INDENPRES MEDIA ISTANA

Sunday, 25 November 2012

Curanmor Tumbuh Subur .

Semarang- Jawa Tengah.
         Embrio pelaku pencurian sepeda motor tidak pernah putus. Meskipun puluhan pelaku tindak kejahatan tersebut sudah tertangkap dan mendekam di balik jeruji besi, masih saja muncul pelaku baru.
         Belum diketahui pasti kemunculan pelaku yang tiada habis.Kejahatan ini banyak melibatkan anak dibawah umur.Tak sedikit pelaku pencurian sepeda motor masih duduk di bangku SMP bahkan SMA.
         Setiap gelar perkara kasus pencurian motor ( Curanmor ) yang dilakukan oleh aparat Kepolisian, kasus tersebut lebih mendominasi dibanding kejahatan lain. Sindikat atau kelompok itu sepertinya sudah mempunyai ruang pengaderan untuk meneruskan kejahatan di bidang yang sama.
            Kriminolog Universitas Diponegoro ( Undip ) Semarang, Budi Wisaksono mengatakan, munculnya pelaku lain dari tindak kejahatan itu dipengaruhi oleh faktor ekonomi, hukum, serta pendidikan. Menurut Budi bahwa, ketiga faktor inilah yang memacu berkembangnya keinginan untuk berbuat jahat.
             Sementara faktor hukum, belum bisa berjalan tegas dan berbanding dengan faktor ekonomi. Hukum, kata Budi, masih mencla-mencle. Jadi orang yang akan berbuat jahat kurang takut.
              Dalam arti, kata Budi, masyarakat dituntut untuk memenuhi kebutuhan meski tingkat kemampuan terbatas. Di lain sisi, masyarakat tingkat ekonomi rendah terus disuguhi dengan barang-barang mewah.
              Menurut Budi, seperti contoh, mobil mewah dapat dilihat dengan gamblang, dari situ muncul pertanyaan dan berapa harganya. Nah penasaran itu yang menimbulkan keinginan untuk menutup kesenjangan.
                Kapolrestabes Semarang, Kombes Elan Subilan, dalam setiap gelar perkara kasus tersebut kerap mengungkapkan, praktik pencurian biasanya dilakukan secara kelompok. Modus awal yang dilakukan oleh pelaku adalah berkumpul untuk merencanakan target operasi atau daerah sasaran. Kesepakatan sudah dicapai baru mereka bergerak. ( Andu ).

No comments:

Post a Comment