Saturday, 2 May 2020
Jokowi Ungkap Masalah Kesehatan RI: Tempat Tidur di RS Minim! .
Jakarta.-----Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan banyak persoalan sektor kesehatan yang masih belum terselesaikan sampai saat ini. Salah satunya, kekurangan ketersediaan tempat tidur di rumah sakit.
"Negara kita punya berbagai persoalan di sektor kesehatan," kata Jokowi saat meresmikan pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2020 di Istana Merdeka, kompleks Istana Kepresidenan, baru-baru ini.
Jokowi mengaitkan tingkat rasio tempat tidur berdasarkan jumlah penduduk di berbagai rumah sakit di Indonesia. Rasio yang dimiliki Indonesia hanya 1,2 per seribu, jauh dibandingkan negara-negara tetangga.
"Artinya tersedia 1,2 tempat tidur bagi 1.000 penduduk. Dibanding negara lain kita masih kalah. India 2,7 per 1.000, China 4,3 per 1.000. Tertinggi Jepang 13 per 1.000."
Jokowi awalnya menyinggung beberapa penyakit menular berbahaya yang membutuhkan penanganan khusus seperti TBC (Tuberkulosis). Pasien yang terpapar penyakit ini membutuhkan penanganan khusus.
Indonesia saat ini menjadi satu dari tiga besar negara yang masih memiliki penderita penyakit TBC. Selain Indonesia, ada negara-negara seperti India dan China yang menduduki peringkat teratas.
Atas permasalahan tersebut, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) akan memasukkan fokus penguatan sektor kesehatan pada rencana kerja pemerintah (RKP) 2021, sesuai arahan dari Jokowi.
Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas Subandi Sardjoko mengatakan, pihaknya akan melakukan reformasi sistem kesehatan nasional, yang merupakan tambahan di dalam RKP 2021.
"Di mana pencegahan yang masih lemah. Di dalamnya ada screening test, tracing, dan tracking-nya termasuk masyarakat yang belum siap dalam pelaksanaan social distancing," kata Subandi.
Selain itu, menurut dia, sesuai arahan Jokowi, yang mengatakan bahwa kapasitas tenaga kesehatan yang terbatas, termasuk tata laksana kasus dan keterbatasan ruang rawat akan menjadi konsentrasi pihaknya untuk menyesuaikan masalah kesehatan ke depan.
Di mana, lanjut Subandi, Presiden mengarahkan bahwa Indonesia masih punya pekerjaan rumah yang besar untuk menurunkan tuberculosis (TB) dan pneumonia yang menjadi comorbid dalam pasien COVID-19.
Dari semua arahan-arahan Presiden itu, pada RKP 2021, Bappenas akan berfokus pada penguatan gerakan masyarakat hidup sehat, dengan penyediaan air bersih, sanitasi, dan cuci tangan pakai sabun, mendukung kawasan yang sehat.
Fokus lainnya pada RKP 2021, yaitu penguatan health security atau keamanan kesehatan. Bertujuan untuk penguatan kemampuan untuk mencegah, mendeteksi, dan merespon terhadap penyakit-penyakit berbahaya, terutama penyakit yang berasal dari luar negeri.
"Sistem peningkatan dini oleh sistem surveillance [pengawasan] penyakit secara real time, kapasitas dan jejaring laboratorium, kapasitas sumber daya manusia, protokol, dan tata laksana respon cepat, dan penguatan untuk kesehatan ini," kata Subandi.
Tidak kalah penting, lanjut dia, dalam RKP 2021, juga akan memfokuskan penguatan fasilitas farmasi, alat kesehatan dan sumber daya manusia di bidang kesehatan. Serta ketersediaan vaksin dan obat terutama untuk TB dan pneumonia, serta HIV. (RZ/WK )***
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment