tujuanya mau ke Senayan, gelar aksi damai. Dihentikan sementara karena satu bus surat tidak lengkap. Kita menunggu bus penggantinya," kata Mahendra, saat ditemui di lokasi.
Mahendra didampingi mahasiswi Iza mengatakan, tujuan ke Jakarta untuk melakulan aksi damai demo, bergabung dengan mahasiswa lain dari berbagai daerah.
"Mau menyampaikan aksi menyuarakan keprihatinan kita atas kondisi negara ini. Ini bentuk komitmen kita bersama terkait revisi UU KPK, KUHP, kejadian karhutla, dan lainnya," kata dia.
Sementara itu, bus pengganti yang datang selanjutnya membawa rombongan untuk kembali melanjutkan perjalanan ke Jakarta.
Rombongan berangkat dari depan Mapolres Brebes sekitar pukul 09.00 WIB.
Sementara itu, Kepala Satlantas Polres Brebes AKP M Adimas belum memberikan keterangan terkait rombongan mahasiswa yang tertahan.
Sementara itu, beberapa bus yang surat-surat kendaraanya tidak lengkap, hingga berita ini dibuat, masih tertahan di depan Mapolres Brebes.****

Tuesday 17 September 2019

Kejati Jateng Periksa Mantan Ketua DPRD Jateng Rukma Setyabudi.



Semarang. Jawa Tengah. -Tim anggaran eksekutif dan legislatif Provinsi Jawa Tengah tidak hadir memenuhi undangan pemeriksaan saksi oleh Kejati Tengah terkait dugaan penyelewengan dana bantuan provinsi tahun 2018.
"Tadi yang hadir ketua DPRD provinsi Jateng selaku ketua Badan Anggaran (Banggar) Rukma Setyabudi," tutur Asisten Pidana Khusus (Aspidsus) Kejati Jateng, I Ketut Sumedana , baru-baru ini.
Ketut menuturkan pemeriksaan dilakukan selama empat jam dari pukul 10.00 hingga 14.00.
Ada 25 pertanyaan yang ditanyakan kepada mantan ketua DPRD Provinsi Jateng diantaranya terkait prosedur, dan pengusulan Bantuan Pronvinsi sampai ke kabupaten-kabuapaten.

"Menurutnya yang paling berwenang menentukan setiap item adalah komisi terkait badan anggaran. Nanti akan kami pangil lagi," jelasnya.
Terkait bantuan dugaan penyelewengan banprov di Kabupaten Kendal, dan Pekalongan, pihaknya masih akan mengembangkan.
Dirinya akan memanggil dinas-dinas terkait.
"Nanti kami panggil kepala dinasnya,"tutur dia.
Selain kepala dinas, Ketut juga akan memanggil Bupati di kedua kabupaten tersebut.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah kedua Bupati itu perrnah mengajukan dana banprov atau tidak.

"Selain itu menanyakan bagaimana pendistribusiannya apakah daerah provinsi mendistribukan kedaerah-daerah. Selain itu aakah bantuan itu sesuai dengan daerah-daerah atau tidak," tutur dia.
Ketut mengatakan akan mengembangkan daerah lainnya, selain Kabupaten Kendal dan Pekalongan. Namun pihaknya enggan memberberkan ada berapa daerah lagi menjadi bidikannya.
Namun hingga berita ini diturunkan Mantan ketua DPRD Jateng Rukma Setyabudi belum memberikan tanggapan terkait pemeriksaan tersebut.****

Bisakah Pemkab Demak Selesaikan Persoalan Kekeringan.


Demak. Jawa Tengah.  - Musim kemarau tahun ini mengakibatkan sejumlah wilayah di Kabupaten Demak mengalami kekeringan. Kemarau juga mengakibatkan sejumlah desa mengalami krisis air bersih.
Merespon kondisi krisis air bersih yang terjadi di Kota Wali, anggota DPRD Demak dari Fraksi  PDI Perjuangan, Tatik Soelistijani memberikan bantuan air bersih di Desa Merak dan Desa  Baleromo Kecamatan Dempet, baru-baru ini.
Ribuan jiwa di dua desa tersebut masih mengalami kekurangan air bersih sejak beberapa bulan terakhir ini.
"Semoga bantuan air bersih ini bermanfaat untuk warga," katanya.

Tatik mengaku akan terus memperjuangkan aspirasi warga terkait kekeringan yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Demak, termasuk di Desa Merak dan Desa Baleromo Kecamatan Dempet.
"Kami akan berjuang membawa aspirasi warga. Tentunya kami juga  berharap Pemkab Demak segera menyelesaikan persoalan kekeringan, sehingga krisis air bersih tahunan ini bisa teratasi," ujar Tatik.
Sementara itu, salah seorang warga Desa Baleromo, Rohmat (53) mengaku bersyukur dengan adanya bantuan air bersih itu, sehingga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih beberapa hari ke depan.
"Alhamdulillah, senang rasanya. Terimakasih sudah dibantu air bersih Bu DPR cantik," katanya.****

Monday 16 September 2019

Polda Jateng Berikan Talih Asih Berupa Semboko ke Warga Terdampak Ledakan di Mako Brimob.



