INDENPRES MEDIA ISTANA

Thursday, 5 November 2020

Perkenalkan Kapal Perusak Baru Kebanggaan RI.

Foto: KRI Sultan Hasanuddin-366.

Jakarta, ( INDENPERS-MEDIA )-----Sebagai negara kepulauan, penting bagi Indonesia untuk memiliki pertahanan maritim yang tangguh. Penambahan alat utama sistem senjata (alutsista) menjadi bagian penting.

Teranyar, kekuatan maritim Indonesia bertambah dengan tambahan alutsista di kapal kombatan yakni Fitted For But Not With (FFBNW) perusak kawal rudal (PKR) KRI I Gusti Ngurah Rai-332.

Sebelumnya, kapal perang ini menjalani proses pengintegrasian sistem sensor dan senjata (Sewaco) yang dilakukan di fasilitas produksi Divisi Kapal Perang PT PAL Indonesia (Persero).

Selesai proyek pembenahan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut menyerahkannya kepada Kementerian Pertahanan. Yang diterima oleh Kapuskod Baranahan Kementerian Pertahanan Laksma TNI. Yos Sumiarsa.

"Dengan selesainya proyek FFBNW ini maka KRI I Gusti Ngurah Rai-332 siap dioperasikan sesuai dengan fungsi asasinya sebagai kapal kombatan," kata Yos Sumiarsa dalam keterangan resmi,Kamis (5/11/2020).

Penyerahan dilakukan setelah melalui rangkaian uji coba dan telah memenuhi persyaratan. Ada 4 segmen pengerjaan yaitu persiapan, pemasangan (install), integrasi sistem dan pengujian, serta sea acceptance test (SAT) dan delivery.

Sekretaris Perusahaan PT PAL Indonesia (Persero) Rariya Budi Harta mengatakan dalam proyek pembenahannya beberapa integrasi yang dipertajam. Yakni integrasi sistem sensor dan senjata, selain kapabilitas rancang bangun dan teknologi pembangunan Alutsista Matra Laut.

"Dengan selesainya proyek FFBNW KRI I Gusti Ngurah Rai-332 maka statusnya meningkat dari laik layar menjadi laik tempur serta mampu melaksanakan tugas pokok yang diembannya seperti anti air warfare, anti surface warfare, electronic warfare, naval gun fire support, serta naval diplomacy untuk semakin memperkuat TNI Angkatan Laut dalam menjalankan tugasnya menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Rariya.

Ia menyebut bahwa proyek ini merupakan konsep investasi pertahanan yang diamanatkan oleh Presiden Joko Widodo pada HUT TNI ke-75 05 Oktober 2020.

"Investasi tersebut tidak hanya berupa barang yang terlihat (tangible) seperti peralatan dan fasilitas, namun juga pada hal-hal strategis yang tak kasat mata (intangible) seperti keahlian dan penguasaan teknologi," katanya.

Dengan panjang total 105,11 meter dan berat 2.365 ton kapal perang ini masuk dalam kelas light fregat atau perusak kawal rudal (PKR) yang dilengkapi dengan sistem persenjataan meriam utama 76 mm dan dipersenjatai dengan sistem rudal permukaan ke udara (SAM), sistem pertahanan diri (Close in Weapon System-CIWS) 35 mm, sistem pelontar torpedo, dan sistem rudal permukaan ke permukaan (SSM).

Kapal perang ini memiliki kemampuan peperangan elektronik melalui sistem electronic counter measure (ECM) dan electronic support measure (ESM) yang telah terintegrasikan dalam combat management system (CMS) yang dimiliki KRI I Gusti Ngurah Rai-332.

Adapun Nama KRI I Gusti Ngurah Rai-332 diambil dari nama Pahlawan Nasional asal Bali I Gusti Ngurah Rai yang memimpin pasukan bernama Ciung Wanara melakukan pertempuran terakhir dikenal dengan nama Puputan Margarana melawan Belanda pada 20 November 1946. ( RZ/WK )***

No comments:

Post a Comment