INDENPRES MEDIA ISTANA

Sunday, 8 November 2020

Sejarah! Kamala Harris, Wapres Wanita Kulit Hitam Pertama AS.

Jakarta, ( INDENPERS-MEDIA )-----Kamala Harris membuat sejarah baru pada Sabtu waktu AS. Dia menjadi wanita kulit hitam pertama yang terpilih menjadi wakil presiden (wapres) Amerika Serikat (AS).

Dia berhasil melibas penghalang yang membuat pria, hampir semuanya berkulit putih, yang bercokol di tingkat tertinggi politik AS selama lebih dari dua abad.

Minggu (8/11/2020) Senator California berusia 56 tahun ini merupakan orang pertama keturunan Asia Selatan yang terpilih sebagai wakil presiden.

Terpilihnya Haris sebagai Wapres mendampingi Joe Biden, mewakili multikulturalisme yang mendefinisikan Amerika, tetapi sebagian besar tidak ada di pusat-pusat kekuasaan Washington.

Identitas kulit hitamnya dinilai memberikan kebebasan baginya untuk bersuara secara pribadi di tengah pertiwa sebetulnya soal kebrutalan polisi dan rasisme yang begitu sistemik di AS.

Sebagai wanita dengan peringkat tertinggi yang pernah terpilih dalam pemerintahan Amerika, kemenangannya memberikan harapan bagi wanita yang terpukul oleh kekalahan calon wanita sebelumnya yaitu Hillary Clinton, 4 tahun lalu, melawan Donald Trump.

Harris telah menjadi bintang baru dalam politik Demokrat selama hampir dua dekade terakhir, menjabat sebagai jaksa wilayah di San Francisco dan jaksa agung California sebelum menjadi senator AS.

Setelah Harris mengakhiri kampanye presiden Demokrat 2020, Joe Biden menunjuk Harris sebagai wakilnya. Mereka akan dilantik sebagai presiden dan wakil presiden pada 20 Januari 2021.

Pemilihan pasangan Biden menambah signifikansi karena Biden akan menjadi presiden tertua yang pernah dilantik, pada usia 78, dan belum berkomitmen untuk mengupayakan masa jabatan kedua pada 2024.

Harris sering membingkai pencalonannya sebagai bagian dari warisan, dari perempuan kulit hitam perintis yang datang sebelum dia, termasuk Mary McLeod Bethune, aktivis hak sipil Fannie Lou Hamer dan Shirley Chisholm, kandidat kulit hitam pertama yang mencari partai besar pencalonan presiden, pada tahun 1972.

"Kami jarang mengajarkan cerita mereka. Tapi sebagai orang Amerika, kita semua berdiri di atas bahu mereka," ujar Harris, Agustus lalu, saat dia menerima nominasi wakil presiden partainya.

Terlepas dari euforia kemenangan Biden-Haris atas Trump-Mike Pence, dia dan Biden menghadapi tantangan yang berat, termasuk memperdalam ketegangan rasial di AS setelah pandemi yang telah memakan korban yang tidak proporsional pada orang kulit berwarna dan serangkaian pembunuhan polisi terhadap orang kulit hitam Amerika.

Pekerjaan Harris di masa lalu sebagai jaksa penuntut telah memicu skeptisisme di antara kaum progresif dan pemilih muda yang menginginkannya untuk mendukung perubahan kelembagaan atas reformasi tambahan dalam kepolisian, kebijakan narkoba, dan lainnya.

Harris adalah wanita kulit hitam kedua yang terpilih menjadi senat.(RZ/WK )****


No comments:

Post a Comment