INDENPRES MEDIA ISTANA

Friday 29 May 2020

Alasan Kenapa Wali Kota Semarang Hendi akan Putuskan New Normal 8 Juni Mendatang.

Semarang. Jateng.---------Meski Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, belum berpikir untuk menerapkan new normal di tingkat Jawa Tengah dalam waktu dekat, namun Kota Semarang sudah siap menyambut new normal.
Seperti disampaikan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, baru-baru ini, meminta semua organisasi perangkat daerah (OPD) yang berhubungan dengan masyarakat untuk menyiapkan inovasi menjelang new normal.

"Saya minta memberikan inovasi maksimal 6 Juni sebelum memutuskan 8 Juni new normal seperti apa. Misalnya, Dinas Pendidikan, Juli nanti kelas 5 dan 6 boleh masuk dengan SOP kesehatan masker, yang kelas 1-4 mungkin seminggu dua kali.
Digilir. Atau mungkin pakai sekat mika. Di Dinas Pariwisata, message pakai sarung tangan," urai Hendi, sapaannya, usai mengumpulkan OPD.
Sementara pengaturan bekerja, pihaknya pun sudah menerapkan sistem shift di lingkungan PemerintahKotaSemarang.
Pemkot akan terus melakukan sosialisasi agar masyarkat semakin memahami protokol kesehatan.

"New normal harus dipersiapkan. PKM menjadi sebuah jalan tengah untuk membuat masayarakat semakin paham SOP kesehatan. Patroli mengingatkan masyarakat yang berkerumun, bergerombol, dan unit-unit usah," paparnya.
Menurutnya, selama kebijakan PKM yang Pemkot Semarang jalankan, sejumlah tahapan sudah dilalui. Antara lain sosialisasi, patroli dan penindakan terhadap berbagai tindakan yang melanggar protap pencegahan Covid-19.
Untuk itu, pihaknya memberikan kesempatan kepada setiap OPD supaya merumuskan protap new normal yang harus dijalankan usai masa perpanjangan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) berakhir pada 7 Juni 2020 mendatang.

Hendi mencontohkan, Dinas Pendidikan diminta mengumpulkan seluruh kepala sekolah dan yayasan pendidikan untuk dapat mempersiapkan protokol kesehatan bagi seluruh warga sekolah mulai dari anak didik, guru, dan seluruh warga sekolah.
“Masih ada waktu dan kesempatan mempersiapkan protokol terbaik melindungi warga hingga 6 Juni mendatang, sebagai persiapan sebelum 8 Juni saat kebijakan PKM usai,” terang Hendi.
Adapun update kasus Covid-19 di Kota Semarang pasca PKM sempat mengalami penurunan dari angka 138 menjadi 47 kasus.
Namun, penambahan di Pasar Kobong menyebabkan intensifikasi screening dan tracing keluarga positif terus dilakukan. Terbukti 2 keluarga pasien yakni istri dan anak dari pedagang yang ada di Pasar Pedurungan tertular dari kasus OTG (Orang Tanpa Gejala).
Untuk itu, Hendi mewanti-wanti dengan tegas pentingnya menjalankan protokol pencegahan Covid di mana pun berada bahkan di tingkat keluarga.
Hendi pun meminta untuk tidak merasa malu memeriksakan diri jika merasa ada gejala penyakit yang dirasakan.

Menyikapi hal itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo kembali berkeliling ke tempat-tempat publik dalam rangka persiapan penerapan normal baru, itu.
Setelah mengunjungi mal dan perkantoran baru-baru ini, Ganjar berkeliling ke tempat-tempat ibadah serta sekolah di Kota Semarang.
Tempat ibadah yang dikunjungi Ganjar baru-baru ini  adalah Gereja Katedral Semarang dan Masjid Agung Kauman Semarang.

Di Gereja Katedral, Ganjar melihat belum ada persiapan khusus, karena pelaksanaan ibadah di gereja itu selama pandemi Covid-19 dilakukan secara daring.
"Selama ini kami melaksanakan ibadah secara live streaming. Kami laksanakan dua kali sehari, pagi dan sore," kata Uskup Agung Semarang, Mgr Robertus Rubiyatmoko.
Uskup Rubiyatmoko juga menerangkan, penerapan pembatasan peribadatan sudah ditetapkan sampai 31 Mei.
Namun karena kondisi belum pasti, pembatasan peribadatan diperpanjang mulai 1 Juni sampai batas waktu yang belum ditentukan.
"Kami perpanjang lagi pembatasan peribadatan sambil menunggu perkembangan. Kami mengikuti kebijakan pemerintah, kalau ada kebijakan baru kami tentu akan mendukung," terangnya.
(RZ/WK )***

No comments:

Post a Comment