Jakarta, ( INDENPERS-MEDIA )----Menteri Pertahanan RI Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto Djojohadikusumo melakukan kunjungan kerja ke India selama tiga hari, dimulai dari Senin (27/7/2020) hingga Rabu, (29/7/2020). Di sana Prabowo menghadiri sejumlah agenda dan bertemu Menhan India Rajnath Singh.
Salah satu media terkemuka di India, The Times of India menulis salah satu pembahasan kedua pihak terkait kerja sama di bidang alat utama sistem persenjataan (alutsista). India disebut-sebut menawarkan rudal supersonik BrahMos ke Indonesia via Prabowo.
Namun demikian, hal itu sama sekali tidak disinggung Prabowo dalam unggahan via akun Instagram resminya @prabowo, belum lama ini.
"Melaksanakan Kunjungan Bilateral ke Kementerian Pertahanan India. Pada kunjungan kali ini saya dan Menteri Pertahanan India H. E. Rajnath Singh membahas kerja sama di bidang pertahanan antar kedua negara, dan juga program yang bisa disinergikan untuk mendukung program cadangan logisitik strategis yang saat ini menjadi salah satu program utama Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo," tulis Prabowo.
Salah satu poin dalam penjelasan Prabowo adalah soal program cadangan logisitik strategis. Program itu memang tak dijelaskan Prabowo secara perinci.
Namun, informasi ini melekat dengan rencana Presiden RI Joko Widodo yang sedang membangun food estate atau lumbung pangandi Kalimantan Tengah, di mana Prabowo bertindak sebagai sosok yang ditunjuk mengomandoi proyek itu. Di sisi lain, India selama ini dikenal sebagai salah satu produsen utama bidang pangan mulai dari beras hingga gula.
Wakil Menteri Pertahanan RI Sakti Wahyu Trenggono menjelaskan konsep food estate di Kalteng, belum lama ini. Sebagai langkah awal, akan dibentuk badan khusus yang bakal mengerjakan proyek ini. Badan itu bernama badan cadangan logistik strategis yang akan menjadi bagian dari Kemenhan.
"Kita sudah mengajukan surat ke Pak Menteri PAN & RB. Nanti badan itu yang akan menangani. Kepala project-nya. Setelah itu kemudian dia yang mengawasi, dia yang menjaga. Pokoknya setiap tahun dia harus produksi terus itu," ujarnya.
Nantinya, pihaknya juga melibatkan militer dalam proyek ini. Para tentara diterjunkan untuk menggarap lumbung pangan ini.
"Tentara dilibatkan untuk bekerja. Bekerja dan menjaga. Kan dia memang defense. Kalau PUPR kita libatkan untuk membangun infrastrukturnya. Bapak PUPR sudah siap mendukungnya. Offtaker nya BUMN juga kita kasih," katanya.
Untuk penyiapan lahan, pihaknya juga berkoordinasi dengan KLHK dan Kementerian ATR/BPN. Adapun Kementerian Pertanian, juga bakal terlibat khusus dalam hal observasi pembibitan, pupuk, hingga pengolahan tanah.
Singkong bakal jadi komoditas andalan food estate. Lantas, bagaimana proyeksi proses produksi yang disusun?
"Pekerjanya kan ada tentara. Ada komponen cadangan. Kita rekrut komponen cadangan nanti. Kita kan sudah hitung dan itu perlu mekanisasi. Modernlah, bukan labour intensive," ujar Trenggono. (RZ/WK)**
No comments:
Post a Comment