Semarang,
Sejak memasuki musim hujan,
kerusakan jalan raya mulai tampak di beberapa tempat. Pantuan di jalan, lubang
di jalan bermunculan di Jalan Pamularsih, Jalan Siliwangi, Jalan Prof Hamka,
dan sejumlah lain. Jalan Raya Semarang- Kendal juga tampak kerusakan cukup
parah.
Lubang-lubang baru terus
bermunculan di rute yang biasa beberapa
hari terakhir, antara lain, Ngaliyan, Mijen hingga Kendal.
Salah satu warga pemakai jalan
bernama Agus (28) asal Mijen Semarang mengatakan, tidak bisa membayangkan jika
jalan itu tidak segera ditambal. Pasti banyak sepeda motor yang terjebak.
Apalagi jika malam hari. Belum lagi jika hujan deras, semua lubang dijalanan
pasti tertutup air hujan.
Agus, Jalan Genuk menuju Kaligawe
Semarang banyak lubang. Agus berusaha menghafalkan jalan yang tidak berlubang,
tapi kadang tetap terperosok karena banyak lubang baru. Selain itu, genangan
air memperparah keadaan karena menutupi lubang.
Agus juga menambahkan, juga
melihat munculnya dua lubang baru di dekat jembatan tok Gayamsari Semarang.
Agus berharap lubang di jalan tersebut segera ditambal karena takut akan
semakin parah.
Kepala Dinas Bina Marga Kota
Semarang, Iswar A,omnudin mengetahui, banyak jalan yang rusak pada musim hujan.
Namun hingga jini belum bisa mendata daerah nana saja yang mengalami kerusakan
masih banyak genangan air hujan, tidak mungkin didata.
Iswar, memastikan, perawatan
jalan bisa dilakukan mulai bulan Februari mendatang.Sementara menunggu
Februari, tidak ada hal yang bisa dilakukan. Untuk dana rehabilasi jalan dan
jembatan tahun ini mencapai senilai Rp 44,29 miliar.
Meskipun sudah didata, Iswar
tidak menjanjikan jalan yang rusak akan langsung diperbaiki. Pengguna jalan
harus bersabar hingga anggaran kas daerah cair.
Menurut Iswarm pihakbya sudah
menurunkan delapan tim untuk menambal jalan rusak dan prioritaskan jalan
tingkat kepadatan lalu lintasnya tinggi dan lubangnya membahayakan keselamatan
warga.
Iswar juga mengatakan, penutupan
lubang tersebut menggunakan dana perawatan rutin senilai sekitar Rp 200 juta.
Hanya dana itulah yang bisa dipakai karena nilainya tidak begitu besar. Jadi
proses lelangnya tidak begitu panjang.
Pantuan di jalan, lubang-lubang
baru yang muncul ditengah kota Semarang, antara lain di Jalan Pemuda, Jalan
Gajahmada, dan Brigjen Sudiarto. Menuju arah barat, kerusakan parah terjadi di
ruas jalan raya Se,arang-Kendal. Lubang-lubang aspal mengelupas bermunculan.
Salah satu pakar Transportasi
Unika Soegijapranoto Semarang, Djoko Setijowarno mengatakan, kejadian banyak
jalan rusak saat musim hujan merupakan peristiwa yang ritin terjadi setiap
tahun. Tidak ada upaya solusi. Kenapa tidak ada usulan ekstrim dari Walikota
Semarang dan DPRD Kota Semarang kepada pemerintah pusat kalau hal ini dapat
dianggap bencana.
Ruas jalan tersebut mestinya bisa
dijadikan contoh pembangunan jalan yang benar di Semarang. Tapi nyatanya. Jadi
contoh jalan yang asal bangun dan pasti dikorupsi.
Tentunya harus ada kejujuran dari
pihak terkait tentang hal itu. Kerusakan jalan sering dianggap bencana , tapi
nyatanya anggaran dikorupsi. Sengaja membuat jalan dengan material abal-abal
seperti ruas jalan Ngaliyan- Boja Kendal.
Tidak sampai sebulan setelah
dibangun, jalan mulai berlubang dan bergelombang. Trotoar tidak ada, ada pun
untuk ditanami pohon.
Sebenarnya dengan kasat mata,
pasti ada penyelewengan, tapi dibiarkan saja oleh yang berhak menindak adalah
Kejaksaan dan kepolisian. Kapan Pemkot Semarang mau membangun jalan tanpa
korupsi ?
Drainase tidak lebar, bahkan di
beberapa tempat tidak ada drainase. Ketika hujan air mengalir deras melimpah di
jalan, turut mempercepat kerusakan permukaan jalan. (***)a.
No comments:
Post a Comment