INDENPRES MEDIA ISTANA

Monday, 4 November 2013

MALAM SATU SURO TETAP DIGELAR DI TENGAH KONFLIK INTERN KRATON SURAKARTA HADININGRAT

Solo, Dewan Adat Karaton Solo tetap menggelar kirab 1 Suro kendati Raja Surakarta Pakoe Buwono XIII memerintahkan tak ada kirab Kerbau Kiai Slamet senin malam (4/11) Kiai Slamet ang kebo bule yang jadi selebriti akhirnya jadi dikirab oleh keratin. Senin siang tersiar bahwa sinuwun tidak menghendaki diselenggarakannya kirab akhirnya luluh bersamaribuan warga dari penjuru kota Solo dan sekitarnya yang tumpah ruah menyemut di lori kemandungan dengan setia menunggu di gelarnya kirab tahunan tersebut. Kirab yang dimulai sekitar pukul 00.00 WIB tersebut berlangsung tanpa kehadiran Gusti Sinuwun Pakoe Boewono XIII. Saat kepada Gusti Puger Raja belum bisa dimintai keterangan terkait hal tersebut. Sayangnya dalam kirab tersebut, sekitar sembilan pusaka yang sedianya akan diarak bersama kirab tidak tampak dalam iring-iringan kirab. Sebelumnya, juru bicara keraton KRMH Bambang Pradotonagoro mengatakan kirab tersebut harus dihadiri oleh Gusti Sinuhun PB XIII. Sementara saat ini sinuhun sedang mejalani semedi di Sasono Putro dan tidak mau diganggu. Dikatakan, dalam tradisi kirab yang memberangkatkan harus sinuhun dan harus diterima sama sinuhun pusaka yang akan dikirab pun ada dua yang inti dan bukan inti. Sementara yang inti disimpan dalam satu ruang yang kuncinya dipegang sinuhun sendiri. Juru bicara keratin juga menjelaskan pada prinsipnya ada lima tahapan terkait peringatan 1 suro yakni, Kirab, Semedi, Sholat Hajat, Wilujengan dan Salat Subuh. Dari kelima tahapan tersebut, sinuhun akan menjalankan ke empat tahapan kecuali Kirab. PB XIII saat ini sedang menjalani semedi, beliau akan menjalankan ke empat tahapan dalam peringatan 1 suro kecuali kirab. Jadi beliau meski tidak melaksanakan kirab, tetap melaksanakan tradisi. KGPH Puger selaku pimpinan kirab menyatakan bahwa rencananya ada sembilan pusaka yang akan ikut dikirab, tapi karena Gusti Sinuhun tidak berkehendak maka pusaka yang biasanya dikirab tidak ada. Wakil Pengageng Sasono Wilapa, Kanjeng Pangeran (KP) Wiharno Kusumo menyatakan, bahwa ketidakhadiran Gusti Sinuhun pada acara kirab tersebut karena yang bersangkutan tidak bisa keluar dari kamarnya karena pintu kamar di kunci dari dalam oleh permaisurinya. Kirab malam 1 suro dipimpin oleh Kebo Bule Kiai Slamet. Kerbau Kiai Slamet merupakan hewan kesayangan Pakoe Boewono XIII yang dianggap keramat. Di belakang Kiai Slamet adalah barisan para Putra Sentana Dalem (kerabat keraton) yang membawa pusaka yang diikuti oleh masyarakat solo dan sekitarnya. Sebelum melakukan kirab, pusaka-pusaka dan Kiai Slamet dijamasi (dimandikan) dengan kembang setaman,dan keluarnya Kiai Slamet tersebut tidak mesti tepat jam 00.00 WIB tergantung mood si Kebo Bule tadi. Sebenarnya Kiai Slamet yang sekarang ini adalah anak turunan dari yang kesekian. Karena Kiai Slamet yang pertama sudah mati. Kirab dilangsungkan senin hingga selasa dini hari. Adapun rutenya, dimulai pukul 00.00 WIB Kari Kamandungan dengan menuju Brojonolo kemudian dilanjutkan menuju arah Pasar Klewer. Dari pasar Klewer menuju kearah alun-alun utara dilanjutkan arah Jalan Jenderal Sudirman. Setelah itu diteruskan kearah Pertigaan Loji Wetan jalan Kapten Mulyadi terus menuju kearah selatan. Setelah sampai di simpang empat Baturono, kirab ditujukan kearah barat menuju arah simpang empat Gemblegan. Setelah itu, kirab mengarah ke utara menuju Jl. Slamet Riyadi lalu ke timur menuju Patung Slamet Riyadi. Selanjutnya, kembali menuju ke Kari Kamandungan melalui jalan alun-alun Utara yang diperkirakan sampai pada pukul 04.00 WIB. Senin malam kemacetan mulai terasa di Bundaran Gladak, kawasan yang berjarak sekitar 500 meter dari kawasan Keraton Solo. Gladak menurut rencana menjadi Rute dilalui kirab, Suro yang identik dengan Kirab Keraton Kiai Slamet berjalan merayap di kawasan itu. Sejak senin malam, warga Soloraya sudah memadati Rute yang rencanaya bakal dijadikan kirab. Terpisah, walikota Solo FX . Hadi Rudyatmo menyatakan, ritual adat itu tetap digelar meski tanpa kehadiran Sinuhun PB XIII. Keberadaan Raja Keraton Solo di kirab bukan sesuatu yang urgen bagi Pemkot Solo dalam menyambut tahun baru Islam. Kirab malam 1 suro merupakan kegiatan keraton yang masuk agenda event Kota Solo. Dijelaskan pula oleh Rudy bahwa sinuhun ikut atau tidak bukan kewenangan Pemkot Solo. Rudy menyatakan, dirinya tidak berhak memaksa Sinuhun untuk memimpin kirab. Itu kan urusan Keraton. Tugas sebagai walikota Solo yakni menjaga keutuhan keraton sebagai aset Negara dan bukan mengurus personilnya. (Andu)

No comments:

Post a Comment