INDENPRES MEDIA ISTANA

Thursday 12 November 2020

Terkuak Aksi Korporasi Besar BRI & Kode Jokowi-Erick Thohir.


Jakarta, ( INDENPERS-MEDIA )----Emiten perbankan pelat merah, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) tengah menjadi sorotan pelaku pasar setelah Rabu kemarin (11/11/2020) mengumumkan laporan keuangan kuartal III-2020 yang diaudit dan rencana aksi korporasi besar yang akan dilakukan.

Sontak investor merespons dengan memburu saham Bank BRI. Alhasil, saham BBRI ditutup naik 3% di level Rp 4.120/saham pada penutupan perdagangan Rabu kemarin mengacu data Bursa Efek Indonesia (BEI).

Nilai transaksi Bank BRI tembus Rp 1,46 triliun dengan volume perdagangan 357,10 juta saham. Dalam sebulan terakhir perdagangan saham BBRI melesat 31% dengan kapitalisasi pasar Rp 508,18 triliun.

Direktur Utama Bank BRI Sunarso mengatakan BRI sedang menyiapkan sebuah aksi korporasi yang berkaitan dengan pengembangan bisnis UMKM, terutama di sektor ultra mikro.

Aksi korporasi ini membutuhkan audit laporan keuangan sebagai salah satu syaratnya. Hanya saja Sunarso dan Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo mengaku belum bisa menjelaskan aksi korporasi yang akan dilakukan.

"Jadi audit laporan keuangan September ini hal biasa kita lakukan, tetapi memang betul dalam rangka corporate action. Nanti pada saatnya kami share, ini belum publik," ujar Haru dalam konferensi pers paparan kinerja Kuartal III-2020, baru-baru ini.

"Di tanya ke mana arahnya, kembali lagi seperti kata pak dirut [Sunarso] ini untuk pengembangan UMKM," tambah Haru.

BRI merupakan raksasa bisnis dalam UMKM. Porsi portofolio kredit UMKM mencapai 80,65% dari total kredit September 2020 yang mencapai Rp 935,35 triliun.

Sunarso juga memberikan petunjuk bahwa arah pengembangan BRI ke depan adalah go smaller, yaitu memberikan kredit ke segmen ultra mikro. Dengan arah ini, maka BRI mengincar porsi pembiayaan UMKM bisa naik ke 85%.

"Dari yang belum unbankable kita bawa masuk ke perbankan dengan perkuat base ultra mikro dan unbankable kita masukkan," ujar Sunarso memberi petunjuk arah bisnis ke depan.

Segmen unbankable memang belum banyak digarap oleh BRI selama ini. Segmen ini terdiri dari bagian, termasuk productive poor yang diyakini memiliki pangsa pasar sangat besar, namun hanya sangat sedikit bank yang bermain.

Segmen ini, yang selama ini digarap oleh perusahaan pembiayaan non bank, seperti BUMN Pegadaian maupun Permodalan Nasional Madani (PNM).

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari, mengatakan BRI harus menemukan sumber pertumbuhan yang baru. Untuk itu, BRI mulai masuk ke segmen ultra mikro dalam 2 bulan terakhir.

"Dalam 2 bulan kita sudah kasih ultra mikro Rp 5,5T dengan customer lebih dari 700 ribu nasabah," ujarnya.

Menurutnya, penyaluran kredit ke segmen ini berbasis data, yang didapat dari data penerima bantuan pemerintah maupun data dari Agen BRILink.

"Karena BRI peran utama di stimulus pemerintah dari stimulus ada data base besar, Pak Indra (Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI), sudah buat data yang jadi bantuan buat agen BRI," ujar Supari.(RZ/WK)***

No comments:

Post a Comment