INDENPRES MEDIA ISTANA

Sunday 29 September 2019

Penangkapan Densus 88 Sita Terduga Teroris di Salatiga.


Salatiga. Jawa Tengah. - Densus 88 Anti Teror Mabes Polri pada hari ini melakukan penangkapan terhadap terduga teroris bernama Wawan Wicaksono (40) asal Tangerang di rumah pamannya di Kelurahan Ledok, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga tepatnya depan SD 6 Ledok baru- baru ini.
Paman terduga teroris M Hadjid Setiawan (61) mengatakan anggota Densus 88 mendatangi rumahnya sekaligus melakukan penangkapan sekira pukul 17.30 WIB.
Turut disita petugas motor Scoopy warna merah dengan kode plat nomor E.
"Mereka (Densus) jumlahnya sekira 10 orang menggunakan tiga mobil.

Saat masuk kerumah langsung meminta ditunjukkan lokasi kamar pelaku.
Beberapa barang seperti tas dan motor disita petugas," baru-baru ini.
Menurut M Hadjid Setiawan tas yang disita Densus 88 berisikan pakaian milik pelaku serta barang lainnya.
Saat ditangkap pelaku masih mengenakan kaos warna merah miliknya.
Proses penangkapan kata dia berlangsung cepat tidak melebihi satu jam,
Bahkan ia semula ikut melakukan pengejaran karena menduga pelaku bukan keponakannya.
"Saya waktu ramai-ramai itu seketika ikut mengejar kebelakang rumah.
Banyak warga bilang ada penjahat polisi menggerebek begitu.
Tapi istri saya bilang itu keponakan saya (Wawan) langsung petugas minta diantar ke kamar selama menginap," katanya
Ia menambahkan, dari keterangan salah seorang anggota Densus 88 pelaku telah diawasi sejak meninggalkan rumahnya di Tangerang menuju Salatiga.
Selama menginap ditempatnya terhitung dua hari sejak Kamis (26/9/2019).
"Pokoknya itu petugas begitu masuk langsung menggeledah seluruh kamar.
Bahkan handphone bekas yang ada juga diacak-acak khawatirnya ada atau sedang merakit bahan peledak," ujarnya
Atas penangkapan keponakannya itu M Hadjid Setiawan semula tidak memiliki kecurigaan apapun sejak kedatangan Wawan (40) untuk menginap dirumahnya.

Meski begitu dia menaruh curiga terhadap keponakannya itu terdapat perilaku menyimpang hampir 3-4 tahun belakangan.
Tepatnya kata dia, sejak menikah kembali dengan istri keduanya yang berasal dari Tangerang.
"Sejak itu dia jarang pulang ke Salatiga hampir dua tahunan.
Penampilan dari cara berpakaian berubah, kalau sedang shalat ketika berdiri posisi kaki dibuka sangat lebar hingga menghabiskan ruang.
Tidak kayak orang kebanyakan," jelasnya.*****

No comments:

Post a Comment