INDENPRES MEDIA ISTANA

Thursday 5 April 2012

SEORANG DOKTER MENIPU BELASAN WANITA PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK).

Ungaran-Jateng. Belasan wanita muda di Bandungan, Kabupaten Semarang, tertipu oleh Hendra Prasetya Bagaskara umur 42 tahun yang mengaku seorang dokter spesialis kulit dan kelamin. Bahkan, beberapa di antaranya, dengan kemauan sendiri, datang untuk menjalani perawatan pada bagian kewanitaan yakni gurah vagina. Hendra buka pratek di Salon Larisso, Bandungan, sejak tanggal 12 Maret lalu. Kabar tentang Hendra di salon menyebar dari mulut kemelut. Hingga ditangkap petugas Satuan Reserse Kriminal Polres Semarang. Hendra telah melayani belasan wanita muda yang sebagian pekerja seks komersial (PSK) di Bandungan. Para wanita itu, rela merogoh kocek antara Rp 115 ribu hingga Rp 125 ribu untuk membayar suntik ramuan pemutih kulit. Sementara yang menjalani gurah vagina harus membayar Rp 50 ribu sampai Rp 250 ribu, tergantung jenis gurahnya. Namun, sejumlah warga Bandungan mencurigai profesionalisme Hendra. Beberapa waktu lalu, mereka menyampaikan kecurigaan tersebut kepolisi. Salah satu hal yang membuat warga curiga adalah tidak adanya papan nama di tempat praktek Hendra. Padahal, dokter biasanya memasang papan nama dan mencantumkan nomor izin prakteknya. Polisi menindaklanjuti informasi itu hingga mendapat petunjuk kuat bahwa Hendra diduga adalah dokter gadungan. Dan polisi menggerebek Salon Larisso dan menangkap Hendra. Saat polisi menanyakan surat izin praktek. Hendra tak bisa menunjukan surat izin praktek. Hendra tak bisa menunjukkan. Hendra asal warga Ngadirejo Secang Kabupaten Magelang, kemudian berterus terang kalau sejatinya Hendra bukanlah seorang dokter. Hendra mengaku pernah kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Surakarta (UNS) namun putus ditengah jalan. Hendra beraksi sebagai dokter gadungan dengan tujuan mengeruk keuntungan. Pemilik Salon Larisso bernama Sela, mengaku, pada bulan Maret lalu Hendra datang ke tempat usahanya dan memperkenalkan diri sebagai dokter spesialis kulit dan kelamin. Saat Hendra mengajukan tawaran kerja sama, Sela percaya bahwa Hendra adalah dokter kulit dan kelamin. Sela pun menerima tawaran Hendra. Saat ditanya berapa protense yang jadi jatahnya, Sela tak mau menjelaskannya. Beberapa pelanggan Salon Larisso menerima tawaran itu. Mereka antara lain menjalani perawatan pemutihan kulit dengan metode oles ataupun suntik. Hendra mengaku, bahan kimia yang disuntikan ke pasien adalah vitamin C. Hendra juga memberikan obat tanpa merek kepada pasien. Obat itu sebenarnya adalah tablet multivitamin yang dijual bebas di apotik. Kepala Satuan Reskrim Polres Semarang, AKP Agus Puryadi, mengatakan, Hendra sudah lama beraksi sebagai dokter gadungan dan berpindah-pindah dari satu salon ke salon lain. Sebelum beraksi di Bandungan, Hendra beraksi di Semarang dan Salatiga. Sejauh ini, polisi telah mendata delapan wanita yang jadi korban Hendra. ( Andu Nicolas ).

No comments:

Post a Comment