INDENPRES MEDIA ISTANA

Saturday, 1 August 2015

Ilir-Ilir di Muktamar NU di Jombang.

Ilir-ilir memang bukan dari kata semilir, tapi sama-sama mengandung makna " sejuk ". Semilir angin membikin badan segar, apa lagi di pagi hari, atau saat badan sedang kepanasan. Sedangkan ilir-ilir merupakan tembang karya Sunan Kalijaga, yang jikan dilantunkan dan dicerna lebih dalam membikin jiwa sejuk. Tembang itu, salah satu gambaran Sunan Kalijaga dalam berdakwa melalui pendekatan kultural, sangat toleran. Sunan Kalijaga menggunakan seni ukir, wayang, gamelan, serta seni suara suluk sebagai sarana dakwa. Pendekatan serupa dilakukan para Sunan ( wali songo ),dan para wali lainnya. Ilir-ilir/Tandure wis semilir/Tak ijo royo-royo. Bait ini dimaknai, diminta bangun dari kepurukan untuk mempertebal keimanan yang telah ditanamkan oleh Alla,yang digambarkan tanaman yang mulai bersemi dan pohon-pohon yang mulaMantan calon wakil piden Hatta Rajasa, saat berziarah ke makam Sunan Giri, belum lama ini, misalnya, mengatakan ziarah tersebut untuk mengingatkan bahwa indonesia mempunyai ulama besar yang menyebarkan Islam melalui pendekatan kultural. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradi menyatakan bahwa, Islam yang dibawa olh Wali Songo Islam yang terbuka dan melebur dengan tradisi-budaya tanpa ada bentrokan , kecuali tradisi yang jelas-jelas melanggar syari'AH .Itu yang harus dipeliara dan kembangkan. Banyak literatur tentang Wali Songo. Ketua Umum Pengurus besar Nahdlatul Ulama ( PBNU ) Said Aqil Siradj, Islam Nusantara meerupakan warisan dan para wali, terutama Wali Songo,yang berhasil mengislamkan dan mewarnai dengan dakwa Nusantara bil hikmah ( dengan kebijaksanaan ), wal mau 'mau'idhah hasanah ( nasihat ) wal mujadalah ( diskui ), tidak dengan kekerasan. Said menegaskan keliru jika ada yang mengira Islam Nusantara anti Arab.Sejarah, jelasnya, menyebutkan hubungan Islam Nusantara dengan Timur Tengah sudah lama. Ulama seperti Syeikh Ahmad Khotib Sambas,Syekh Nawawi Banten, Syekh Abdusshomad Palembang, dan lainnya mendapat reputasi internasional karena karya dan pengabdian mereka di Timur Tengah sangat diakui hingga sekarang. Islam yang dibawa Wali Songo ialah Islam yang terbuka dan melebur dengan tradisi- budaya tanpa ada bentrokan, kecuali tradisi yang jelas-jelas melanggar syari'ah.Itu yang harus kita pelihara dan dikembangkan. Said Aqil membeberkan Islam Nusantara itu terkait tema Muktamar ke-33 NU di Jombang, Jawa Timur, yang hari mulai digelar dan berakhir pada tanggal 5 Agustus 2015. Tema muktamar itu sendiri lengkapnya " Meneguhkan Islam Nusantara untuk Peradaban Indonesia dan Dunia ". Ya, semoga Muktamar NU menghasilkan ' resep-resep" pereda jiwa yang panas, jiwa yang sarat curiga,hngga menyejukkan dunia. Bak tanaman yang mulai bersemi dan mengijau di dunia (jiwa) yang sedang gersang, sebagaimana sebagian makna dari tembang Ilir-ilir. Tema ini dipilih, kata Said , antara lain karena melihat dunia Arab dibakar perang saudara tak habis-habis, sementara di Eropa dan Amerika,Islamophobia menggejala dimana-mana. Serba repot. Walhasil, wajar kalau Islam Nusantara yang moderat ini sangat dinanti-nantikan dunia.*****

No comments:

Post a Comment