Semarang- Jawa Tengah.
Kasus perampokan di dalam bus yang terjadi Jumat lalu ( 19/10) di Jalan Kaligawe Semarang merupakan kejadian yang luar biasa dan harus disikapi secara serius oleh aparat Kepolisian. Bila tidak ditangani seirus itu sangat berbahaya kalu dibiarkan karena ini sudah melibatkan orang banyak, jatuh korban pula.
Polisi harus dapat memahami dan membaca lingkungan yang dijaganya. Dengan begitu para pelaku tindak kejahatan akan kesulitan untuk beraksi. Sebenarnya tidak harus polisi yang jaga, tapi bisa membentuk jaringan informasi entah dengan pihak terkait atau cleaning service terminal sekalipun.
Hal itu diungkapkan oleh Krimolog Universitas Diponegoro Semarang, Budi Wisaksono. Dijelaskan pula oleh Budi, penegak hukum yang hanya mengarah ke tindakan represif atau pencegahan. Kalau penanganan itu sudah tugas pokok polisi, yang lebih diutamakan sekarang tindakan pencegahannya.
Langkah yang mengarah ke tindakan preventif, kata Budi, pihak yang bersangkutan khususnya polisi harus mengerahkan anggautanya untuk menjaga pusat-pusat kegiatan masyarakat seperti terminal. Ada petugas yang di tempatkan kawasan itu, namun tidak cukup hanya berjaga-jaga saja, mereka harus lebih aktif untuk mengamati situasi serta pola gerak masyarakat.
Menurut Budi, kejadian itu salah satu bukti kurangnya kinerja polisi dalam menjaga keamanan lingkungan. Ini catatan yang harus dirubah dan perlu perubahan sebelum kejahatan lambat laun menjadi hal yang biasa.
Motif itu hanya dapat dilakukan oleh para pelaku yang sudah mahir dan kerap kali melakukan aksi serupa.
Terkait aksi perampokan itu, lanjut Budi para pelaku diduga telah menyiapkan matang. Sebelumnya melakukan aksi. Hal itu dilihat dari cara kerja dan jumlah mereka yang cukup banyak. Ini tidak main-main pelaku sudah mempunyai strategi serta sudah membaca lokasi sebelumnya.
Sedikit mengulas peristiwa Jumat lalu ( 19/10 ), pelaku diduga naik dari Terminal Terboyo Semarang dan berpura-pura memberikan tiket yang berlogo PO Bus Saudara. Sedangkan bus tersebut bernama PO Langsung Jaya. Perbedaan itu yang membuat penumpang curiga dan tidak menyerahkan uang, namun pelaku memaksa hingga mengeluarkan senjata tajam untuk menakuti para korban.
Sementara itu Kapolrestabes Senarang Kombes Elan Subilan mengatakan, pihaknya masih mempelajari serta meminta keterangan dari sejumlah pelaku. Masih dalam mengembangkan kasus tersebut , untuk mengarah apakah keenam pelaku ini adakah jaringan perampokan spesialis di dalam bus. ( Andu ).
No comments:
Post a Comment