INDENPRES MEDIA ISTANA

Wednesday 2 September 2015

Buruh Di Jateng Terancam PHK Lagi.

Semarang, Ribuan tenaga kerja di Jawa Tengah turun ke jalan memperingati Hari Buruh atau " May Day ". Mereka juga menuntut adanya perbaikan kesejahteraan. Dalam aksi itu terungkap, ada ribuan buruh di Jawa Tengah yang terancam PHK, setelah sebelumnya seribuan lebih buruh dari berbagai perusahaan telah lebih dulu kena PHK. Dengan massa sekitar 100 orang mereka berorasi dan membentangkan spanduk serta poster di depan gerbang Balaikota Semarang, Jalan Pemuda Semarang dan menuntut agar ditemui oleh Pejabat Walikota Semarang. Aksi serupa juga dilaksanakan di 20 provinsi di Indonesia. Di Kota Semarang, buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia Kota Semarang melakukan demo menolak upah murah dan tolak PHK karena kenaikan dolar terhadap rupiah. Aksi digelar di Balikota Semarang, Jalan Pemuda, belum lama ini. Menurutnya aksi sebagai bentuk protes melemahnya rupiah dan menjadi keprihatinan kalangan buruh karena buruh yang selalu menjadi korban. Ada tiga perusahan di daerah Terboyo, Candi dan Wijaya Kusuma akan ada rencana PHK besar-besaran. Hal itu diungkapkan oleh Ketua PC FSPMI Kota Semarang Muhron. Selain itu juga kebijakan tentang tenaga kerja asing di Indonesia yang dianggapnya menyalahi kedaulatan. Di Rezim Jokowi ini memberikan alasan untuk membuka ruang investasi. Itu tidak menghargai dan melanggar kedaulatan dan ini kegagalan pemerintah Joko Widodo. Menurut Muhron krisis ekonomi seharusnya bukan menjadi alasan dan yang lebih kronis lagi yang di PHK adalah pekerja tetap dan akhirnya perusahaan akan merekrut tenaga baru karyawan outsorsing atau tenaga kontrak. Dalam aksi demo tersebut mereka gagal beraudiensi dengan pejabat Walikota Semarang karena tidak ada ditempat dan tetap mendesak Pemkot Semarang agar buruh outsourcing agar dihapuskan. Pemerintah harus melakukan tindakan tegas. Sementara itu Kepala Dinas Tenaga Kerja, Trasmigrasi, dan Kependudukan Jawa Tengah, Wika Bintang, mengatakan, PHK ribuan buruh yang diinformasikan intansinya akibat melemah ekonomi. PHK itu dari sektor industri garmen, tekstil, dan plastik. Wika menyatakan sudah berupaya mencegah PHK buruh dengan cara menghimbau perusahaan agar semaksimal mungkin melakukan efesiensi. Kalau memang ada kesulitan -kesulitan yang mendesak bisa dikomunikasikan atau dikonsultasikan dengan Tenaga Kerja Jaea Tengah. Menurut Wika, perusahaan terbebani biaya belanja bahan baku yang rata-rata masih diimpor dan dibeli dengan mata uang asing. PHK buruh tersebut itu dilakukan oleh 23 perusahaan di 11 daerah kabupaten dan kota di Jawa Tengah.

No comments:

Post a Comment