Semarang. Jawa Tengah.  - Kepolisian Daerah Jawa Tengah (Polda Jateng) dalam hal ini dipimpin Karo Logistik Polda Jateng Kombes Pol M Zari atas arahan Kapolda Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel memberikan sejumlah bantuan tali asih berupa paket sembako kepada 44 warga Rt 05 maupun Rt 06 Rw 02 Kelurahan Srondol Wetan, Banyumanik, Kota Semarang.
Paket diberikan pada hari ketiga pasca ledakan, baru-baru ini dengan dibantu puluhan anggota termasuk beberapa polwan.
Satu paket sembako yang berisi 18 item termasuk beras, gula, kopi, minyak goreng dan beberapa item lain senilai Rp 500 ribu.
Kombes Pol M Zari menuturkan, bantuan tersebut pada prinsipnya diberikan kepada 44 warga terdampak di samping juga melakukan perbaikan atas beberapa bagian rumah yang rusak.

Namun, dirinya belum bisa menyebutkan total anggaran yang sudah dikeluarkan maupun anggaran yang disediakan guna memperbaiki kerusakan yang ada.
"Semua ini kita datakan. Secara pasti (anggaran) belum. Kita fokus ke perbaikan ssudah 3 hari mulai dari atap rusak, ternit dan kaca. Hari ini atas arahan pimpinan Kapolda memberikan tali asih isi sembako kepada warga yang terdampak," terangnya.

Sementara itu, dari total perbakan hingga hari ketiga, pihaknya mendapat laporan sekiranya 28 rumah dari 44 yang terdata sudah rampung. Artinya 60 persen pekerjaan sudah terealisasi.
Ia juga memastikan dengan menerjunkan 30 pekerja, semua atap rumah hingga hari ketiga malam sudah berhasil diselesaikan.
"Prinsip malam ini (red) atap harus tertutup semua karena sempat hujan juga. Sejauh ini saya monitor belum ada perkembangan (tambahan kerusakan) kalaupun ada tetap ditindak lanjuti," lanjutnya.
Ditambahkan, pihaknya juga telah menyiapkn sejumlah persiapan untuk perbaikan di dalam asrama yang terdampak. Beberapa kendaraan personal brimob baik bus, truk, maupun kendaraan lain yang terdampak pun sedang diinfentarisasi.
"Setelah clear perbaikan di warga baru kita lanjutkan perbaikan asrama, termasuk kendaraan yang rusak.
Soal ada korban lain kita belum bisa pastikan. Infonya warga Rt 06 atas nama pak Abdurrohmadin sudah sepuh 50 an ke atas sedang dirawat. Apakah kena serpihan kaca atau bagaimana nanti kita akan cek dulu," jelasnya.

Seorang warga Rt 06 Astuti, menyampaikan ucapapan terimakasih kepada pihak kepolisian yang sudah merealisasikan perbaikan dan juga bantuan dengan cepat.
Namun ia berharap kasus tersebut segera ditangani dan dirampungkan agar tidak menjadikan kecemasan warga yang berlarut.
"Sangat berterimakasih dengan upaya kepolisian atas terealisasinya dalam perbaikan kerusakan yang terdampak. Untuk kelanjutannya mohon lebih diperhatikan lagi agar tidak terjadi hal-hal yang sama.
Kami berharap segera diselesaikan agar semuanya kembali aman. Warga tidak gelisah lagi. Bagi yang mengungsi juga dijelaskan kemanannya biar tidak was was lagi.
Ini menunggu informasi dengarnya ada senjata yang belum dikeluarkan," pungkasnya. *****

PT KAI Luncurkan Angkutan Menuju Pati Dari Stasiun Tawang Dan Poncol.



Semarang. (BN News ) -
Para penumpang kereta api yang hendak menuju kota Demak, Kudus dan Pati tidak perlu bingung mencari angkutan terusan setelah turun di Stasiun Tawang ataupun Poncol.

PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi (DAOP) 4 Semarang meluncurkan angkutan terusan dengan rute Stasiun Semarang Tawang/ Semarang Poncol menuju ke tiga daerah itu.

"Layanan ini merupakan upaya memberikan pelayanan dan kemudahan  akses transportasi bagi masyarakat di  sekitar kota Demak, Kudus, Pati yang  menggunakan jasa kereta api," kata EVP PT Kereta Api Indonesia Daop 4, Mohamad Nurul Huda Dwi Santoso di stasiun Tawang, baru-baru ini.

Layanan tersebut, lanjutnya, juga untuk mendukung program Pemkot Semarang dan Pemprov Jateng dalam pengembangan sektor pariwisata di kawasan Kota Tua Semarang dan sekitarnya.

Ia mengatakan, PT Kereta Api Pariwisata yang ditunjuk mengelola Layanan Angkutan Terusan.

Harga tiket angkutan terusan itu, yaitu Rp60,000 dan sudah termasuk Asuransi Jasa Raharja.

Kapasitas tempat duduk sebanyak 12 tempat duduk di setiap kendaraannya," tambahnya.

Kendaraan yang digunakan adalah Isuzu Elf yang sudah dilengkapi dengan reclining seat, full AC, Entertainment kit (LCD TV dan sound system) dan USB charger yang tersedia di setiap kursi.

Pihaknya menjamin kebersihan kendaraan dan keramahan sopir angkutan terusan tersebut.

