Surabaya. (Inden Media ).----Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke Jawa Timur untuk mengetahui upaya Jatim dalam penanganan COVID-19. Dalam pemaparannya, Gubernur Khofifah Indar Parawansa menyebut sejumlah hal yang telah dilakukan.
Beberapa waktu lalu Khofifah sempat optimis kasus COVID-19 di Jatim akan turun. Hal ini melihat dari rate of transmission (RT) di Jatim yang sempat turun di bawah angka 1.
"Izin Pak Presiden, kami sempat mendapatkan kebahagiaan ketika tanggal 9 Juni sebetulnya Rate of transmission di Jawa Timur sudah 0,86%, tapi kemudian ada kenaikan kembali pada tanggal 24 kemarin menjadi 1,08%," kata Khofifah mengawali paparannya di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (25/6/2020).
Khofifah menyebut di Surabaya Raya, RT-nya sudah sempat di bawah 1 sampai dengan 6 hari. Namun akhirnya kembali naik akibat masyarakat yang enggan melakukan silaturahmi virtual saat lebaran.
"Tetapi kemudian imbauan kami pada saat lebaran supaya silaturahim secara virtual dan seterusnya, itu tidak mudah untuk mengajak masyarakat halal bihalalnya nanti secara digital saja. Ternyata dianggap kurang afdol," imbuhnya.
Sementara itu, Khofifah juga memaparkan temuan dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM Unair), terkait tingkat kepatuhan masyarakat yang rendah.
Tak hanya di tempat ibadah, Khofifah menyebut di pasar tradisional jumlah masyarakat yang tidak menggunakan masker meningkat hingga 84%. Hal ini juga terjadi di tempat nongkrong, di mana ada 88% tak menggunakan masker.
"Pasar tradisional 92,8% buka, 84% tidak menggunakan masker, 89% tidak physical distancing. Lalu kita lihat bagaimana tempat cangkrukan, warung, saya lihat 88% mereka tidak menggunakan masker dan 89% mereka tidak physical distancing. Ini hasil dari IKA FKM Unair," kata Khofifah.
(RZ/WK )****
No comments:
Post a Comment