Sebagai langkah awal, dia mengaku bakal membentuk badan khusus yang bakal mengerjakan proyek ini. Badan itu bernama badan cadangan logistik strategis yang akan menjadi bagian dari Kemenhan.
"Kita sudah mengajukan surat ke Pak Menpan RB. Nanti badan itu yang akan menangani. Kepala project-nya. Setelah itu kemudian dia yang mengawasi, dia yang menjaga. Pokoknya setiap tahun dia harus produksi terus itu," ujarnya, akhir pekan kemarin.
Nantinya, pihaknya juga melibatkan militer dalam proyek ini. Para tentara diterjunkan untuk menggarap lumbung pangan ini.
"Tentara dilibatkan untuk bekerja. Bekerja dan menjaga. Kan dia memang defense. Kalau PUPR kita libatkan untuk membangun infrastrukturnya. Bapak PUPR sudah siap mendukungnya. Offtaker nya BUMN juga kita kasih," tandasnya.
Untuk penyiapan lahan, pihaknya juga berkoordinasi dengan KLHK dan Kementerian ATR/BPN. Adapun Kementerian Pertanian, juga bakal terlibat khusus dalam hal observasi pembibitan, pupuk, hingga pengolahan tanah.
"Pekerjanya kan ada tentara. Ada komponen cadangan. Kita rekrut komponen cadangan nanti. Kita kan sudah hitung dan itu perlu mekanisasi. Modern lah, bukan labour intensive," urainya.
Dia menegaskan bahwa food estate ini bakal jadi contoh pertanian modern di Indonesia. Memang, menurutnya sulit membayangkan realisasinya ketika proyek ini belum di depan mata. Namun setidaknya ada sejumlah contoh di negara lain.
"Kalau pergi ke New Zealand, itu kan lihatnya ladang gandum, ladang anggur. Itu kan keren-keren. Nah nanti kalau kamu ke Kalimantan ini insya Allah kalau bisa berjalan dengan baik nanti kamu jalan ke suatu tempat itu akan melihat ladang singkong. Wuih keren tapi orangnya nggak ada, ya kan. Jangan lupa di sela-sela itu, karena singkong itu waste-nya itu kan ada bahan ternak dari kulitnya, daunnya."
"Nah sapi harus kita taruh di situ. Kalau per hektar itu ada 10 sapi kalau kita 800 ribu hektare atau 1 juta hektar, udah 10 juta. Itu nggak perlu impor lagi dagingnya," lanjutnya.
Singkong memang disebut bakal jadi komoditas andalan food estate ini. Sakti Wahyu Trenggono mengungkap alasan menjadikan singkong sebagai komoditas andalan yang akan ditanam.
"Skenario food estate ini negara menyiapkan suatu lahan dalam skala yang memadai lalu kemudian kita pilih golongan karbohidrat tapi tidak melulu beras. Singkong misalnya. Ini kajian. Setelah kita kaji singkong itu bisa jadi mocaf/mocav, dan mocaf itu sama dengan terigu," ujarnya. ( RZ/WK )***
No comments:
Post a Comment