INDENPRES MEDIA ISTANA

Saturday, 5 September 2020

Beli Baru Terlalu Mahal, Prabowo Pilih Perbaiki Sukhoi Cs.

Foto: Menteri Pertahanan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto (kiri) dan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin di rumah dinas Wapres, Jakarta.

Jakarta, ( INDENPERS-MEDIA )-----Menteri Pertahanan Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto menemui Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin di kediaman resmi Wapres yang berlokasi di Jalan Diponegoro Nomor 2, Menteng, Jakarta Pusat, baru-baru ini.

Seperti dikutip dari siaran pers Juru Bicara Wapres Masduki Baidlowi, Prabowo datang sendiri menemui Kiai Ma'ruf dengan maksud untuk silaturahim. Sebab, sejak pelantikan Kabinet Indonesia Maju, Prabowo dan Kiai Ma'ruf memang belum pernah bertemu secara resmi.

"Sejak pukul 15.00 sampai dengan 15.45 WIB, menhan dan wapres bicara panjang lebar khususnya membahas program food estate untuk menjaga ketahanan pangan," ujar Masduki.

Selain itu, lanjut dia, Prabowo juga melaporkan tentang rencana perbaikan alat utama sistem persenjataan (alutsista). Prabowo mengungkapkan rencana perbaikan pesawat tempur, kapal, dan tank untuk TNI AD, AL, dan AU.

"Menhan menilai apabila membeli baru terlalu mahal dan tidak bisa langsung diadakan. Oleh sebab itu, akan lebih bagus apabila ada perbaikan-perbaikan. Ia mencontohkan pesawat Hercules, Sukhoi, termasuk tank dan kapal-kapal harus diperbaiki agar Indonesia menjadi negara kuat," kata Masduki.

Namun, lanjut dia, Prabowo menyebut aspek yang lebih mendesak adalah membeli peluru. Sebab, Indonesia dinilai Prabowo kekurangan peluru.

"Banyak orang Indonesia pintar menembak, tetapi tidak punya peluru."

Beberapa waktu belakangan, ramai diberitakan Indonesia akan membeli sejumlah alutsista demi memperkuat pertahanan dalam negeri. Terbaru, Indonesia dikabarkan berminat untuk membeli kapal perang atau fregat bekas asal Jerman, yakni kelas Bremen, F 214 Lubeck.

Fregat ini merupakan satu-satunya fregat kelas Bremen yang tersisa di Jerman. Rencana ini mencuat setelah pembelian fregat Iver Huitfeldt dinilai membutuhkan proses waktu yang lama.

Ketika ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jakarta, baru-baru ini, Wakil Menteri Pertahanan Sakti Wahyu Trenggono membantah hal tersebut.

"Belum, belum. Kita sedang teliti semua. Kita sedang menyiapkan seperti defence masterplan kita seperti apa. Dari situ (terlihat kebutuhannya). Itu kan wacana ya. Saya sih belum, belum ada pembelian," kata Trenggono.

Lebih jauh, Ia menyebut bakal lebih memprioritaskan alutsista yang memiliki kekuatan baik. Di sisi lain, tentu ada harga yang harus dibayar.

"Rencana beli yang baru dong, yang bagus dong," ujar Trenggono.

Isu ketertarikan Indonesia membeli alutsista bekas terlihat dari dokumen-dokumen yang diterima situs khusus pertahanan, www.janes.com. Surat tersebut menyebut pengadaan yang harus diprioritaskan antara tahun 2020 dan 2024, seperti TNI-AL akan memenuhi persyaratan keamanan nasional yang diuraikan dalam fase III cetak biru moderasi militer, Minimum Essential Force (MEF).

Kelas Bremen terdiri dari delapan fregat yang ditugaskan oleh Angkatan Laut Jerman antara tahun 1982 dan 1990. Fregat ini memiliki panjang 130 meter dan dapat menampung 219 awak. Fregat itu juga dapat menerbangkan hingga dua helikopter. ( RZ/WK )****


No comments:

Post a Comment