Saturday, 21 April 2012
DBD MASIH MENGANCAM !!!
Semarang-jateng.
Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Semarang selalu menjadi peringkat teratas di Jawa Tengah sejak tahun 2008. Dari catatan DKK Semarang, sepanjang triwulan pertama tahun ini, kasus DBD mencapai 213 kasus. Perenciannya, pada bulan Januari terjadi 75 kasus, Februari 87 kasus, dan Maret 51 kasus. Sementara, pada tahun 2010 DKK mencatat 1.303 kasus DBD dengan 10 meninggal dunia dan menurun pada tahun 2011 dengan 194 kasus dan 6 meninggal dunia.
Demikian dikatakan oleh Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang Widoyono, belum lama ini. Dikatakan pula olrh Widoyono bahwa, dalam dua tahun terakhir,sejak 2010, menunjukkan tren menurun,kasus DBD di kota Semarang selalu tertinggi. Dan masyarakat harus tetap waspada karena penyakit ini selalu ada setiap bulan.
Menurut Widoyono, faktor adalah perilaku seperti pemberantasan sarang nyamuk, perilaku menggantung baju, tidur siang, tidak pakai celana panjang terutama siswa sekolah dasar. Penderita DBD banyak siswa SD dan SMP karena banyak nyamuk berada di kolong meja. Begitu siswa SMP sekarang menggunakan celana panjang, jumlah kasusnya berkurang.
Widoyono juga mengatakan, ada empat faktor yang menyebabkan kota Semarang masih rangking pertama kasus DBD, yakni lingkungan , perilaku, pelayanan kesehatan, dan gizi atau stamina. Dari faktor lingkungan ada tiga jenis, yakni lingkungan curah hujan, hari hujan, dan perindukan nyamuk.
Perilaku juga berkaitan dengan upaya pencegahan misalnya menggunakan lampu dan menggunakan obat nyamuk. Untuk faktor pelayanan kesehatan, kontribusinya hanya 10 persen karena rata-rata penderita yang sudah masuk rumah sakit kondisinya sudah parah. Sementara faktor gizi atau stamina tubuh kontribusinya terhadap kasus DBD sebesar lima persen.
Menurut Widoyono bahwa, sepanjang tahun ini, disebutkannya, wilayah yang angka DBD-nya paling tinggi adalah Semarang Barat dan Pedurungan, masing-masing 29 penderita. Pada tahun 2011, wilayah yang angka kasus DBD-nya paling tinggi adalah Tembalang dengan 196 penderita.
Widoyono mengatakan, DKK sudah banyak melakukan upaya pencegahan dengan tiga langkah, yakni pemberantasan jentik ( fisik dengan pemberantasan sarang nyamuk, kimia dengan pembunuh jentik, dan biologis dengan ikan pemakan jentik). Langkah kedua pemberantasan nyamuk ( fisik misalnya raket pembunuh nyamuk, kimia dengan fogging, dan biologis berupa hewan katak dan cicak atau tanaman yakni lavender, zodia, dan kemangi.
Terpisah, disebutkan Staf Humas RS Roemani Muhammadiyah Semarang, Yuni Lestari menyampaikan, sepanjang tahun 2012 jumlah pasien DBD yang dirawat di Rumah Sakit tercatat 96 orang. Perenciannya, bulan Januari 27 orang, Februari 34 orang. Maret 24 orang. Adapun antara 1 sampai 17 April, jumlah pasien DBD mencapai 21 orang. ( Andu Nicolas ).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment