Tuesday, 24 December 2013
TEBARKAN PERSAUDARAAN ANTARSESAMA MANUSIA DENGAN SALING MENGASIHI.
Uskup Agung Semarang, Mgr Johannes Maria Pujasumarta menuturkan, semangat Natal adalah mempererat persaudaraan. Kiranya tidak pantas jika Tuhan dikaitkan dengan dendam dan kekerasan. Pasalnya, dalam masa kekinian mengaitkan Tuhan dengan kekerasan sangat mengena. Allah adalah kasih ditengah konflik antaragama. Jadi Natal adalah perwujudan kasih
Karena itu, marilah kita sambut perayaan Natal ini dengan mencari jalan untuk mewujudkannya. Marilah kita lihat Natal ini sebagai persaudaraan.
Mgr Pujasumarta mengatakan, umat Kristiani wajib membawa pesan Natal di tengah belum surutnya konflik beraroma agama. Menurutnya, umat Kristiani perlu memberikan contoh paling sederhana di masyarakat. Contoh itu, lanjut Mgr Pujasumarta adalah mewujudkan persaudaraan antarsesama manusia dengan saling mengasihi.
Selain itu, lanjut Mgr Pujasumarta, sesuai Konferensi Waligereja Indonesia ( KWI ) dan Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia sudah menyekapi pesan Natal bersama tahun 2013 bertemakan “ Datangla, ya Raja Damai . Menurut Mgr Pujasumarta, seiring dengan semangat dan tema Natal tahun ini, disadari bahwa Natal kali ini tetap masih dirayakan dalam suasana keprihatinan untuk beberapa situasi dan kondisi bangsa Indonesia.
Meski kita bersyukur bahwa konstitusi Indonesia menjamin kebebasan beragama, namun dalam praktiknya kehidupan berbangsa dan bernegara,kita masih merasakan adanya tindakan-tindakan intoleren yang mengancam kerukunan. Misalnya, dengan dihembuskan isu mayoritas dan minoritas di tengah- tengah masyarakat oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan kekuasaan.
Namun yang paling mencemaskan adalah kejahatan korupsi yang semakin menggurita. Walaupun usaha pemberantasan sudah dilakukan dengan tegas dan tak padang bulu, tetapi tindakan korupsi yang meliputi perputaran uang dalam jumlah sangat besar masih terus terjadi.
Kendati demikian, Mgr Pujasumarta menilai tindakan intoleren ini secara sistematis hadir dalam berbagai bentuknya. Selain itu, di depan mata juga tampak perusakan alam melalui cara-cara hidup keseharian yang tidak mengindahkan kelestarian lingkungan seperti kurang peduli terhadap sampah, polusi dan lingkungan hijau maupun dalam bentuk eksploitasi besar-besaran terhadap alam melalui proyek-proyek yang merusak lingkungan.
Mgr Pujasumarta menambahkan, hal lain yang juga memprihatinkan adalah lemahnya integritas para pemimpin bangsa. Bahkan, kata Mgr Pujasumarta, dapat dikatakan bahwa integritas moral para pemimpin bangsa ini kian hari kian merosot. Menurutnya, disiplin, kinerja, komitmen dan keberpihakan kepada kepentingan rakyat digerus oleh kepentingan politik kekuasaan.
Kenyataan ini member secercah kesegaran ditengah dahaga dan kecewa rakyat atas realitas kepemimpinan yang ada di depan mata. Maka “ Datanglah ya Raja Damai “ semoga lekas terwujud melalui perayaan Natal 2013.
Namun demikian, kita bersyukur karena Tuham masih menghadirkan beberapa figur pemimoin yang patut dijadikan teladan. (**).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment