INDENPRES MEDIA ISTANA

Monday 27 July 2020

Luhut Ungkap 'Perang' AS vs China Kelola Tanah Jarang RI.

Jakarta, ( INDENPERS-MEDIA )----Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sedang mencari negara yang bakal menjadi investor untuk komoditas rare earth atau tanah jarang. Belakangan ini komoditas rare earth banyak jadi perbincangan karena bisa menjadi bahan baku pembuatan senjata.

Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan sudah menawarkan ke negara-negara yang siap menjadi investor, seperti Amerika Serikat (AS). Saat ini investor yang sudah siap adalah China, akan tetapi demi menjaga iklim investasi di Indonesia, ia enggan menyerahkan ke negara tersebut.

"Ini kita juga memang dilematis, karena rare earth kan paling banyak diproduksi di Tiongkok, Amerika sendiri begitu di banned oleh Tiongkok itu kelabakan juga. Nah investor yang paling cepet sekarang itu Tiongkok, nah kalau kita semua kasih Tiongkok nanti semua mental," kata Luhut, baru-baru ini

Luhut kini tengah mencari investor lain selain China, agar negara lain berkesempatan untuk mengembangkan tanah jarang ini. "Jadi kita ya memelihara ekuilibrium kita cari investor, apakah Amerika mau, kita coba atau yang lain," jelasnya.

Menurutnya mencari investor itu bukan hal yang sederhana seperti yang orang lain lihat dan pikirkan. Namun juga harus pas dengan kepentingan nasional kita.

"Jadi kita harus melihat nasional interest kita, tidak sekedar hanya terima orang datang investasi, tidak begitu ceritanya. Ada perhitungan strategi kita, pertimbangan geopolitik sebelum memutuskan itu dan seberapa banyak yang akan kita berikan, nggak akan kita berikan semua," ucapnya.

Usulan penggunaan rare earth sebagai bahan pembuatan senjata merupakan hasil pembicaraan antara Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Tanah jarang ini banyak di temukan di daerah yang menghasilkan timah, seperti di Bangka Belitung. Saat dikonfirmasi ke Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosma Djohan, ia mengaku sudah bertemu dengan Prabowo perihal potensi besar tanah jarang ini.

"Ini adalah mineral-mineral yang sangat memiliki potensi untuk ketahanan negara kita," ujar Erzaldi ditemui di gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, baru-baru ini.

Tidak berhenti sampai di situ, Ia mengklaim kalau Prabowo sudah mendiskusikan potensi besar tanah jarang dengan Presiden Joko Widodo. "Alhamdulillah dengan Pak Prabowo sudah menindaklanjuti ke Pak Presiden dan kita tunggu nanti kebijakan dari pemerintah," kata Erzaldi. (RZ/WK )***

No comments:

Post a Comment