Adapun waktu tempuh dari Semarang ke Pati adalah 3 jam hingga 3,5 jam.

Dalam sehari Angkutan Terusan melayani lima kali perjalanan (PP).

Jadwal perjalanan pertama dari Stasiun Poncol dimulai pada jam 02:15 WIB dan jadwal perjalanan terakhir pada jam 20:10 WIB.

Bagi kami, mengelola Angkutan Terusan memberikan kesempatan kepada kami untuk terus berinovasi dan berupaya memberikan pelayanan yang terbaik kepada para pelanggan setia kereta api,” kata Parevin Marhaennianto, GM Transport, PT. Kereta Api Pariwisata.

Untuk pemesanan tiket Angkutan Terusan KAI DAOP 4 Semarang dengan rute Stasiun Semarang Tawang/ Stasiun Semarang Poncol hingga Kota Pati ke depannya dapat dipesan melalui aplikasi KAI Access.

Tiket yang sudah dipesan tidak dapat dibatalkan, namun dapat dijadwal ulang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.****

Sunday 15 September 2019

Tim Penjinak Bom Periksa Lokasi Ledakan Gudang Bahan Peledak di Mako Brimob.



Semarang. Jawa Tengah. - Pemeriksaan lokasi ledakan di gudang penyimpanan bahan peledak dan bom militer temuan masyarakat di Mako Satbrimob Srondol, Semarang, saat ini masih dilakukan oleh tim penjinak bom (jibom) dari Polri dan Polda Jateng.
"Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan lokasi sudah aman agar bisa segera dilakukan olah TKP oleh penyidik, laboratorium forensik, dan inafis untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya ledakan," ujar Kapolda Jateng Irjen Rycko Amelza Dahniel di Mako Satbrimob Semarang, Sabtu (14/9/2019).

Maka dari itu, tim olah TKP saat ini belum bisa masuk ke lokasi karena tim jibom masih melakukan evakuasi bahan peledak untuk memastikan keamanan di dalamnya.
"Beberapa bahan peledak sudah berhasil diamankan oleh tim jibom. Namun, masih ada beberapa yang masih tertimbun reruntuhan tembok dan kerangka-kerangka dari atap rumah, dan masih berpotensi meledak," jelasnya.
Rycko mengatakan, pemeriksaan ini memerlukan waktu yang lama. Kendati demikian, pihaknya tidak mau terburu-buru melakukan proses evakuasi tersebut.

"Yang penting saat ini memastikan lokasi sudah aman agar tidak ada lagi ledakan susulan supaya tidak lagi meresahkan dan membahayakan masyarakat sekitar," ungkapnya.
Rycko menjelaskan bahan peledak yang ditemukan berjumlah 40, dan kini telah terkumpul sudah lebih dari separuh yang sebagian besar adalah granat sisa perang dunia.
Selain itu itu ditemukan pula ranjau darat.
"Ya, sudah tidak banyak, tinggal yang besar-besar aja. Nanti akan dievakuasi ke dalam bom basket. Meski beresiko bahan peledak tersebut untuk sementara ini akan disimpan di tempat yang paling aman di Mako Satbrimob Srondol," kata Ryco.
Sementara itu, Komandan Korps Brimob Polri Irjen Pol Anang Revandoko menambahkan, saat ini tim Jibom masih melakukan proses pengamanan.
"Tim Jibom masih bekerja melakukan pengamanan nanti setelah selesai akan dilakukan disposal untuk bahan peledak," katanya.****

Habibie Sosok Negarawan Yang Demokratis.

Melihat foto dan video Presiden  Ketiga RI BJ Habibie selalu ceria dan senyum  tampak gigi. Meski saat pidato, berbicara dengan pejabat dalam negeri maupun luar negeri atau bahkan dengan rakyat jelita. BJ Habibie selalu senyum ceria tulus tidak dibuat-buat. Saking tulus dan seringnya ceria, BJ Habibie tetap senyum  meski sedang berpikir keras.

Ibaratnya hari ini berfikir untuk masa depan  Indonesia puluhan tahun yang akan datang. Almarhum berpikir dan bekerja membangun masa depan Indonesia 50 hingga 100 tahun ke depan untuk Indonesia, agar lepas landas menjadi Indonesia maju, begitu kata Presiden Jokowi.

Pria cerdas yang romantis , pintar, visioner, ramah, tangguh, nasionalisme tinggi, setia dan mesra kepada sang Isteri Hasri Ainun Habibie, dekat dengan keluarga, sabar, dan kebapakan. Dan masih banyak lagi sifat-sifat baik yang pantas disematkan kepada Negarawan sekaligus Visioner.

Orang Indonesia dan dunia juga tahu bahwa Habibie  lah yang membuat pesawat terbang  melalui PT Industri Pesawat Terbang Nasional ( IPTN ) yang dirintisnya. Satu diantaranya karya Habibie adalah pesawat Gatotkaca N-250. Itu sudah menunjukkan bahwa Indonesia bisa bersaing negara maju.

Romantis ? pasti itu. Ilham Akbar Habibie, putra sulung BJ Habibie, menyebut sang ayah adalah sosok yang penuh cinta. Tak hanya cinta antara suami dan isteri tapi juga cinta kepada sanak saudara, kepada bangsa, dan cinta yang seluas-luasnya.
Habibie rajin puasa Senin Kamis. Dan itu bertahun-tahun diamalkan secara kontinyu atau istiqamah, Rajin shalat dan baca doa.

