Sunday, 15 April 2012
DAERAH PELOSOK TERPENCIL BELUM MENDAPATKAN ALIRAN LISTRIK.
Semarang-Jateng.
Sampai saat ini berita diturunkan bahwa masih banyak masyarakat di daerah pelosok terpencil di wilyah Jawa Tengah yang belum dapat menikmati aliran listrik atau terelekrifikasi.Untuk itu, Komisi D DPRD Proprov Jateng kini telah mengajukan Raperda Ketenagalistrikan guna pemenuhan kebutuhan listrik tersebut.
Kalau melihat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) pada tahun 2013, target elektrifikasi di Jateng harus mencapai 85 persen Dengan adanya raperda dan undang-undang itu, berharap bisa lebih karena di Jateng punya banyak potensi mulai dari panas bumi, mikro hidro ( tenaga air ) dan lainnnya.
Hal itu dijelaskan oleh anggauta Komisi D DPRD Proprov Jateng Hadi Santoso. Dikatan pula oleh Hadi Santoso raperda inisiatif itu mengacu UU No 30/2009 tentang ketenagalistrikan yang memberi kewenangan kepada pemerintah daerah untuk memenuhi kebutuhan listrik secara mandiri. Hadi menilai hal itu dapat dilakukan karena Jateng sendiri memiliki banyak potensi alam yang bisa dipacu untuk menghasilkan sehingga dalam beberapa tahun ke depan tingkat elektrifikasi bisa mencapai 100 persen.
Sementara, saat sidang paripurna berlangsung, Pemprov jateng mengaku sangat mendukung pembahasan Raperda Ketenagalistrikan. Dukungan itu didasarkan dengan rasio elektrifikasi di Jateng yang baru mencapai 73,63 persen sehingga masih ada sejumlah keluarga yang belum teraliri listrik
Terlebih, dalam Undang-Undang tersebut, pemerintah daerah yang mempunyai potensi tenaga listrik diberi kewenangan untuk mendatangkan investor dan membangun power plant, serta mengatur harga listrik produksi daerah. Dengan adanya kewenangan seperti itu, maka menjadi kesempatan emas bagi Jateng untuk mampu bergerak di bidang energi.
Gubenur Jawa Tengah Bibit Waluyo melalui Sekda Provinsi Jateng Hadi Prabowo menyatakan, berdasar hasil pendataan Pemprov, masih ada sekitar 4.406 dusun /dukuh yang belum teralir listrik. Dengan jumlah dusun yang belum teraliri listrik itu, tercatat sekitar 2.033.925 Kepala Keluarga (KK) yang belum menikmati listrik.
Dijelaskan pula Bibit bahwa bertambahnya jumlah penduduk yang tinggal di pelosok pedesaan berdampak pada tingginya pemenuhan kebutuhan listrik. ( Andu Nicolas )
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment