Semarang, ( INDENPERS-MEDIA)---------Menyoroti kehidupan sehari-hari terkait nasib veteran di Kota Semarang maupun Jawa Tengah. Ada yang menikmati kebahagiaan bersama anak cucunya namun sebagian masih hidup di bawah garis kemiskinan bahkan rumah pun tiada.
Sebagian pejuang veteran mendapat pensiun atau tunjangan bulanan dari pemerintah, namun sebagian tidak mendapat apa-apa karena beberapa sebab. Satu di antara penyebabnya adalah yang bersangkutan tidak bersedia melengkapi persyaratan administratif, dan ada juga yang memang tak mau berharap tunjangan. Dengan alasan dulu berjuang dengan tulus tidak berharap imbalan. Hanya imbalan satu-satunya yaitu merebut kemerdekaan dan mempertahankannya.
Perjuangan merebut kemerdekaan mengorbankan harta jiwa dan raga. Bahkan setelah Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, rakyat masih tetap berjuang untuk mendapatkan pengakuan dari dunia internasional. Terlebih penjajah Belanda saat itu masih ingin bercokol di nusantara.
Soedjani, seorang pejuang yang ikut memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Soedjani kini menjadi Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Semarang.
"Sebelum bercerita tentang kesejahteraan para veteran, saya ingin menjelaskan dahulu status veteran yang dibagi berdasarkan perjuangannya dahulu," ujar veteran yang kini berusia 81 tahun.
Menurutnya, ada veteran pejuang kemerdekaan, yang berjuang merebut kemerdekaan. Ada pula veteran pembela kemerdekaan, veteran Trikora, veteran Dwikora, veteran Seroja Timor-Timur, ada pula veteran perdamaian yang berjuang bersama bendera PBB. "Ada juga veteran prajurit yang saat ini masih dinas aktif. Total veteran yang ada di Kota Semarang ada sekitar 266 orang," jelasnya.
Hingga kini masih ada sebagian veteran yang hidup kurang layak. Terutama untuk mereka yang tidak memiliki rumah hunian dan hanya hidup sebatang kara. "Kalau saya bersyukur masih bisa tinggal bersama anak. Tapi ada pula veteran-veteran yang tinggal di rumah kurang layak dan bahkan tidak memiliki rumah sama sekali. Justru itu yang perlu diperhatikan pemerintah. Karena bagaimanapun, kemerdekaan ini diraih dari hasil jerih payah para veteran," bebernya.
Menurut Soedjani, para veteran saat ini sudah mendapatkan dana kehormatan dan tunjangan veteran sebesar Rp 2,7 juta. Namun bila veteran tersebut merupakan pensiunan TNI, maka dana kehormatan yang didapat hanya Rp 1,8 juta. Karena dia sudah punya dana pensiun dari TNI. Dana kehormatan juga didapatkan oleh mereka yang saat itu menjadi laskar pejuang kemerdekaan. "Veteran itu tidak harus seorang tentara," terangnya.
Apabila yang bersangkutan sudah meninggal, maka tunjangan veteran akan diberikan kepada istrinya, tanpa ada dana kehormatan. Sehingga nilainya bisa lebih kecil. "Ya kalau untuk kebutuhan sehari-hari masih kurang. Maka kebanyakan kami para veteran tinggal bersama anak-anak yang sudah berkeluarga juga," tuturnya.
Kerepotan Urus Persyaratan
Terpisah, satu di antara veteran yang tidak mendapat tunjangan bulanan adalah Sugiarno. Kakek yang biasa disapa Eyang Giri ini nanti tanggal 14 Desember 2020 akan berusia 91 tahun. Meski sudah sepuh, Eyang Giri masih punya ingatan kuat.
Di era perang kemerdekaan, Sugiarno bergabung dalam barisan Tentara Pelajar sebagai penjaga front pertahanan di pinggir Kota. Ia pernah terlibat kontak senjata dengan pasukan Tiger Brigade di pinggiran Salatiga. Banyak sekali kejadian dramatis menimpanya yang sampai sekarang masih terus ia ingat. Kala itu dia hampir dibunuh oleh tentara Jepang karena kedapatan di rumahnya tersimpan senjata bambu runcing. ( RZ/WK )**
No comments:
Post a Comment