INDENPRES MEDIA ISTANA

Tuesday, 3 November 2020

Fakta-fakta RI di Dasar Jurang Resesi yang Diungkap Jokowi.

Jakarta, ( INDENPERS-MEDIA )-----Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperkirakan produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada kuartal III-2020 akan kembali mencatatkan minus. Resesi, pun semakin di depan mata.

Berbicara di depan jajaran menteri dalam sidang kabinet paripurna, Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2020 akan berkisar minus 3%, lebih baik ketimbang realisasi pertumbuhan di kuartal II-2020 minus 5,32%.

"Perkiraan kita di angka minus 3% naik sedikit," kata Jokowi di Istana Merdeka, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, seperti dikutip Selasa (3/11/2020).

Berdasarkan laporan yang diterima kepala negara, komponen konsumsi rumah tangga dan investasi menjadi salah satu 'biang kerok' jatuhnya pertumbuhan ekonomi. Konsumsi rumah tangga tercatat minus 4%, sementara investasi bahkan anjlok hingga minus 6%.

Dengan perkiraan tersebut, maka tanda-tanda ekonomi Indonesia mengalami resesi semakin menjadi nyata, setelah pada kuartal sebelumnya pertumbuhan ekonomi nasional juga mencatatkan minus pertumbuhan.

Berikut pernyataan lengkap Jokowi :

Pada sidang kabinet paripurna siang hari ini ada beberapa hal yang ingin saya tekankan untuk menjadi perhatian pada kita semuanya. Yang pertama, kita harus tetap fokus untuk mengatur menjaga keseimbangan titik keseimbangan antara penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi. Ini yang saya kira sudah berpuluh-puluh kali saya sampaikan tapi perlu sekali lagi ini saya tekankan.

Alhamdulillah dari laporan yang saya terima per 1 November 2020 ini kasus aktif Covid di Indonesia lebih baik dan lebih rendah dari perkembangan rata-rata dunia. Kita memiliki kasus aktif sebesar 13,78%. Rata2 dunia kasus aktifnya 25,22%. Ini yang terus harus ditekan sehingga angka 13,78% ini bisa kita perkecil lagi. Kemudian juga tingkat kesembuhan yang semakin baik. Kita sekarang di angka 82.84%. Rata2 dunia 72%. Di angka kesembuhan kita juga lebih baik. Ini juga agar diperbaiki lagi.

Yang masih kita di atas rata2 dunia adalah angka kematian atau kasus meninggal di Indonesia. Itu kita masih di angka 3,38%. Rata2 dunia berada di angka 2,5%. Ini yang patut untuk menjadi perhatian kita semuanya dan yang berkaitan dengan Covid saya ingin menekankan sekali lagi hati2 harus menjadi perhatian kita semuanya dan kehati-hatian kita semuanya.

Kemudian yang kedua saya ingin menyampaikan untuk yang berkaitan dengan kuartal yang keempat. Ini adalah kuartal terakhir. Saya harapkan realisasi belanja kita betul2 harus berada pada titik yang paling maksimal.

Kita tahu kemarin di triwulan kedua pertumbuhan ekonomi di angka minus 5,32. Di kuartal tiga kita juga mungkin sehari-dua hari ini akan diumumkan oleh BPS juga masih berada di angka minus. Perkiraan kita di angka minus 3, naik sedikit. Dan ini memang kalau dibandingkan dengan negara lain ya masih jauh lebih baik, tapi ini patut kita berikan tekanan untuk yang kuartal empat.

Jadi kuartal yang tiga, minus 3 lebih sedikit dan itu adalah trennya membaik, trennya positif. Ini yang harus ditekankan nanti kalau ada pengumuman di BPS. Trendnya membaik, trennya positif dari 5,32 minus menjadi minus 3 koma sekian. Sehingga kembali lagi saya sampaikan kuartal empat ini sangat penting sekali agar bisa memperbaiki lagi. ( RZ/WK )****



No comments:

Post a Comment