Bahkan menurut Ilham Habibie, ayahnya rutin baca tahlil dan kirim doa untuk isteri tercinta yang telah wafat tahun 2010. Hampir tiap malam Habibie mendoakan dengan penuh cinta. Ilham mengatakan, dimakamkan berdampingan adalah suatu yang didambakan  BJ Habibie sejak Ibu Ainum wafat. Tiap hari Jumat Habibie ziarah makam isteri untuk berdoa. Begitu setia bapak dengan ibu, insyallah mereka untuk selamanya bersama berdua di sisi Allah SWT, di surga, di akhirat, di alam baka.......******

Saturday 14 September 2019

Gudang Bom Brimob Terbakar ; Kapolda Jateng Terdeksi Ada 40 Jenis Bahan Peledak.



Semarang. Jawa Tengah. - Perkembangan terbaru penanganan terbakarnya gudang penyimpanan bahan peledak (bom) di Mako Brimob Srondol Banyumanik, Kota Semarang masih terkendala proses pengamanan.
Tim gegana berupaya mengamankan gudang tersebut dengan cara mencari dan menemukan sisa bahan peledak yang tersisa.
Hal tersebut dilaksanakan dengan penuh kehati-hatian sebelum semuanya dinyatakan aman dan dilanjutkan olah TKP dari tim pennyelidik, laboratorium forensik, dan juga Inafis Polda Jawa Tengah.
Disampaikan Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel, terdeteksi ada 40 jenis bahan peledak terdiri dari granat, ranjau darat, dan sisanya mortir.

Kapolda Jateng Irjen Pol Rycko Amleza Dahnil
Separo lebih dari jumlah tersebut sudah berhasil diamankan dengan menyisakan beberapa bahan peledak yang masih tertimbun reruntuhan bangunan.
"Separo lebih mayoritas granat sudah diamankan, namun belum semuanya.
Tentunya ini butuh proses.
Kenapa masih belum bisa olah TKP karena bisa jadi masih dimungkinkan terjadi ledakan lagi, soalnya bahan peledak," tutur Kapolda, Sabtu (14/9/2019), kemarin.
Meski begitu, pihaknya telah mengijinkan para warga untuk kembali ke rumah masing-masing.
Dirinya menjamin keamanan warga setempat sayogyanya terjadi ledakan lagi serpihan yang dihasilkan tidak sampai ke warga.
Ditambahkan Kapolda, hasil dari pendataan yang dilakukan anggotanya hingga petang hari sejumlah 44 rumah warga mengalami kerusakan baik pada kaca, plafon, maupun genteng.
Hal tersebut sesegera mungkin dilakukan proses pembersiahan dan perbaikan sebagai bentuk tanggungjawab kepolisian.
"Kita lihat perkembangannya," harap Kapolda.****

Warga Sekitar Markas Brimob Membersihkan Pecahan Kaca Maupun Plafon Paska Ledakan.



Semarang. Jawa Tengah, - Kondisi pemukiman berbatasan langsung dengan gudang bahan peledak markas Satuan Brimob Polda Jateng sangat memprihatikan setelah terjadi ledakan, Sabtu (14/9/2019).
Pemukiman tersebut terletak di Gang Mangga RT 05 RW 02 Kelurahan Srondol Wetan Kecamatan Banyumanik.
Pemukiman tersebut hanya dipisahkan sungai kecil dan kawat berduri di kedua wilayah tersebut.
Pengamanan di wilayah tersebut sangat ketat.

Terlihat sejumlah pasukan Brimob bersenjata lengkap berjaga di area teritori.
Awak media yang akan mengambil gambar pun dihalau petugas. Bahkan wartawan diminta menghapus foto yang diambil di Tempat Kejadian Perkara (TKP).
"Anda dari mana jangan ambil dokumentasi apapun. Nanti ada waktunya sendiri," ujar petugas kepada para awak media.

Kondisi pemukiman yang berada di dekat perbatasan tersebut rata-rata rusak dibagian kaca dan genteng rumah.
Terlihat sejumlah warga membersihkan serpihan-serpihan kaca maupun plafon setelah kondisi kondusif.
Yakobus Supriono (59) satu diantaranya, yang bisa dikatakan rumahnya berbatasan langsung dengan gudang amunisi Brimob.
Plafon rumahnya hampir semuanya hancur.
"Ledakan amunisi tersebut menyebabkan sejumlah kerugian diantaranya atap putus, dan plafon ambruk semua, bahkan kasur pun ikut rusak," jelasnya
Saat ledakan hanya istri dan anaknya saja yabg berada di rumah. Keluarganya berlarian keluar rumah ketika mendengar ledakan.
" Saat itu saya lagi kerja. Saya tidak tahu bagaimana kronologinya. Yang tahu istri saya," tutur dia.
Warga lainnya, Ivan yang rumahnya mengalami kerusakan cukup berat.
Dimana kaca jendela, genting rumahnya pecah saat terjadi ledakan.
" Yang rusak bagian depan, kamar dan bagian belakang," jelasnya.
Dirinya menyebut suara ledakan sering terdengar disaat Brimob menjalani latihan.
Namun ledakan yang didengar terbilang sangat keras dan menyebabkan kerusakan pada rumah warga.
"Biasanya ada ledakan tapi saat latihan. Tapi tidak separah tadi pagi,"tuturnya.
Namum hingga berita ini diturunkan belum diketahui berapa jumlah rumah yang terkena dampak ledakan.
Belum ada statmen resmi prihal jumlah kerusakan rumah warga.*****

Ledakan di Mako Brimob Semarang, Kapolda Jateng ; Satu Anggauta Brimob Terluka.



