INDENPRES MEDIA ISTANA

Wednesday, 22 July 2020

Luhut Curhat Dikritik Jokowi Soal Sampah, Ada Apa?.

Jakarta, ( INDENPERS-MEDIA )----Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan buka-bukaan soal pengolahan sampah menjadi energi (waste to energy). Menurut dia, permasalahan ini telah menjadi pembicaraan sejak lama.

"Presiden kritik terus kami pembantunya rapat repet kok nggak jadi-jadi. Sekarang ini jadi barang ini," ujar Luhut saat meresmikan operasionalisasi pengolahan sampah menjadi bahan bakar alternatif (Refuse Derived Fuel) yang ramah lingkungan di Jeruk Legi, Kabupaten, Cilacap, Jawa Tengah, yang disiarkan via Youtube Kemenko Marves, baru-baru ini.

RDF atau teknologi pengolahan sampah melalui proses homogenizers menjadi ukuran/butiran kecil (pellet) yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk sumber energi terbarukan kini sudah ada di Cilacap. Bahkan dalam proses pembakaran hasil olahan sampah ini bisa menjadi pengganti batu bara. Fasilitas RDF di Cilacap adalah yang pertama di Indonesia.

Luhut membeberkan keunggulan fasilitas ini. Ia menyampaikan ongkos untuk membuat fasilitas ini sekitar Rp 70 miliar hingga Rp 80 miliar. Namun, jika hal itu dibuat dalam jumlah banyak, maka bisa menghemat biasa.

"Bersihkan sampah ada cost-nya. Nggak bisa pembersihan sampah serta merta menguntungkan. Ini lebih baik waste to energi. Saya harap kita sudah bisa masukkan program tahun depan karena presiden (Presiden Joko Widodo) tekankan betul yang bisa dibuat dalam negeri buat dalam negeri," ujar Luhut.

Lebih lanjut, dia mengaku akan segera melaporkan hal ini kepada Jokowi. Luhut pun akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah terkait wilayah mana yang bisa menerapkan RDF. Pun dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pabrik semen mana yang bisa gunakan hasil ini.

"Saya berterima kasih pada semua pihak pak bupati, kita harap bisa bangun dengan baik, kalau ada perbedaan di sana sini marilah kita cari jalan keluar," kata Luhut.

Pembagunan ini merupakan kerja sama antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kedutaan Besar Denmark - DANIDA, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten Cilacap dan PT. Solusi Bangun Indonesia (dahulu PT. Holcim).

Fasilitas ini dioperasikan Pemerintah Kabupaten Cilacap bekerja sama dengan PT SBI yang akan mengolah 120 ton sampah per hari menjadi kurang lebih 50 ton RDF yang kemudian akan diumpankan ke kiln semen PT. SBI sebagai bahan bakar alternatif pengganti batu bara.

Luhut mengatakan penerapan teknologi RDF merupakan upaya untuk meningkatkan pengelolaan persampahan di Indonesia. Ia berharap agar pilot project ini bisa menjadi titik balik pengelolaan sampah di Indonesia yang selama ini masih menjadi permasalahan pelik.

"Harus ada terobosan dalam pengelolaan sampah sehingga dapat mengurangi ketergantungan pengelolaan sampah kota/kabupaten kepada Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah di mana sampai saat ini keberadaannya selalu menjadi masalah, baik lingkungan maupun sosial. Semoga teknologi yang dibangun di Cilacap ini selanjutnya bisa menjadi contoh bagi daerah-daerah lainnya," ujar Luhut. ( RZ/WK )****

No comments:

Post a Comment