INDENPRES MEDIA ISTANA

Sunday 10 May 2020

Gegara Corona, Puasa-Lebaran Jadi Penuh Keprihatinan.


Jakarta.----- Ramadan-Idul Fitri seharusnya menjadi momentum suka-cita, kebahagiaan, dan perayaan. Namun gara-gara pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19), puasa-lebaran tahun ini jadi penuh keprihatinan.

Biasanya Ramadan-Idul Fitri adalah puncak konsumsi rumah tangga. Peningkatan konsumsi lalu dicerminkan oleh lonjakan inflasi.

Misalnya pada 2015. Kala itu Ramadan jatuh pada 17 Juni dan Idul Fitri ditetapkan 17 Juli. Inflasi pada Juni dan Juli 2015 begitu tinggi yaitu masing-masing 0,54% dan 0,93% secara bulanan (month-to-month/mtm).

Bahkan pada tahun-tahun sebelumnya inflasi saat Ramadan-Idul Fitri bisa lebih tinggi. Pada 2013, di mana Ramadan adalah 8 Juli-7 Agustus, inflasi bulanan pada Juli mencapai 3,02%!

Akan tetapi, 2020 bukan tahun sembarangan. Periode yang membuat susah seluruh umat manusia.

Penyebabnya apalagi kalau bukan pandemi virus corona. Gara-gara penyebaran virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China itu, miliaran manusia terpaksa (atau dipaksa oleh negara) tinggal di rumah. Bekerja, belajar, dan beribadah di rumah.

Bukan apa-apa, virus corona menyebar dengan sangat cepat. Dalam tempo kurang dari lima bulan, jumlah penderita virus corona di seluruh dunia sudah lebih dari 3,8 juta orang. Korban jiwa tidak kurang dari 265.000 ribu orang. (RZ/WK)****

No comments:

Post a Comment