INDENPRES MEDIA ISTANA

Tuesday 27 March 2012

KDRT DI JAWA TENGAH MENINGKAT.

Semarang-Jateng. Laporan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), baik terhadap perempuan ataupun laki-laki di Jawa Tengah terus meningkat dari tahun ke tahun. Namun demikian, lembaga yang dibentuk pemerintah untuk menangani kasus tersebut,yaitu Komisi Perlindungan Berbasis Gender dan Anak ( KPK2BGA) tidak bisa merespon maksimal dengan dalih minimnya anggaran. Jumlahnya terus meningkat dan tersebar di seluruh daerah di Jawa Tengah. Paling banyak terjadi adalah kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan kasus trafficking ( perdagangan manusia ). Bahkan dilaporkan ada yang sampai meninggal dunia. Demikian dijelaskan oleh Komisi Perlindungan Korban Kekerasan Berbasis Gender dan Anak ( KPK2BGA) Provinsi Jawa Tengah, Sri Mulyanah Rachman. Dikatakan oleh Sri Mulyanah bahwa, sejauh ini anggaran untuk penanganan ini sangat minim. Jadi, lembaga baru tidak bisa bekerja maksimal. Agar kinerja KPK2BGA bisa maksimal, kata Sri Mulyanah pemerintah harus memberikan anggaran yang cukup. Sejauh ini, anggaran sangat minim. Bahkan , di Kabupaten Batang, anggarannya hanya sebesar Rp 10 juta setahun. Dengan menunjukkan data tertulis, Sri Mulyanah menyebutkan, pada tahun 2008 jumlah angka kekerasan pada perempuan mencapai 1422 kasus (92,58 %) dan terhadap laki-laki 114 kasus ( 7,42 % ), tahun 2009 kekerasan terhadap perempuan meningkat menjadi 2251 kasus ( 89,61 %) terhadap lelaki 261 kasus ( 10,38%), dan kembali meningkat tajam tahun 2010 kekerasan terhadap wanita menjadi 2687 ( 88,38 %) dan kekerasan terhadap lelaki menjadi 377 kasus ( 11,62 % ). Anggauta Komisi E DPRD Jateng KH Syamsul Maarif mengaku sangat prihatin dengan tingginya kasus kekerasan baik terhadap lelaki dan perempuan di Jawa Tengah. Karena itu, pemerintah harus benar-benar serius menangani persoalan ini. Dalam hasil penelian di lapangan, memang kenyataan kekerasan tidak hanya dilakukan oleh kaum lelaki kepada perempuan atau isterinya, namun juga sebaliknya. Hanya saja, memang prosentasi perempuan yang melakukan kekerasan sangat kecil. Banyak faktor menjadi penyebab terjadinya kekerasan dalamrumah tangga itu, seperti budaya pemahaman agama yang kurang pas, serta faktor ekonomi. Ada PSK yang terpaksa harus menjadi PSK karena disuruh suami agar bisa mendapatkan uang yang banyak. ( Andu Nicolas ).

No comments:

Post a Comment