INDENPRES MEDIA ISTANA

Wednesday 23 September 2020

Kata Jokowi Soal Konflik Laut China Selatan di Sidang PBB.

Foto: Pidato Perdana Presiden Joko Widodo di Sidang PBB.

Jakarta, ( INDENPERS-MEDIA )------Presiden Joko Widodo (Jokowi) membahas soal perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik, dalam pidato perdananya di sesi debat umum Sidang Majelis Umum ke 75 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Rabu (23/9/2020).

Dalam kesempatan itu, Jokowi mengatakan Indonesia akan terus menjaga kawasan agar tetap damai, stabil dan sejahtera.

"Di kawasan kami sendiri, bersama negara ASEAN lainnya, Indonesia terus menjaga Asia Tenggara sebagai kawasan damai, stabil dan sejahtera," katanya dalam pidato yang disampaikan secara virtual itu.

"Pada hari jadinya yg ke-53, 8 Agustus 2020 lalu, ASEAN kembali menegaskan untuk terus menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan. Spirit kerja sama dan perdamaian inilah yg didorong Indonesia ke kawasan yang lebih luas, kawasan Indo Pasifik, melalui ASEAN Outlook on the Indo-Pacific."

Pernyataan itu disampaikan ketika kondisi Indo-Pasifik, tepatnya kawasan Laut China Selatan, sedang panas-panasnya akibat ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dengan China.

Kedua negara yang memiliki ekonomi dan militer terbesar dunia itu telah sering terlibat cekcok soal klaim wilayah di kawasan itu.

Sebagaimana diketahui, China telah memperluas klaimnya atas kawasan yang kaya akan sumber daya dan penting bagi jalur perdagangan global itu. Ada sekitar 90% wilayah Laut China Selatan yang telah diklaim China. Sementara itu, AS terus menentang klaim itu dan meningkatkan patroli di kawasan dengan alasan untuk menjaga keamanan.

Langkah AS itu telah membuat China marah. Meski demikian AS tidak gentar dan enggan meninggalkan kawasan yang juga diperebutkan sejumlah negara ASEAN tersebut.

Selain soal Indo-Pasifik, dalam pidatonya Jokowi juga membahas soal isu penting lainnya, termasuk perdamaian dan vaksin virus corona (Covid-19).

"Kita tahu dampak pandemi ini sangat luar biasa, baik dari sisi kesehatan, maupun sosial ekonomi. Kita juga paham virus ini tidak mengenal batas negara. No one is safe until everyone is," tegasnya.

"Jika perpecahan dan rivalitas terus terjadi, maka saya khawatir, pijakan bagi stabilitas dan perdamaian yang lestari akan goyah atau bahkan akan sirna. Dunia yang damai, stabil dan sejahtera semakin sulit diwujudkan. ( RZ/WK )***

No comments:

Post a Comment