Jakarta.-----Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono, menilai arahan Presiden Joko Widodo yang mentargetkan kasus Covid-19 turun pada bulan ini merupakan tanda kekesalan pemimpin terhadap kinerja anak buah. "Jokowi kesal, marah, sama efek PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang tidak ada hasil. Makanya ada statement 'dengan cara apa pun'," ujar Pandu belum lama ini.
Pandu mempertanyakan apakah Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 selama ini pernah aktif melaporkan perkembangan program itu kepada Presiden Jokowi. Menurut dia, PSBB ini seakan tak pernah dimonitor dan dievaluasi secara berkala.
"Harus ada indikator monitoring, nah itu apa? Engga ada kan. Padahal efek dari PSBB ini sangat besar untuk masyarakat. Banyak yang sampai kehilangan pekerjaan," ujar Pandu.
Presiden Jokowi mentargetkan kurva kasus Covid-19 melandai pada Mei ini. "Target kita di bulan Mei ini harus betul-betul tercapai sesuai dengan target yang kita berikan, yaitu kurvanya sudah harus turun. Dan masuk pada posisi sedang di Juni, di bulan Juli harus masuk posisi ringan. Dengan cara apa pun," kata Jokowi.

Pandu mengatakan, saat ini, sebaiknya seluruh stakeholder bekerja semaksimal mungkin agar target yang ditentukan Presiden Jokowi tercapai. Ia meminta dalam waktu sementara ini, tidak dulu menjadikan beragam penelitian Covid-19 sebagai fokus. "Jangan ikutin penelitian-penelitian lain atau ramalan dulu,” ujar dia.
Menurut Pandu, semua pihak berfokus pada target yang sudah ditentukan Presiden. “Harus dicapai dengan cara apa pun. Itu perintahnya dalam."
Semua pihak harus terlibat dalam penanganan Covid-19 ini mulai dari pemerintah, masyarakat hingga sektor swasta. "Kerja lebih keras, lebih strategis, lebih cerdas. Kerahkan semua sumber daya yang ada secara nasional." (RZ/WK )***
No comments:
Post a Comment