INDENPRES MEDIA ISTANA

Tuesday 18 August 2020

Kilas Balik Jokowi & Sri Mulyani, Bermula dari Krisis 1998.

Jakarta, ( INDENPERS-MEDIA )-----Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati bercerita soal krisis dari krisis yang pernah ia alami dan bagaimana menyikapinya. Ia juga sempat cerita soal kilas balik mengenai pertemuannya dengan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada tahun 1998.

Pertemuan itu terjadi pada 14 Agustus 1998 atau tepat 22 tahun lalu saat Indonesia di tengah dilanda krisis. Kini, saat ia jadi pembantu presiden, ia menghadapi krisis pandemi covid-19.

Sri Mulyani mengatakan, pertemuan tersebut berlangsung di sebuah seminar di Solo. Ia datang sebagai pembicara dan Jokowi sebagai pengusaha mebel sukses yang menjadi sponsor acara tersebut.

Dia mengatakan setelahnya menanyakan kepada Presiden Joko Widodo apakah mengingat dirinya pada 22 tahun silam, dan membicarakan mengenai krisis yang dialami Indonesia saat itu. Sri Mulyani bercerita dalam menghadapi krisis, harapan dan cara bersikap dalam kondisi menjadi kunci.


"Pak Jokowi bercerita waktu krisis 1997-1998 tidak ada yang bilang ini menyenangkan saat itu jungkir balik. Tetapi Pak Jokowi bilang saya adalah pengusaha furnitur eksportir waktu itu dengan rupiah Rp 2.300 menjadi Rp 16.000/per dolar AS, pendapatan beliau melonjak. Tetapi beliau ekspansi pabrik 3 kali dan mengundang investor dari Jerman dan Taiwan untuk bisa menjadi partner dan mengembangkan produknya," kata Sri Mulyani baru-baru ini.

Dia menambahkan hampir semua pihak nyaris mengatakan krisis tersebut merupakan tragedi, tetapi saat itu masih ada orang-orang yang mendapatkan kesempatan berkembang. Menurutnya dalam 22 tahun kehidupan seseorang bisa benar-benar berubah, seperti yang terjadi pada dirinya maupun Jokowi.

"Sama-sama dapat rezeki nomplok, tetapi ada yang jadi mobil dan hidup yang lebih enak. Tetapi beliau menggunakan untuk yang core dan mengembangkan," tambahnya.

Selain itu yang terpenting di masa krisis bukan hanya memikirkan diri sendiri namun juga orang lain. Hal ini tercermin dari pilihan Jokowi untuk meningkatkan kapasitas pabrik furnitur yang menggambarkan bahwa dia memikirkan orang lain dan karakter tersebut menggambarkan bahwa sudah selesai dengan dirinya.

"Karakter itu menggambarkan kalau Anda sudah selesai dengan diri Anda sendiri sehingga perhatian bisa dicurahkan pada orang lain. Makanya jangan pernah punya pikiran sempit, nanti hati dan sikapnya sempit. Kalau mindset terbuka landscape-nya kelihatan anda memiliki pandangan yang lebar," katanya.

Sri Mulyani mengatakan prinsipnya hanya satu yakni dalam situasi yang sedang turun seperti krisis pandemi saat ini, pasti suatu saat kondisi akan naik kembali. 

"Kalau sekarang merasakan berat dan menganggap lowest point, bagus berarti kalau lagi di posisi terendah, satu-satunya hal yang akan terjadi adalah kenaikan. Kalau kita lagi senang justru harus waspada, sampai kapan ini bertahan," kata Sri Mulyani. ( RZ/WK )**

No comments:

Post a Comment