INDENPRES MEDIA ISTANA

Monday, 6 July 2020

Pemerintah Berencana Hapus Premium, Ini Tanggapan Pertamina.

Jakarta, ( INDENPERS- MEDIA )-----Pemerintah berencana menghapus bahan bakar minyak (BBM) RON rendah seperti premium dan pertalite. Rencana ini sudah pernah disampaikan dalam rapat bersama DPR RI Komisi VII.

Menanggapi hal ini Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fajriyah Usman mengatakan sebagai badan usaha hilir, Pertamina akan konsisten mengikuti arahan regulator dan menunaikan penugasan dari pemerintah.

"Pertamina juga terus melakukan edukasi kepada masyarakat dan mendorong penggunaan BBM lebih berkualitas dan lebih ramah lingkungan," kata Fajriyah, belum lama ini.

Pertamina masih akan tetap menyalurkan BBM jenis premium ke seluruh Indonesia sesuai dengan penugasan pemerintah. Selain itu, Pertamina juga menyalurkan BBM jenis pertalite, pertamax, pertamax turbo serta produk solar, dexlite, dan pertamina dex.

Fajriyah menyebut Pertamina sudah melakukan edukasi sejak lama, melalui berbagai program promosi agar masyarakat mau beralih ke BBM yang lebih berkualitas. "Melalui program cashback di aplikasi mypertamina, program undian Berbagi Berkah MyPertamina, maupun program-program marketing lainnya," jelasnya Fajriyah.

Sebagai informasi, Indonesia masih menjual BBM produk gasoline dengan varian yang paling banyak, yakni 6 varian. Dibandingkan dengan negara lain, Singapura menjual gasoline dengan jumlah produk 2 varian, Australia 2 varian, Malaysia 2 varian.

China 4 varian, Thailand 2 varian, Philipines 4 varian, Vietnam 2 varian, dan India 3 varian, dan Myanmar 3 varian. Data ini diambil dari bahan paparan PT Pertamina (Persero) saat rapat dengan Komisi VII DPR RI. Pemetaan ini dikutip dari Mc Kinsey Analysis based on FGE Asia Pasific Databook Fall 2019.

Dari sepuluh negara tersebut, Indonesia menjadi satu-satunya negara yang masih menjual varian produk BBM RON 88 atau premium. Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, BBM jenis Premium dan Pertalite masih akan tersedia. Kendati begitu, Arifin bilang sudah tidak banyak lagi negara yang menggunakan BBM jenis tersebut.

"Ke depannya akan ada penggantian untuk menggunakan energi yang lebih bersih yang dampaknya bisa meringankan beban lingkungan," kata Arifin. ( RZ/WK )***

No comments:

Post a Comment