INDENPRES MEDIA ISTANA

Thursday 20 August 2015

Akik Turun 40 Persen.

Moncernya bisnis batu akik akhirnya tak mampu hukum supply and demmand atau jumlah barang dan kebutuhan. Dalam hukum yang akrab di telinga pedagang diebutkan, jika barang minim dan kebutuhan tinggi maka harga akan dongkrak naik. Alasan klasik disebut-sebut menjadi penyebab turunnya harga. Jumlah stok yang melimpah, membuat pembeli mulai jenuh. Banyaknya pedagang bermunculan dan barang yang banyak, membuat akik kini tak lagi eksklusif. Namun sebaliknya jika barang melimpah dan kebutuhan menurun, maka otomatis harga barang tersebut akan turun alias anjlok. Pelan tapi pasti, era kejayaan perdagangan batu akik mulai pudar. Harga beberapa jenis batu akik, terutama dari jenis lokal mulai anjlok. Para penggemar batu akik mulai kalangan atas hingga bawah, semuanya memakai cincin akik. Kebanggaan memakai jenis akik tertentu mulai pudar, karena banyak orang lain yang kini memakai jenis yang sama. Semakin sulit memakai akik tanpa ada yang menyamai. Masih segar dalam ingatan ketika beberapa bulan lalu, hampir semua mal di kota-kota besar menggelar pameran batu akik. Bahkan tak jarang pemerintah daerah memberikan dukungan penuh pada sentra-sentra batu akik. Lalu muncul ceritera-critera bagaimana penjual sukses mendapatkan untung hingga ratusan juta rupiah setelah dagangannya laku. Beberapa jenis batu akik yang dianggap adalah seperti bacan dan giok dicari dimana-mana. Kini ceritera seperti itu mulai jarang muncul. Tak sulit lagi mencari penggemar akik memakai bacan dan giok di jari tangannya. Turunnya omset penjualan akik sebenarnya sudah diprediksi. Meski tak sama persis, pelaku bisnis sebelumnya sudah pernah mengalami ketika booming tanaman anthurium dan ikan louhan. Memang menurunnya tren bisnis akik tak secepat anthurium dan louhan, namun tanda-tanda tersebut kini mulai tampak. Pedagang akik yang dulu eksklusif kini bermunculan si tepi-tepi jalan hingga ke pinggiran kota. Mereka yang tadinya tak kenal akik kini hapal dan mendadak ahli soal akik, mulai dari asal-usul, jenis dan harganya. Harga akik yang sebelumnya tak wajar, kini terpangkas hingga separuhnya bahkan lebih. Tanda-tanda ini sepatutnya diwaspadai, terutama bagi para spekulan yang berani menanamkan modal dalam jumlah yang besar. Perajin akik pun jumlahnya meningkat tajam,mereka yang tadinya belum pernah menyentuh batu akik mendadak jadi ahli pembuat akik. Mereka perlu mengingat nasib spekulan anthurium dan ikan louhan yang mengalami kerugian besar akibat tak membaca situasi. Memang ada banyak alasan untuk mempertahankan bisnis akik karena berbeda dengan anthurium dan ikan louhan. Namun toh tak ada salahnya berjaga-jaga sebelum kondisi akik benar-benar jatuh.*****

No comments:

Post a Comment