INDENPERS MEDIA ISTANA, JAKARTA-----------
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui sulit untuk membuat proyeksi pertumbuhan ekonomi di tengah situasi yang tidak menentu akibat pandemi Covid-19. Sebab, arah perekonomian Indonesia ke depan masih dipengaruhi oleh pandemi.
Menurutnya, dalam RAPBN 2022, pemerintah memasang estimasi pertumbuhan yang cukup tinggi yakni di kisaran 5%-5,5%. Ini bisa tercapai jika kasus Covid-19 bisa terus dikendalikan tanpa dilakukan kebijakan pengetatan mobilitas.
"Tahun depan estimasi 5%-5,5%. Ini salah satu forecast sulit di dalam situasi ketidakpastian begitu banyak," ujarnya dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Senin (30/8/2021).
Bendahara negara ini menjelaskan, estimasi pertumbuhan ini sejalan dengan proyeksi saat memasuki tahun 2021. Dimana pemerintah memasang estimasi di level 5% namun ternyata muncul varian lain seperti delta yang membuat kasus melonjak begitu tinggi.
"Pandemi tidak bisa 100% kita prediksi. Begitu banyak varian yang muncul ada delta dan yang terbaru ada lambda yang sudah menyebar di beberapa negara," kata dia.
Oleh karenanya, ia menekankan yang bisa dilakukan adalah tetap menjaga protokol kesehatan dan ini harus dilakukan oleh semua masyarakat di Indonesia. Serta bagi yang belum di vaksin agar melakukannya, sebab ini menjadi langkah untuk mencapai kekebalan komunal.
"Vaksinasi dan protokol kesehatan akan sangat menentukan. Kita harus menjaga agar aktivitas perekonomian bisa tetap jalan dan tanpa membuat kasus Covid-19 melonjak atau tetap terkendali," tegasnya.(RZ/WK)*****
No comments:
Post a Comment