INDENPRES MEDIA ISTANA

Saturday, 25 January 2014

UNTUK SEDOT BANJIR MEMBUTUHKAN BIAYA SEBESAR Rp 8 MILIAR.



Semarang,
           Beberapa pompa penyedot air banjir di Kota Semarang sempat mengalami kerusakan. Hal itu karena diaktifkan non stop sejak genangan air banjir.
            Pompa yang sempat rusak antara lain di rumah pompa, Berok, Kolonel Sugiono, Boom Lama, Progo, Kalibaru, dan Pasar Waru. Sejumlah mekanik langsung menangani kerusakan pompa tersebut
Hal itu diungkapkan okeh Kasie Pompa Dinas PSDA dan ESDM Kota Semarang, Widjanarko. Dikatakan pula oleh Widjanarko, kerusakan lebih banyak karena selang jebol, dan laker rusak karena diaktifkan terus-menerus tanpa henti. Apalagi kalau ada sampah yang tersangkut, kiomponennya bisa terbakar
Widjanarko berujar, saat ini ada 106 pompa yang diaktifkan untuk memompa genangan air banjir. Riciannya, 96 pompa dan Stasiun pompa. Lalu 10 pompa cadangan juga dikerahkan.Kalau rata masih bagus, umurnya dibawah 10 tahun. Yang tertua di rumah pompa Kartini sejak Tahun 1981, tapi masih bagus
Untuk tahun ini anggaran pengadaan solar dalam setahun mencapai Rp 8 miliar. Jumlah itu biasanya mencukupi  kebutuhan operasional saja dalam setahun.
Sekretaris Camat Semarang Utara, Didiek Dwi Hartono menyatakan, lima kelurahaan di Semarang Utara, Yakni Dadapsari, Kuningan. Bandarharjo, Tanjungemas, dan Purwosari merupakan daerah langganan genangan air banjir tahunan setiap musim hujan.
Didiek, akan tetapi genangan tahun ini sepertinya tidak seperti tidak separah tahun lalu. Tolak ukurmya, jika tahun lalu genangan air hujan menyentuh kantor kelurahaan, sekarang tidak sampai masuk.
Sementara itu, banjir di kawasan Semarang Utara mulai menyusut. Dari 3,623 rumah yang terendam air, kini sudah berkurang menjadi 1000 an rumah. Hal itu dikatakan oleh Camat Semarang Utara. Djoko Sukawijaya.
Saat ini, rata-rata genangan air banjir diwilayah kecamatannya sekitar 10 sentimeter hingga 25 sentimeter. Sejak itu berbagai bantuan logistik terus berdatangan,
Djoko saat ini daerah yang paling parah terkena genangan air hujan di wilayah Bandarharjo. Seratusan warga dilokasi tersebut harus mengungsi tidur beberapa hari lalu karena tingginya genangan air hujan. Kalau malam hujan, mereka tidur mengungsi , Kalau pagi disana ada dapur umur.
Sementara itu Kepala Bulog Devisi Regional Divire Jawa Tengah, Witono, mengatakan, menyediakan beras cadangan pemerintah untuk membantu korban bencana alam dan minta pemerintah/ kabupaten serta kota mengajukan ke Kantor Bulog setempat
Witono juga menjelaskan, sebenarnya sesuai dengan Peraturan Menteri Sosial No 20 Tahun 2012 tentang Prosedur dan Mekanisme Penyaluran Cadangan beras Pemerintah untuk Penanganan Tanggap Darurat diatur bahwa pemerintah Kabupaten dan Kota mendapat jatah 100 ton per tahun sementara pemerintah provinsi mendapatkan jatah 200 ton per tahun.
Dijelaskan pula oleh Witono,jika dari kuota 100 ton untuk pemerintah kabupaten dan kota sudah habis dan masih kekurangan, maka bupati atau walikota dapat mengajukan ke gubenur untuk meminta tambahan. (***).

No comments:

Post a Comment