Semarang. Jawa Tengah. - Gudang berisi barang-barang bukti temuan masyarakat berupa bahan peledak di Mako Brimbob, Polda Jawa Tengah, Srondol, Semarang, Jawa Tengah, meledak pada hari Sabtu (14/9/2019) pagi, 07.00 WIB.
Kapolda Jawa Tengah Irjen Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel mengatakan, akibat ledakan di Mako Brimob itu satu anggota Brimob terluka. Sementara itu, polisi masih mendalami penyebab ledakan tersebut.

"Memang betul jam 7 ada ledakan gudang penyimpanan barang bukti yaitu bahan-bahan peledak. Ledakan ini masih diselediki penyebabnya," katanya.
Sementara itu, Rico menambahkan, satu anggota Brimob terluka dan sudah dievakuasi.

Belum ada laporan warga masyarakat yang terluka.
"Kami sampaikan ledakan ini tidak ada warga yang terluka karena gudang ini berada di dalam komplek brimob dan terpisah dan berisi barang-barang temuan masyarakat," kata Kapolda Jawa Tengah.
Senjata Perang
Kapolda Jawa Tengah Irjen Rycko Amelza Dahniel membenarkan bahwa ledakan terjadi di Mako Brimob, Srondol, Semarang, Jawa Tengah pada Sabtu (14/9/2019).
Menurut Rycko, ledakan terjadi pada pukul 07.00 WIB. Sumber ledakan berasal dari gudang penyimpanan barang atau temuan yang diserahkan oleh masyarakat.
Di dalamnya juga terdapat bahan peledak atau bahan bom yang ditemukan warga dan berasal dari masa perang.
"Bahan peledak maupun bom yang ditemukan sebagian besar dari sisa-sisa perang," ucap Rycko.
Dikira Mercon, Warga Diminta Menjauh
Gudang penyimpanan senjata di Asrama Brimob Srondol Banyumanik yang meledak sekitar pukul 07.30 WIB Sabtu (14/9/2019) masih berlanjut.
Warga yang berada di sekitar lokasi asrama pun panik dan berhamburan ke luar rumah.
Para warga Gang Mangga Srondol Wetan Banyumanik pun keluar lokasi perumahan dan menunggu ke Jalan Raya Setyabudi.

"Kejadian jam sekitar setengah delapan, saya kira suara mercon ternyata semakin banyak dan semakin besar," ucap Sari, seorang warga Srondol Wetan.
Sari mengatakan jika ledakannya sangat kencang hingga terdengar sampai ke Jalan Raya.

Sari bersama warga lain pun berlari ke luar rumah untuk mencari lokasi yang aman.
Saat ini warga sekitar tidak boleh mendekat dengan jarak 200 meter. Karena masih ada satu bom berkekuatan besar yang belum meledak.
Polisi pun masih berjaga jaga di lokasi kejadian. Sedangkan mobil inafis dan sejumlah mobil pejabat polisi daerah sudah tampak merapat.
Sebelumnya diberitakan  Mako BrimobPolda Jateng di Srondol terbakar dan terdengar suara ledakan, Sabtu (14/9/2019) pagi.

Kesaksian warga di sekitar lokasi, Sari warga yang rumahnya berdekatan di Srondol Wetan Gang Mangga Rt 2 RW  5 mengaku sekitar jam setengah 8 ada suara awalnya kayak suara mercon semakin lamau tambah besar
"Awalnya dikira latihan, terus warga ada yang penasaran tapi kok tambah besar suaranya sehingga banyak warga langsung pada lari semua,"
Informasi lain menyebutkan peristiwa ini terjadi pukul 07.05 yang diduga bersala dari di gudang penyimpanan bahan peledak Mako Brimob Srondol
Dikabarkan akibat ledakan tersebut tidak menimbulkan korban jiwa, namun disekitar lokasi gudang Handak beberapa rumah rusak berat serta kendaraan roda 2 dan 4 mengalami rusak kerena ledakan tersebut.****

Friday 13 September 2019

Penanganan Dugaan Suao Mantan Aspidsus Kejati Jateng Lambat.


Semarang. Jawa Tengah. - Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI), hadiri sidang praperadilan antara MAKI, melawan Jaksa Agung, dalam perkara belum ditetapkannya tersangka pihak penyuap dalam kasus dugaan suap terhadap mantan Aspidsus Kejati Jateng, Kusnin, di Pengadilan Negeri (PN) Semarang, belum lama ini.
Persidangan tersebut, digelar dengan agenda gugatan dari pihak MAKI.
Pada persidangan tersebut, disampaikan oleh Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Bin Saiman, bahwa, pada pembacaan gugatan tersebut, pihak termohon Jaksa Agung diwakili oleh Jaksa Ganda dan Jaksa Arif.
"Bahwa pada Putusan Pengadilan Negeri Boyolali Nomor 01/PRA/2014/PN.Byl, yang diputuskan tanggal 5 Desember 2014 dan diucapkan tanggal 8 Desember 2014, pada halaman 25 dijelaskan, bahwa dengan adanya tindakan termohon telah membuat perkara menjadi menggantung selama bertahun-tahun," ujarnya.

