Semarang,
Beberapa
pompa penyedot air banjir di Kota Semarang sempat mengalami kerusakan. Hal itu
karena diaktifkan non stop sejak genangan air banjir.
Pompa yang
sempat rusak antara lain di rumah pompa, Berok, Kolonel Sugiono, Boom Lama,
Progo, Kalibaru, dan Pasar Waru. Sejumlah mekanik langsung menangani kerusakan
pompa tersebut
Hal itu diungkapkan okeh Kasie
Pompa Dinas PSDA dan ESDM Kota Semarang, Widjanarko. Dikatakan pula oleh
Widjanarko, kerusakan lebih banyak karena selang jebol, dan laker rusak karena
diaktifkan terus-menerus tanpa henti. Apalagi kalau ada sampah yang tersangkut,
kiomponennya bisa terbakar
Widjanarko berujar, saat ini ada
106 pompa yang diaktifkan untuk memompa genangan air banjir. Riciannya, 96
pompa dan Stasiun pompa. Lalu 10 pompa cadangan juga dikerahkan.Kalau rata
masih bagus, umurnya dibawah 10 tahun. Yang tertua di rumah pompa Kartini sejak
Tahun 1981, tapi masih bagus
Untuk tahun ini anggaran
pengadaan solar dalam setahun mencapai Rp 8 miliar. Jumlah itu biasanya
mencukupi kebutuhan operasional saja
dalam setahun.
Sekretaris Camat Semarang Utara,
Didiek Dwi Hartono menyatakan, lima kelurahaan di Semarang Utara, Yakni Dadapsari,
Kuningan. Bandarharjo, Tanjungemas, dan Purwosari merupakan daerah langganan
genangan air banjir tahunan setiap musim hujan.
Didiek, akan tetapi genangan
tahun ini sepertinya tidak seperti tidak separah tahun lalu. Tolak ukurmya,
jika tahun lalu genangan air hujan menyentuh kantor kelurahaan, sekarang tidak
sampai masuk.
Sementara itu, banjir di kawasan
Semarang Utara mulai menyusut. Dari 3,623 rumah yang terendam air, kini sudah
berkurang menjadi 1000 an rumah. Hal itu dikatakan oleh Camat Semarang Utara.
Djoko Sukawijaya.
Saat ini, rata-rata genangan air
banjir diwilayah kecamatannya sekitar 10 sentimeter hingga 25 sentimeter. Sejak
itu berbagai bantuan logistik terus berdatangan,
Djoko saat ini daerah yang paling
parah terkena genangan air hujan di wilayah Bandarharjo. Seratusan warga
dilokasi tersebut harus mengungsi tidur beberapa hari lalu karena tingginya
genangan air hujan. Kalau malam hujan, mereka tidur mengungsi , Kalau pagi
disana ada dapur umur.
Sementara itu Kepala Bulog Devisi
Regional Divire Jawa Tengah, Witono, mengatakan, menyediakan beras cadangan
pemerintah untuk membantu korban bencana alam dan minta pemerintah/ kabupaten
serta kota mengajukan ke Kantor Bulog setempat
Witono juga menjelaskan,
sebenarnya sesuai dengan Peraturan Menteri Sosial No 20 Tahun 2012 tentang
Prosedur dan Mekanisme Penyaluran Cadangan beras Pemerintah untuk Penanganan
Tanggap Darurat diatur bahwa pemerintah Kabupaten dan Kota mendapat jatah 100
ton per tahun sementara pemerintah provinsi mendapatkan jatah 200 ton per
tahun.
Dijelaskan pula oleh Witono,jika
dari kuota 100 ton untuk pemerintah kabupaten dan kota sudah habis dan masih
kekurangan, maka bupati atau walikota dapat mengajukan ke gubenur untuk meminta
tambahan. (***).
No comments:
Post a Comment