INDENPRES MEDIA ISTANA

Saturday 18 April 2020

Seorang Perawat RSUP Kariadi Semarang Meninggal, PDP Corona, Sudah 2 Kali Tes Swab.


Semarang. Jateng.-----Seorang perawat di RSUP dr Kariadi dengan usia 52 tahun meninggal dunia, Jumat (17/4/2020) kemarin sekira pukul 10.55 WIB.
Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah, Edy Wuryanto membenarkan kabar tersebut.
"Benar,almarhumah dirawat di ruang isolasi.

Meninggal dengan status sebagai PDP.
Untuk hasil swab masih belum keluar," ungkapnya.

Edy menyampaikan, almarhumah merupakan warga Kota Semarang.
Perawat tersebut, ucap Edy, bekerja sebagai perawat di Ruang Rajawali RSUP dr Kariadi Semarang.
"Informasi yang saya dapat, sebelumnya sudah dilakukan swab 2 kali.
Pertama dilakukan swab hasilnya negatif.
Untuk swab kedua, hasilnya antara negatif dan positif.
Lalu, dirontgen ada gejala mirip covid-19, maka dia ditetapkan sebagai PDP.
Ini masih menunggu hasil swab ketiga," ," ungkapnya.
Sekira pukul 15.20 WIB, Edy menyampaikan jenazah sedang dalam  proses pemakaman.
"Semoga tidak ada lagi penolakan pemakaman seperti sebelumnya," harapnya.

Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) RSUP dr Kariadi Semarang, Agus Suryanto, mengungkapkan tenaga medis yang bekerja di rumah sakitnya kesulitan membedakan pasien virus corona dengan para pasien dari golongan Orang Tanpa Gejala (OTG).
Hal itu diungkapkan Agus seusai acara penyerahan simbolik bantuan APD di Mapolda Jateng.

Selain kesulitan membedakan pasien terpapar, Agus mengakui hambatan utama lain yaitu banyaknya warga yang enggan berterus terang ihwal riwayat kesehatan dan jejak perjalanannya selama ini.
"Dengan kondisi saat ini, sulit bagi kami terutama para tenaga medis untuk bedakan antara yang Covid-19 dengan yang tidak.
Khususnya yang OTG.
Sebetulnya, tenaga medis di rumah sakit adalah kelompok yang paling rentan terpapar Covid-19," kata Agus.
Dia menerangkan, saat ini penularan virus corona bisa terjadi di mana saja.
Menurutnya, walau penanganan ketat telah diberlakukan tapi masih saja terdapat celah-celah penularan baik dari dalam rumah sakit maupun luar rumah sakit.
Maka, Agus mengimbau kepada warga yang berobat ke rumah sakit agar jujur menyampaikan keluhan kesehatannya.

Mereka diminta tak perlu ragu dengan penanganan medis yang disediakan di RSUP dr Kariadi karena telah sesuai standar dari Dinas Kesehatan (Dinkes).
"Sekarang semakin sulit diidentifikasi.
Karena banyak celah untuk menularkan ke tenaga medis.
Bisa dari luar maupun dalam rumah sakit.
Kini warga pun jadi pada takut datang ke rumah sakit.
Kami imbau gak usah ragu, penanganan kesehatannya sudah sesuai prosedur dari Dinkes," jrlasnya.
Dirut menegaskan, proses pelayanan di RSUP Kariadi belum mengalami gangguan meski banyaknya kasus positif corona yang dialami para dokternya.
Dia beralasan, RSUP Kariadi masih punya dokter dengan jumlah yang banyak.
"Dokter tempat kami masih banyak.
Jadi tidak perlu khawatir.
Layanan medisnya tetap berjalan.
Kini kami telah menginstruksikan  kepada semua dokter untuk mengubah layanan medis jarak jauh," tuturnya.
Warga yang ingin berobat, kini cukup menelepon atau mengirim pesan singkat ke dokter bersangkutan.
Sebab, beberapa poli di RSUP Kariadi telah dibatasi layanan medisnya secara langsung.
"Kami di beberapa poli sudah membatasi layanan medis secara langsung.
Sekarang warga yang mau berobat cukup telepon saja atau kirim pesan singkat ke dokter. (RZ/WK)***

No comments:

Post a Comment