Dengan begitu, akibat dari menggantungnya kasus tersebut, mengakibatkan ketidakpastian hukum terhadap perkara.
"Menimbang bahwa tidak merupakan organ yang melaksanakan tugas jalannya penegakan hukum sehingga didalam melaksanakan tugasnya, sebagai aparat hukum, tidak boleh menimbulkan ketidakpastian hukum terhadap suatu perkara.
Maka dari itu, hal ini kami tempuh dengan jalur hukum," bebernya.
Boyamin juga menjelaskan, bahwa berlarut-larutnya penanganan suatu perkara dugaan korupsi, merupakan hal yang melanggar ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Sehingga harus dilakukan upaya hukum pemaknaan secara diperluas, sebagai bentuk penghentian penyidikan materiel dikarenakan bertentangan dengan azas dan filosofi.
"Hal itu, termuat dalam Pasal 4 ayat 2 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970, sebagaimana diamandemen dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, yang  mengharuskan tentang pelaksanan penegakan hukum itu untuk memedomani asas peradilan cepat, sederhana, dan biaya ringan serta tidak berbelit-belit," ungkapnya.
Dan lanjutnya, dari rumusan itu diketahui bahwa setiap kelambatan penyelesaian perkara pidana yang disengaja oleh aparat penegak hukum, merupakan pelanggaran terhadap HAM.

"Dan berdasar Pasal 25 Undang-Undang Nomer 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Korupsi, penanganan perkara korupsi harus didahulukan dan diutamakan dari perkara lain guna penyelesaian secepatnya, oleh sebab itu, perkara ini harus segera diselesaikan," jelasnya.
Oleh sebab itu, mestinya, katanya, secara hukum termohon telah melakukan tindakan penghentian penyidikan secara material, dan diam-diam yang tidak sah menurut hukum terhadap perkara dugaan suap dan atau korupsi oleh Kusnin, Aspidsus Kejati Jateng , M Rustam Effendi, dan Benny Chrisnawan atas peristiwa pemberian sejumlah uang.
"Dengan begitu, kami memerintahkan secara hukum termohon  melakukan proses hukum selanjutnya berupa penyidikan, sebagaimana diatur dalam KUHP, terhadap perkara dugaan suap dan atau korupsi oleh Kusnin, Aspidsus Kejati Jateng, M Rustam Effendi, dan Benny Chrisnawan atas peristiwa pemberian sejumlah uang guna meringankan tuntutan terhadap Surya Soedarma.
Dan juga, dalam bentuk segera menetapkan tersangka atas pemberi suap Alvin Suherman dan atau Surya Soedharma," tukasnya.
Pada persidangan tersebut, hanya beragendakan pembacaan gugatan, dan akan dilanjutkan pada Kamis (12/9) untuk mendengarkan jawaban dari jaksa.****

Mako Brimob Srondol Terbakar Disertai Ledakan.



Semarang. Jawa Tengah. Kebakaran disertai ledakan  terjadi di Mako Brimob, Srondol Semarang di Jalan Setiabudi Semarang, Sabtu (14/9/2019), pagi belum diketahui secara pasti lokasi persis dan asal sumber ledakan.

Menurut keterangan Sigit (28) salah seorang security Transmart mengungkapkan bahwa kebakaran kali pertama dilihat dari tempat kerjanya sekira pukul 07.00. Tidak hanya asap hitam saja yang ia lihat namun ada suara ledakan beberapa kali yang terdengar dari tempat kerjanya.

"Asap dan suara ledakan pertama terjadi sekira pukul 07.00. Sesaat kemudian ada  mobil pemadam kebakaran yang masuk ke markas brimob yang tepat di depan kantornya," ungkap Sigit

Selang beberapa waktu usai mobil pemadam kebakaran masuk, Sigit mendengar kembali suara ledakan yang berasal dari arah yang sama namun asap hitam sudah mulai hilang.

"Yang terakhir, suara ledakan terjadi kurang lebih pukul 08.00. Jadi kurang lebih saya mendengar tiga kali suara ledakan, imbuhnya.

Sementara itu dari pihak Kepolisian hinga berita ini diturunkan belum ada keterangan resmi tentang kebakaran dan suara ledakan yang terjadi di Mako Satbbrimob Polda Jateng di Jalan Setiabudi Srondol. Dengan Kejadian tersebut masih dalam penyelidikan oleh Penyidik Kepolisian. Dan Juga Kapolda Jawa Tengah mendatangi lokasi tersebut.

Wednesday 11 September 2019

Keluhkan Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Aliansi Buruh Kota Semarang Mengadu ke Anggauta DPRD.


