Foto: Airlangga Hartanto, keterangan pers setelah rapat terbatas "Laporan Komite Penanganan COVID-19 & PEN". Foto ;Sekertariat Kabiner RI.
Jakarta, ( INDENPERS-MEDIA )------Setelah mengalami kontraksi di kuartal II-2020 sebesar -5,32%, ekonomi Indonesia membaik yang terlihat pada kontraksi berkurang menjadi -3,49% pada kuartal III-2020 secara year on year (yoy).
Hanya dalam beberapa bulan, ekonomi Indonesia mulai pulih dari dampak pelambatan akibat pandemi Covid-19. Padahal, negara-negara lain masih berkutat di masalah ini di tengah penularan Covid-19 yang belum terkendali.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa kunci pulihnya ekonomi lebih cepat adalah kebijakan pemerintah yang dilakukan secara intensif dalam upaya Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN). Intervensi pemerintah dalam penanganan kesehatan telah mendorong kepercayaan yang kemudian meningkatkan aktivitas masyarakat.
"Begitu pun intervensi pemerintah melalui program-program pemulihan ekonomi yang ditujukan untuk menahan laju penurunan kinerja ekonomi, yang berhasil menggerakkan konsumsi masyarakat dan investasi swasta," kata Airlangga dalam Keterangan Pers terkait Pertumbuhan Ekonomi, di Istana Merdeka, Jakarta, baru-baru ini.
Lebih rinci, dia menjelaskan bahwa pemerintah melakukan intervensi dilakukan dari sisi permintaan (demand) yang didukung oleh pertumbuhan konsumsi pemerintah sebesar 9,76% (yoy).
Sementara perbaikan juga terlihat pada sisi penawaran (supply). Terdapat sektor yang melejit tinggi setelah di triwulan sebelumnya tumbuh minus, yaitu: sektor transportasi dan pergudangan tumbuh 24,28% dari -29,18% di triwulan sebelumnya, sektor akomodasi dan makanan minuman tumbuh 14,79% dibandingkan triwulan sebelumnya di posisi -22,21%, industri pengolahan tumbuh 5,25% dari posisi -6,29%, dan sektor perdagangan yang tumbuh 5,68% dari posisi -6,71% di triwulan sebelumnya.
"Sejalan dengan pelonggaran kebijakan pembatasan sosial, perbaikan cukup signifikan juga dialami oleh sektor transportasi dan pergudangan, serta sektor penyediaan akomodasi dan makanan minuman (mamin) yang sebelumnya mengalami kontraksi terdalam, tetapi pada triwulan ini mengalami pertumbuhan antar kuartal yang tertinggi," jelas Menko Airlangga.
Kemudian, indikasi perbaikan juga terlihat pada sejumlah indikator ekonomi seperti Purchasing Managers Index (PMI), Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), indeks penjualan ritel, dan surplus neraca perdagangan.
Indikasi pemulihan ekonomi ini juga terlihat dari pertumbuhan ekonomi triwulan ketiga menurut pengeluaran, yang juga menunjukkan perbaikan jika dibandingkan dengan triwulan kedua.
Konsumsi Rumah Tangga tercatat tumbuh 4,70% dari posisi -6,53% pada triwulan kedua, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh 8,45% dari -9,71% di triwulan sebelumnya, dan Belanja Pemerintah tercatat naik 16,93%.
Secara spasial, lanjutnya, kinerja pertumbuhan ekonomi daerah masih sangat dipengaruhi oleh faktor kesehatan yang menyebabkan pembatasan fisik dan sosial, serta aktivitas pariwisata. Namun demikian, pertumbuhan ekonomi daerah pada triwulan ketiga, dibandingkan dengan triwulan kedua menunjukkan angka positif untuk seluruh provinsi. ( RZ/WK )***
No comments:
Post a Comment