Jakarta, ( INDENPERS-MEDIA )----Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani bercerita soal kondisi ekonomi yang sulit di masa pandemi Covid-19 bukan lah yang pertama ia hadapi. Beberapa krisis yang pernah ia hadapi mulai dari Krisis moneter tahun 1997-1998 dan juga krisis tahun 2008 - 2009.
Ia yakin kondisi pahit seperti krisis akan selalu berbuah manis di akhirnya. Misalnya saja Krisis Moneter pada tahun 1998 di mana Indonesia mengalami kondisi ekonomi yang sangat parah.
Kemudian berdampak pada krisis sosial dan politik. Akhirnya merubah semua tatanan kenegaraan Indonesia menjadi era reformasi, di mana mulai ada keterbukaan, transparansi, hingga kebebasan berpendapat.
"Semua (itu) buah yang manis dari krisis yang sangat pahit dan menghancurkan ekonomi kita," kata Sri baru-baru ini.
Krisis selanjutnya adalah saat ia menjadi 2008 - 2009 saat menjabat sebagai Menteri Keuangan di Era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ia bercerita kala itu guncangan ekonomi dari Amerika menular ke Eropa, akibatnya negara-negara maju luluh lantak, tak terkecuali Indonesia yang akhirnya juga terkena guncangan.
"Kita bisa bertahan lebih baik, itu masa-masa yang luar biasa menegangkan dalam kondisi kepanikan global," paparnya.
Sementara yang dihadapi saat ini adalah krisis Covid-19 di mana yang dihadapi adalah virus yang tidak terlihat dan mengancam keselamatan kesehatan masyarakat. Demi mencegah penyebaran virus dilakukan pembatasan yang dampaknya semua kegiatan mulai dari kegiatan formal, keagamaan, pendidikan, dan ekonomi terkendala.
"Pertumbuhan ekonomi kita Kuartal II kemarin karena kita melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), kita mengalami negative growth di atas 5%. Ini adalah sesuatu yang memang luar biasa dampaknya dan kita sedang menghadapi situasi ini," jelasnya.
Tantangan yang dihadapi saat ini, imbuhnya, justru akan membuat kita semakin matang. Sebagai sebuah negara maka akan melihat lagi apakah sistem kesehatan kita sudah bagus, jaminan sosial bagus, bagaimana upaya membantu dalam membantu usaha kecil menengah dan koperasi, apakah stabilitas sistem keuangan sudah bagus, dan sebagainya.
"Ini semua menguji luar biasa seluruh lini kehidupan kita. Ini adalah ujian kita untuk naik kelas," tuturnya. ( RZ/WK )***
No comments:
Post a Comment