Jakarta, ( INDENPERS-MEDIA )------Kepala Staf Presiden Moeldoko sebut pernyataan Gatot Nurmantyo yang mengaitkan pergantiannya sebagai Panglima TNI terkait dengan ajakan Nobar film G30SPKI sangat subjektif.
"Tentang pencopotannya, itu pendapat subyektif. Karena itu penilaian subyektif ya boleh boleh saja, sejauh itu perasaan," kata Moeldoko dalam wawancara KSP, Kamis, belum lama ini.
Menurut purnawirawan Jenderal Bintang empat itu, apa yang dipikirkan Gatot belum tentu sama dengan yang dipikirkan Presiden saat itu.
Selain itu menurutnya pergantian Panglima TNI tidak ada kaitannya dengan acara Nobar G30SPKI. Pergantian Panglima TNI berdasarkan pertimbangan yang komprehensif, bukan karena kasus per kasus saja.
"Pergantian pucuk pimpinan di sebuah organisasi itu melalui berbagai pertimbangan. Bukan hanya pertimbangan kasuistis tetapi pertimbangan yang lebih komprehensif," kata Mantan Panglima TNI itu.
Untuk diketahui Gatot secara resmi digantikan Marsekal Hadi Tjahjanto pada 8 Desember 2017 lalu dalam upacara pelantikan di Istana Negara. Gatot digantikan Hadi kurang lebih 4 bulan sebelum memasuki masa pensiun pada 1 April 2018.
Sebelumnya Mantan Panglima TNI yang juga Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Gatot Nurmantyo menduga tentang bangkitnya komunisme di Indonesia.
Gatot menyebut, bangkitnya Partai Komunis Indonesia gaya baru, terendus semenjak tahun 2008.Saat itu, Gatot mendapatkan berbagai informasi tentang adanya gerakan tersebut.
"Saya mengamati tentang kemungkinan-kemungkinan bangkitnya gerakan Partai Komunis Indonesia gaya baru. Ini diawali sejak 2008," ujar Gatot. ( RZ/WK )****
No comments:
Post a Comment