INDENPRES MEDIA ISTANA

Saturday 21 December 2013

KAPOLDA JAWA TENGAH JAMIN KEAMANAN PELAKSANAAN NATAL AMAN.

Semarang, Kapolda Jawa Tengah, Irjen Dwi Priyatno mengatakan, sebanyak 180 gereja di berbagai kota di wilayah Jawa Tengah tergolong rawan terror. Polda Jawa Tengah sudah memetakan kerawanan yang terjadi menjelang Natal dan Tahun Baru 2014. Ada 2.850 gereja di Jawa Tengah, sebanyak 2.670 gereja di antaranya dipastikan aman. Sementara sisanya rawan terjadi terror. Kriteria rawan lainnya yaitu lokasi gereja jauh dari pengawasan polisi dan rawan kriminalitas serta kemacetan arus lalu lintas. Menurut Kapolda Jateng, antisipasinya terhadap gereja yang rawan itu, di antaranya mendirikan pos pengamanan dan penempatan polisi berseragam maupun memakai baju non seragam. Selain itu, juga bekerjasama dengan pengamanan eksternal, Banser, Linmas, dan lainnya. Kapolda Jateng, kriteria rawan itu diantaranya jumlah jemaat lebih 1.000 orang, gereja tersebut memiliki latar belakang sasaran penyerangan kelompok tertentu, gereja sengketa terkait perizinan, dan lokasi gereja berada radius kelompok radikal. Hasil pemantauan, jumlah terbanyak gereja rawan teror berada di Kota Semarang sebanyak 18 gereja dan Solo sebanyak 18 gereja. Kapolda Jateng sudah memerintahkan seluruh Kapolrestabes/ Kapoltabes untuk meningkatkan penjagaan dan patrol selama Natal dan Tahun Baru 2014. Kapolda Jateng menegaskan bila jajaran Polda Jawa Tengah telah mempersiapkan segala sesuatunya untuk menciptakan keamanan dan ketertiban selama Natal dan Tahun Baru. Kapolda Jawa Tengah juga telah memberikan perintah kepada seluruh jajarannya untuk menindak tegas pelaku kejahatan yang dimungkinkan berisiko mengganggu kegiatan Natal. Gereja yang rawan juga termasuk yang letaknya berada di dekat tempat tinggal teroris. Aksi teror memang menjadi prioritas selama Natal, siapa pun Kapoldanya di Jawa Tengah ancaman teror tetap aka nada. Sementara itu Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Djihartono, memastikan pengamanan setiap gereja dalam perayaan Natal dan Tahun Baru dilengkapi alat pendeteksi bom dan detektor metal. Kapolrestabes Semarang, sebanyak 1.522 personil kepolisian telah disiagakan. Serangkaian pemeriksaan juga berlaku bagi jemaat yang masuk ke gereja meski melenggang tanpa tas. Djihartono memastikan kebijakan itu dilakukan tanpa mengganggu warga yang menjalankan ibadah natal. Mereka yang bersikeras membawa tas harus lebih dulu melewati pemeriksaan petugas. Kapolrestabes Semarang mengingatkan saat ini sudah ada kelompok yang mencoba mengacaukan situasi Semarang yang damai. Djihartono menunjuk keberadaan spanduk bernada provokatif yang dipasang di Jalan Pemuda dan Arteri Sukarno-Hatta. Dua spanduk itu diturunkan oleh aparat gabungan Polrestabes Semarang dan Satpol PP Kota Semarang pada hari Kamis siang lalu. Sebuah spanduk terpasang di jembatan penyeberangan Jalan pemuda, satu lagi di atas terowongan tol Arteri Sukarno-Hatta. Menurut Kapolrestabes Semarang, pemasangan spanduk itu apa pun dalihnya merupakan usaha mengganggu ketertiban. Kepolisian masih terus menyelidiki kelompok pemasang itu sesuai yang tercantum di spanduk. ( * ).

No comments:

Post a Comment