INDENPRES MEDIA ISTANA

Monday 2 December 2013

CITRA POLRI DIPERTARUHKAN MASALAH KASUS MENONJOL BELUM TERUNGKAP.

Semarang, Maraknya kejahatan, terutama perampasan dan perampokan di kota Semarang akhirnya membuat Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Dwi Prayitno angkat bicara. Sejumlah kasus menonjol di wilayah Polrestabes Semarang hingga saat ini belum berhasil diungkap. Polisi di jajaran Polrestabes Semarang perlu kerja ekstra untuk mengungkap kasus besar yang belum terungkap. Kasus lama yang belum terungkap perampokan mobil jasa pengisian uang ATM senilai Rp 2,4 miliar, dikompleks Apotik Bina Sehat Tanah Mas Semarang, pada hari Kamis lalu 1 Januari 2012 lalu. Kasus peledakan Pos Polisi Lalu Lintas di Genuk Semarang, hari Senin lalu ( 16/9). Kemudian penembakan yang menewaskan Soleh (32) warga Gang Garuda RT05/RW 06 Kebonharjo, Semarang Utara pada hari Senin lalu (18/11) dini hari. Padahal pada serah terima jabatan menjadi Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Djihartono yang menggantikan posisi Kombes Pol Elan Subilan menyatakan, akan menuntaskan kasus menonjol pada periode sebelumnya yang belum tuntas. Disinggung apakah ada target untuk Polrestabes Semarang guna mengungkap kasus-kasus tersebut. Kapolda Jateng tidak ada penentuan target kemudahan dan kesulitan yang berbeda. Semua kasus di Polrestabes Semarang yang belum terungkap langsung di backup oleh Polda Jateng. Selain itu, pihaknya akan mengatur managemen pengamanan dari penjagaan, patroli, hingga menganalisa derah rawan kejahatan yang diterapkan baik di Polres maupun Kapolrestabes se Jawa Tengah. Terkait hal itu, Kapolda Jateng Irjen Pol Dwi Priyatno meminta Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Djihartono lebih aktif lagi dalam mengemban tugas terutama masyarakat. Hal itu agar semua kasus bisa dipantau dan diselesaikan dengan baik. Jam lapangan lebih aktif lagi. Sementara itu, terkait perampokan yang terjadi CV Mitra Jaya distributor minuman kemasan dan minyak pelumas, di Jalan Puri Anjasmoro Blok EE 3, Kecamatan Semarang Barat, pada hari Kamis lalu (28/11 ) sekitar jam 13.00 WIB. Kasat Reskrim Polrestabes Semarang AKBP Wika Hardianta SH, SIK mengatakan penyelidikan kasus tersebut masih terus berjalan. Saat ini pihaknya fokus melacak identitas para pelaku tersebut. Dan sejumlah saksi sudah dimintai keterangan. Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Djihartono kasus menonjol termasuk kasus peledakan Pos Polisi Lalu Lintas di Genuk dan penembakan Soleh tetap menjadi prioritas pihaknya. Sebab, kasus menonjol harus diselesaikan sesuai intruksi Pimpinan Polri. Sejauh ini, kata Djihartono, beberapa saksi sudah dimintai keterangan. Begitu juga dengan terduga pelaku. Namun dalam pemeriksaan pihaknya belum menemukan cukup bukti. Djihartono juga menyatakan masih menjadi pekerjaan rumah (PR). Mudah-mudahan secepatnya dapat terungkap. Pihaknya juga membentuk tim khusus untuk terus memantau dan melakukan pelacakan.Ini bagian dari tahap pengembangan. Disinggung tentang target waktu pengungkapkan kasus tersebut, pihaknya belum mempunyai target khusus. Selain dua kasus itu, Kapolrestabes Semarang menyatakan beberapa kasus lain yang belum terungkap juga bagian dari pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Kriminolog Universitas Diponegoro Semarang Budi Witjaksono, meyatakan kepolisian harus membuat skala prioritas agar dapat fokus menonjol. Sebab, tanpa prioritas kepolisian akan disibukkan dengan kasus-kasus yang bakal muncul. Menurut Budi, kendala yang dialami oleh kepolisian meliputi jumlah personil dan kemampuan dilapangan dalam analisa peta kejahatan dan karier penjahat. Padahal personil polisi dibandingkan jumlah penduduk masih kurang. Sehingga langkah analisa ini dinilai belum maksimal. Saat polisi disibukkan mengungkap kasus. Saat polisi disibukkan mengungkap kasus. Polisi juga harus membuat peta kerawanan penjahat. Budi juga menyatakan kejahatan sudah seperti rutinitas. Selain penjahat lama ada yang belum tertangkap, penjahat baru juga muncul. Sehingga kejahatan merebak. Terkait aksi perampokan dengan senjata api. Budi menilai sudah sulit sekali dikendalikan. Sebab keberadaan senjata api diluar aparat juga dipunyai sipil yang rawan disalahgunakan. Menurut pemantauan kejahatan yang masih marak adalah penjambretan di jalan dan juga perampasan masih marak belum bisa ditekan. Berbagai informasi di lapangan bahwa para korban kejahatan tersebut enggan melaporkan ke aparat kepolisian dikarenakan berbagai macam alasan yang didapat oleh korban kejahatan. Bila tidak terungkap kasus besar di Polrestabes Semarang menjadikan citra kepolisian akan terpuruk. ( andu ).

No comments:

Post a Comment