Jakarta.-------Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut, pembangunan pabrik katalis bakal masuk sebagai program strategis nasional (PSN). Airlangga mengatakan hal tersebut di sela menyampaikan paparan capaian dan rencana kerja di Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, kemarin.
Ungkapan itu mengemuka ketika dia memberikan penjelasan mengenai program di bidang pengembangan usaha BUMN, riset dan inovasi. Dalam bidang itu, terdapat sejumlah program di antaranya restrukturisasi dan pengembangan kluster BUMN, serta pengembangan pembiayaan BUMN.
"Ada restrukturisasi BUMN, kemudian pengembangan sesuai dengan investasi dan sinergi perusahaan, pembiayaan BUMN," ujarnya, baru-baru ini.
Sejauh ini, capaian program tersebut dalam bahan paparannya hanya tertulis sedang proses reorganisasi. Kendati demikian, terdapat penjelasan dalam proyeksi sasaran di 2021.
"Ini tentu beberapa program strategis nasional, antara lain juga green fuel dimasukkan dalam proyek strategis nasional. Kemudian gasifikasi batubara didorong untuk mengurangi impor LPG. Beberapa perusahaan swasta sudah siap dan salah satunya di Kalimantan Timur," kata Airlangga.
Dalam bahan paparannya, tertulis yang masuk PSN adalah percepatan pembangunan pabrik katalis berskala komersial sebesar kurang lebih 800 MTPY (Metric Ton Per Year) untuk mendukung pengembangan greenfuel.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat mengungkit hal itu dalam rapat terbatas bersama jajaran menteri dengan topik hilirisasi produk-produk unggulan. Di depan jajarannya, Jokowi menegaskan, putra putri terbaik bangsa saat ini sudah memiliki kemampuan merancang sebuah produk unggulan dengan teknologi yang tidak kalah dengan negara lain.
"Di antaranya drone, kemudian katalis merah putih bahan konversi CPO bahan bakar nabati yang dikembangkan ITB. Kemudian konstruksi kapal yang membuat lapal nelayan, kemudian steam cell otopedi," kata Jokowi di Kantor Presiden, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta
Jokowi menekankan, produk unggulan yang dimiliki Indonesia tidak bisa berdiri sendiri. Pengembangan teknologi tersebut harus mendapatkan dukungan dari pemerintah, perusahaan pelat merah dan swasta.
"Hal ini membutuhkan bukan hanya konsolidasi anggaran riset yang bersumber dari APBN tapi juga butuh dorongan pendanaan riset dari BUMN, maupun sektor swasta," ujarnya.
Adapun pabrik katalis sendiri bakal dibangun atas kerja sama antara PT Pertamina (Persero), PT Pupuk Kujang dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Ketiganya telah melakukan Joint Venture Framework Agreement untuk pengembangan pabrik katalis. (RZ/WK )****
No comments:
Post a Comment