Semarang. Jawa Tengah.  - Aliansi buruh Kota Semarang mengeluhkan kebijakan Pemerintah Pusat menaikan iuran BPJS Kesehatan.
Mereka mengadukan kebijakan ini kepada DPRD Kota Semarang dengan harapan wakil rakyat yang duduk di parlemen dewan dapat menyampaikan kepada Pemerintah Pusat terkait keberatan para buruh perihal kenaikan iuran BPJS Kesehatan.
Ketua DPW Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Jawa Tengah, Aulia Hakim mengaku resah dengan rencana pemerintah pusat menaikkan iuran BPJS. Pihaknya dengan tegas menolak kebijakan tersebut.
"Kami menolak kenaikan iuran BPJS Kesehatan. Kami menolak karena iuran BPJS yang rencananya naik 100 persen sngat memberatkan kami kaum buruh," ungkap Aulia saat audiensi bersama Ketua dan Wakil Sementara DPRD Kota Semarang, di Kantor DPRD Kota Semarang, baru-baru ini.

Menurut Aulia, upah buruh di Jawa tengah cukup rendah apabila dibanding dengan kota-kota besar di Indonesia. Tentu saja, dampak kenaikan iuran BPJS Kesehatan akan memberatkan bagi kaum buruh.
"Logikanya, upah buruh Jateng kan rendah, jangan dibandingkan dengan Jakarta dan Bekasi.
Upah kami akan tersedot untuk iuran BPJS.
Misal, iuran BPJS Rp 42 ribu dikali satu keluarga empat orang maka Rp 200 ribu habis untuk BPJS Kesehatan saja," sebutnya.
Dia berharap, BPJS Kesehatan dan Pemerintah Pusat dapat mencari terobosan lain agar kebijakan tidak memberatkan kaum buruh.
Tak hanya menolak kenaikan BPJS Kesehatan, aliansi buruh Kota Semarang dalam audiensi bersama DPRD Kota Semarang juga menolak revisi UU Ketenagakerjaan Nomor 13 tahun 2003 dan PP 78 tentang pengupahan.
Menurut Konsulat Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Sumartono, revisi UU No 13 Tahun 2003 memiskinkan kaum buruh.
Dalam peraturan tersebut, upah buruh dinilai kurang mencukupi dan hanya akan menciptakan kesenjangan sosial di Indonesia.

"Kami berharap DPRD Kota Semarang dapat mengirimkan surat rekomendasi penolakkan BPJS dan revisi UU No 13 Tahun 2002 ke pusat karena ini menyangkut nasib dan hubungan industrial," harapnya.
Sementara itu, Ketua Sementara DPRD Kota Semarang, Kadarlusman mengatakan, akan meneruskan hasil audiensi ini kepada Pemerintah Pusat.
"Kami sangat respon dan terbuka jika masyarakat berkomunikasi dengan kami.
Kami sadar sebagai wakil rakyat juga pilihan dari mereka. Kami akan menyampaikan surat kepada Pemerintah Pusat namun karena saat ini kepemimpinan masih sementara jadi kami masih menunggu definitif," papar Pilus, sapaan akrabnya.
Pilus menambahkan, pihaknya membutuhkan waktu hingga penetapan pimpinan definitif dan pembentukan alat kelengkapan dewan telah rampung.
Setelah itu, pihaknya akan segera menyampaikan aspirasi masyarakat kepada Pemerintah Pusat.
Menurutnya, bentuk protes dari aliansi buruh di Kota Semarang merupakan hal yang wajar.
Sebab, hal itu tidak hanya dirasakan oleh buruh Kota Semarang melainkan beberapa daerah di Indonesia. ****

Staf dan Direksi serta Pimpinan, Redaksi Pelaksana IndenPers Media Semoga Husnul Khatimah.

Tuesday 10 September 2019

Anggauta Polres Blora Isi Waktu di Sela Operasi Patuh Candi 2019.


Blora. Jawa Tengah.  - Di sela kegiatan Operasi Patuh Candi 2019, Satuan Lalu Lintas Polres Blora tak hentinya kampanye sosialisasi tertib keselamatan berlalu lintas yang dilakukan dengan cara membagikan brosur kepada penumpang bus di Terminal Kecamatan Cepu, Blora.
Cara ini dipilih untuk lebih mendekatkan kepada masyarakat dan langsung bertatap muka serta memberikan pemahaman secara langsung terkait operasi kepolisian.
Tujuan dilakukan kegiatan itu sebagai wujud tanggung jawab petugas satuan lalu lintas atas keselamatan masyarakat untuk menekan angka kecelakaan berkendara di jalan raya.
"Iya, di sela kegiatan rutin pelayanan kepada masyarakat, kita juga berikan brosur yang berisi tertib berlalu lintas di masyarakat," ungkap Kanit Dikmas Satuan Lalu Lintas Polres Blora Ipda Panca Driyanto, baru-baru ini.

