INDENPRES MEDIA ISTANA

Sunday 23 September 2012

BOM Siap Diledakan di Solo.

Solo- Jawa Tengah.
        Para terduga teroris masih bergentayangan di Kota Solo. Baru-baru ini Densus 88 Mabes Polri Jakarta menangkap delapan orang di sejumlah tempat. Penangkapan tersebut sehari setelah euforia kemenangan Joko Widodo ( Jokowi ) dalam Pilgub DKI Jakarta versi quick count.
         Penangkapan pertama dilakukan Densus 88 terhadap Rudi Kurnia Putra umur 45 tahun, di Simpang Tiga pemberhentian bus Faroka, Jalan Slamet Riyadi, Rudi ditangkap sekitar pukul 24.15 WIB dini hari saat turun dari bus jurusan Cilacap. Densus 88 mengamankan tas cangkrong milik Rudi.
         Dari delapan terduga teroris, enam diantaranya warga asli Solo dan dua orang lainnyadari Sukoharjo. Tak ada perlawanan dari penangkapan kedelapan terduga teroris.Dilokasi penangkapan, Densus 88 menemukan puluhan bom rakitan siap ledak dan enam bom aktif.
         Benda-benda ini masih berbentuk bungkusan bahan kimia, asam sulfat, peralatan detector, dan bahan campuran. Rencananya, dikemas di pipa paralon berukuran panjang satu meter dengan diameter 10 centimeter.Densus 88 juga menemukan satu buah buku jihad.
        Belum lama Densus 88 menangkap Subadri , sekitar pukul 07.00 WIB Densus 88 kembali menangkap Chumaedi di rumahnya. Tempat tinggal Chumaedi satu kampung dengan Subadri hanya berjarak sekitar 300 meter. Di waktu bersamaan Densus 88 juga menangkap Fajar salah satu terduga teroris lain di dekat rumahnya.
       Di rumah Subadri dan Chumaedi, tim Densus 88 anti teror.Polri butuh waktu cukup lama untuk olah tempat kejadian perkara ( TKP ), Pasalnya, di rumah Subadri ditemukan potongan paralon sebanyak 11 potong diduga bom rakitan. Di samping paralon, juga ada bahan cair yang diduga bom kimia. Benda-benda diduga bom ini belum sempat dirakit.
        Saat Polisi melakukan olah TKP, di rumah Subadri, anggauta Densus 88 juga menangkap Abdurrahman.Dia dibekuk Densus 88 di tengah kerumunan warga yang menyaksikan operasi. Durrahman panggilan Abdurrahman ditsngksp ketika hendak mendokumentasikan peristiwa itu.
         Di rumah Chumaedi, tim Densus 88 juga menemukan bom jenis yang sama. Yakni 18 bom pipa rakitan. Enam di antaranya siap ledak. Empat bom dijinakkan di tempat. Unsur bahan kimia digunakan nitrabeliserin dicampur dengan asam sulfat. Empat bom sudah dirangkai dengan detonator langsung menjinakkan dengan meledakkan  di lokasi.
       Densus 88 juga menangkap terduga lain pada jam bersamaan. Yakni, Triyanto ditangkap di tempat kerja di salah satu stan di Pasar Harjodaksino, Gemblengan, Serengan. Ia dibekuk sekitar pukul 08.45 WIB saat baru membuka toko service handphone.
       Chumaedi, salah satu terduga teroris yang ditangkap Densus 88 disebut-sebut terlibat jaringan Nurdin M.Top, Sebab dikenal memiliki hubungan dekat dengan Susilo alias Adib yang tak lain anak buah Nurdin M Top. Susilo sendiri menjadi salah satu korban tewas penggerebekan jaringan teroris Nurdin M Top di Kampung Kepuh Mojosongo, Jebres pada tahun 2008 silam.
        Sebelum tewas, Susilo ditengarai kerab melakukan pertemuan dengan Chumaedi. Jarak rumah chumaedi dengan Susilo yang hanya berbatasan kampung ini menguatkan hubungan antara keduanya. Beberapa warga sekitar juga mengenal Chumaedi berhubungan dekat dengan  Susilo.

No comments:

Post a Comment