INDENPRES MEDIA ISTANA

Friday 14 August 2020

Jelang Pidato RAPBN 2021 Jokowi, Pasar Harap-Harap Cemas.

Jakarta, ( INDENPERS-MEDIA )Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi pertama akhir pekan Jumat (14/8/20) ditutup di zona merah dengan penurunan tipis 0,02% ke level 5.238,35.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 283 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 4,4 triliun.

Saham yang paling banyak dilego asing hari ini adalah PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) dengan jual bersih sebesar Rp 53 miliar dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 32 miliar.

Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing hari ini adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan beli bersih sebesar Rp 40 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang mencatatkan net buy sebesar Rp 8 miliar.

Sentimen negatif perdagangan hari ini datang dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang kembali memperpanjang PSBB untuk dua pekan ke depan hingga 27 Agustus mendatang. Hal ini kembali diputuskan lantaran kasus infeksi baru di ibu kota masih terus bertambah.

"Dengan mempertimbangkan segala kondisi, setelah kami berkonsultasi dengan pakar kesehatan khususnya epidemiolog, dan berkoordinasi dengan jajaran Forkopimda pada sore tadi, kami memutuskan untuk kembali memperpanjang PSBB Masa Transisi di fase pertama ini untuk keempat kalinya hingga tanggal 27 Agustus 2020," ujar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam pernyataanna, baru-baru ini.

Anies memaparkan jumlah terkonfirmasi positif bertambah sebanyak 621 kasus baru sehingga total akumulasi kasus positif di DKI Jakarta menjadi 27.863. Kasus yang masih terus melonjak baik skala nasional terutama di DKI Jakarta semakin membuat prospek ekonomi Tanah Air penuh ketidakpastian ke depannya.

Selanjutnya siang ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menyampaikan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2021 dan Nota Keuangan di DPR. Investor tentu ingin mengetahui bagaimana arah kebijakan fiskal tahun depan. Apakah masih ekspansif seperti 2020, atau mulai ada konsolidasi?

Sementara itu bursa di kawasan Asia mayoritas terpantau bervariatif, Hang Seng Index di Hong Kong turun 0,19%, Nikkei di Jepang terapresiasi 0,19%, sedangkan Indeks SSE di China turun 0,16%.

Beralih ke bursa saham New York, meski data klaim pengangguran di AS (initial jobless claim) turun di bawah angka 1 juta, tiga indeks saham utama Wall Street justru ditutup tak kompak di akhir perdagangan.

Indeks S&P 500 ambles 0,2% dan di saat yang sama Dow Jones Industrial Average (DJIA) juga melorot 0,28%. Nasib berbeda justru dialami oleh Nasdaq Composite yang justru mencatatkan apresiasi 0,27%.

Berdasarkan data Departemen Tenaga Kerja AS, klaim pengangguran mingguan awal turun menjadi 963.000. Angka ini di bawah perkiraan Dow Jones sebesar 1,1 juta. Ini juga pertama kalinya sejak Maret klaim pengangguran berada di bawah level 1 juta.

Data ini sekaligus menjadi indikator terbaru membaiknya pasar tenaga kerja dan perekonomian Negeri Paman Sam.

Pekan lalu, pemerintah AS mengumumkan data penciptaan lapangan kerja non-pertanian (non-farm payrolls) bertambah sebanyak 1,8 juta pada Juli. Alhasil, tingkat pengangguran turun menjadi 10,2%.( RZ/WK )***

No comments:

Post a Comment