Dirinya juga mengungkapkan bahwa masyarakat Blora sudah mulai sadar mematuhi segala aturan berlalu lintas, diharapkan keselamatan berkendara dapat tercapai sehingga bisa meminimalisir angka fatalitas korban kecelakaan.
“Saya merasa bangga dengan masyarakat yang kian hari semakin tertib dalam mematuhi rambu lalu lintas hingga melengkapi surat-surat berkendara,” katanya.
Selain itu para pengemudi sopir bus antar kota dan provinsi yang berada di Terminal Cepu juga mendapatkan edukasi tentang beberapa poin penting dalam keselamatan berkendara.
Di antaranya memastikan kendaraan dalam keadaan sehat dan siap layak jalan, kemudian pastikan kesehatan kondisi fisik prima dan tidak terpengaruh alkahol atau narkoba.
Dan yang paling penting jika pengemudi lelah dan mengantuk dianjurkan untuk beristirahat atau bergantian dengan sopir cadangan.
“Jadi sebelum kejadian kita laksanakan langkah-langkah sosialisasi seperti ini.
Semua kami lakukan agar masyarakat bisa patuh dan sadar hukum.
Jadi kami harapakan masyarakat bisa mengerti demi kebaikan bersama sehingga masyarakat bisa mengutamakan keselamatan sebagai kebutuhan," pungkasnya.****

Operasi Patuh Candi 2019 di Jawa Tengah, Telat Bayar Pajak Kena Denda Dobel.

Operasi Patuh Candi 2019, puluhan ribu kendaraan terjaring oleh satuan kepolisian di Jateng.
Adapun rata-rata kendaraan yang kena tilang baik sepeda motor maupun kendaraan beroda empat lebih di wilayah Jawa Tengah mencapai 9 ribu hingga 10 ribu kendaraan.
Kasub Satgas Prefentif Operasi Patuh Candi 2019 Ditlantas Polda Jateng, Iptu Agus Joko saat ditemui Tribun Jateng di lapangan menyampaikan, Operasi Patuh Candi 2019 pada masing-masing wilayah mempunyai target minimal penilangan.
Lebih lanjut, pada wilayahnya sendiri yakni di Kota Semarang diberikan target penilangan minimum sejumlah 125 kendaraan.
"Ya itu minimalnya, namun realisasinya bisa lebih ini saja rata-rata perhari bisa mencapai 472 kendaraan, ini baru di wilayah saya belum se-Jateng," terangnya, baru-baru ini.
Ditambahkan Iptu Agus betuk pelanggaran terbanyak yang mendapatkan penilangan adalah pelanggaran kasat mata seperti  tidak memakai helm, tidak ada spion, dan juga macam kendaraan tidak standar.
Selain itu, pihaknya juga beberapa kali menilang para pengendara yang sebenarnya membawa surat-surat kendaraan komplit namun lupa telat bayar pajak.
"Selain kadang ada beralasan ngantar anak ke tempat dekat tidak bawa surat tetap ditilang. Yang bawa surat saja telat bayar tetap ditilang," jelasnya.
Peraturan yang mengatur tugas kepolisian dalam menindak pengendara telat bayat pajak tercantum pada UU Nomor 22 tahun 2009 mengenai lalu lintas dan angkutan jalan pasal 70 ayat 2.
Disebutkan bahwa STNK bermotor dan TNKB berlaku selama lima tahun dan harus dilakukan pengesahan tiap tahunnya.
Bila pemilik kendaraan tidak melakukan kewajibannya membayar pajak kendaraan setiap tahun dan per lima tahun, artinya surat-surat kendaraan tidak sah.
Penekanan pada argumentasi hukum bukan pada pajak mati namun pada aspek keabsahan atau legalitas STNK.
Peraturan lainnya diatur pada Peraturan Kapolri Nomor 5 tahun 2012 mengenai Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor pada pasal 37 ayat 2 da 3 dengan isinya, pada ayat 2, STNK berfungsi sebagai bukti legitimasi pengoperasian kendaraan bermotor.
Pada ayat 3, STNK berlaku selama lima tahun sejak tanggal diterbitkan pertama kali, perpanjangan atau pendaftaran mutasi dari luar wilayah regident dan harus dimintakan pengesahan tiap tahun.
"Jadi diharapkan pemilik kendaraan tetap melakukan kewajibannya membayar pajak kendaraan. Jangan menunggu sampai ditindak oleh petugas kepolisian di lapangan karena tetap akan ada denda yang dibayarkan bila lalai menunaikan pajak tersebut.
Yang dulunya beralasan sudah didenda, namun sekarang dendanya dobel, denda tilang dan denda telat bayar," kata Iptu Agus.
Dirinya juga mengimbau kepada masyarakat untuk tetap melengkapi perlengkapan dalam berkendara kemanapun perginya.
Jauh dekat tetap membawa surat-surat maupun identitas lain serta mengenakan pelindung seperti helm guna menjaga diri sendiri saat berkendara.
"Jangan remehkan tujuan jauh atau dekatnya. Tetap bawa kelengkapan bukan takut dengan polisi tapi untuk keamanan bersama," tuturnya.
Sementara itu, Ahmad Marzuki (42) asal Semarang Selatan mendukung adanya operasi Patuh Candi 2019 yang ada.
Hal tersebut menurut Marzuki sangat membantu untuk menekan kecelakaan lalu lintas yang disebabkan karena kelalaian atau ketidakpatuhan pengendara.
"Banyak kecelakaan disebabkan pengendara lain tidak patuh lalu lintas, seperti lawan arus, menerobos rambu lalu lintas. Jadi kan bisa berkurang, orang lain pun yang sejatinya tidak salah jadi aman tidak terkena imbasnya," terangnya.
Saat ditanya mengenai penilangan telat bayar pajak kendaraan, Marzuki mengaku sudah mengetahuinya beberapa waktu terakhir.
"Itu kan resiko kenapa tidak patuh bayar pajak. Toh 1 tahun sekali ", katanya.****