INDENPRES MEDIA ISTANA

Tuesday 17 November 2020

Vaksin Moderna & Kebijakan OPEC+, Bikin Harga Minyak Melesat.

Jakarta, ( INDENPERS-MEDIA )----Kabar menggembirakan yang datang bertubi-tubi soal keampuhan kandidat vaksin Covid-19 yang tinggi membuat harga kontrak futures minyak mentah ikut terangkat. Kini harga kontrak emas hitam tersebut sudah menyentuh level tertinggi dalam dua bulan terakhir. 

Selasa (17/11/2020) harga kontrak minyak yang teraktif ditransaksikan mengalami kenaikan. Kontrak berjangka Brent terangkat 0,43% ke US$ 44,01/barel sedangkan kontrak berjangka West Texas Intermediate (WTI) naik 0,29% ke US$ 41,46/barel pada 09.30 WIB.

Setelah Pfizer dan BioNTech, giliran Gamaleya Research Institute yang mengumumkan bahwa kandidat vaksin Sputnik V memiliki tingkat efficacy sebesar 92%. Semalam Moderna Inc juga melaporkan bahwa kandidat vaksin yang mereka kembangkan memiliki tingkat keampuhan mencapai 94,5%.

"Kita akan memiliki vaksin yang dapat menghentikan Covid-19," kata Presiden Moderna Stephen Hoge dalam wawancara telepon dengan Reuters. Kabar menggembirakan ini disambut positif oleh pasar seiring dengan risk appetite investor yang membaik. 

Baik WTI dan Brent naik lebih dari 8% minggu lalu di tengah harapan vaksin dan ekspektasi bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia (OPEC+), akan mempertahankan produksi yang lebih rendah tahun depan untuk mendukung harga.

OPEC+ telah memangkas produksi sekitar 7,7 juta barel per hari (bph). Komitmen tersebut dibuktikan dengan tingkat kepatuhan yang mencapai 96% pada Oktober.

Mengacu pada pakta awal, OPEC+ berencana untuk meningkatkan produksi sebesar 2 juta barel per hari mulai Januari. Hanya saja maraknya lockdown di Eropa yang berakibat pada rendahnya mobilitas dibarengi dengan kenaikan output minyak Libya membuat pasar terancam mengalami surplus atau kelebihan pasokan. 

Ini membuat harga minyak mentah sempat tertekan hebat. Penurunan harga minyak tentu menjadi ancaman buruk bagi perekonomian negara-negara anggota OPEC+ yang mengandalkan dan bergantung pada komoditas tersebut sehingga kebijakan mereka saat ini adalah dengan memangkas produksi untuk menopang harga. 

Bahwa OPEC+ akan mengadakan pertemuan komite menteri pada hari Selasa yang dapat merekomendasikan perubahan pada kuota produksi ketika semua menteri bertemu pada 30 November dan 1 Desember.

"Tidak dapat disangkal bahwa pasar minyak sepenuhnya di tangan OPEC+," kata kepala analis komoditas SEB Bjarne Schieldrop. "Organisasi itu adalah satu-satunya alasan mengapa harga minyak saat ini tidak jatuh ke US$ 20 per barel. Karena itu, pertemuan mereka yang akan datang pada 30 November-1 Desember tidak kalah pentingnya." (RZ/WK )***

No comments:

Post a Comment