Menurutnya dengan cara itu, bisa menekan kasus corona di Bandungan.
"Kami di setiap sosialisasi, juga meminta kades dan lurah aktif membuat ide-ide kegiatan serta peraturan untuk menekan corona di Bandungan," jelas Anang, di sela pembagian masker di Pasar Bandungan, Kabupaten Semarang, baru-baru ini.
Untuk tingkat kecamatan, Anang menjelaskan beberapa kegiatan menekan penyebaran corona mulai diaktifkan kembali.
Di antaranya mengaktifkan lagi penyemprotan disinfektan, menegur masyarakat yang tak menggunakan masker saat berada di tempat umum di Bandungan, hingga pembagian disinfektan.
Ia juga menjelaskan pihaknya segera mengaktifkan gerakan 3 jaman.
Yakni gerakan semua masyarakat Bandungan dan warga luar wilayah yang berkunjung ke Bandungan untuk cuci tangan dengan sabun dan air mengalir di tiga jam yang ditentukan.
"Yakni pukul 9 pagi, 12 siang, dan 15.00 semua warga tanpa terkecuali harus cuci tangan, apapun kegiatan yang sedang mereka lakukan di Bandungan," ungkapnya.
Anang mengatakan, gerakan serentak ini dilakukan agar bisa menekan penyebaran corona di Bandungan.
Hingga saat ini, Bandungan masih menjadi satu-satunya wilayah di Kabupaten Semarang yang masuk zona risiko tinggi corona.
Sebab dari 35 kasus secara kumulatif, ada satu pasien dirawat, 19 orang menjalani isolasi, 11 orang sembuh, dan empat lainnya meninggal dunia.
"Teguran ke masyarakat yang berkunjung tak menggunakan masker, menyasar pedagang dan pengunjung pasar."
"Tapi juga kami menegur pengendara mobil dan kendaraan roda dua yang hendak menuju Bandungan yang tak menggunakan masker," papar Anang.
Terkait pembukaan tempat pariwisata di Bandungan, Anang menjelaskan saat ini Pemkab Semarang masih melakukan uji coba tahap satu selama dua minggu.
Untuk uji coba pembukaan tempat hiburan malam di
Bandungan saat ini telah dihentikan sementara untuk tempat pariwisata, masih dilakukan evaluasi.
"Tentunya Pemkab bisa bersikap bijaksana melihat situasi dan kondisi saat ini.
Evaluasi itu juga melihat situasi apakah kasus corona di Bandungan dan Kabupaten Semarang secara umum naik atau turun," jelas dia.
Seorang warga Bandungan, Wardoyo (43) mengaku miris melihat Bandungan jadi tempat kategori zona risiko tinggi corona.
Sejak empat bulan lalu ia selalu menggunakan masker saat keluar rumah.
"Saya melihat kesadaran masyarakat masih kurang untuk menggunakan masker.
Saya lihat masih banyak masker yang dikantongi, tapi tidak dipakai," paparnya. ( RZ/WK )***
No comments:
Post a Comment