INDENPRES MEDIA ISTANA

Sunday, 8 March 2020

Waspadai Virus Corona, Dinkes Kota Semarang Minta Masyarakat Lebih Meningkatkan Pola Hidup Sehat



Semarang. Jawa Tengah.------ Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang lebih meningkatkan kewaspaadaan terhadap penyebaran virus corona menyusul adanya dua kasus corona (covid-19) yang telah disampaikan Presiden Joko Widodo.

Kabag P 2 P ( Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit ) dr Mada Gautama  sudah mengintruksikan kepada seluruh Puskesmas wajib melakukan pendampingan ke masyarakat.
Petugas puskesmas harus memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait corona.
"Mulai kemarin kami sudah wajibkan puskesmas untuk pendampingan. Masyarakat harus diberi pemahaman covid-19 itu apa, penyebarannya, upaya dan penanganannya bagaimana," ungkapnya, baru-baru ini.

dr Mada mengimbau masyarakat agar tidak panik dan gelisah menyikapi wabah virus corona. Menurutnya, panik dan gelisah hanya akan menurunkan imunitas seseorang.
Dia meminta masyarakat tetap menjaga pola hidup sehat dengan pola makan dan olahraga yang teratur agar imunitas tetap terjaga.
Jika daya tahan tubuh masyarakat bagus, maka akan kebal terhadap virus.

"Olahraga teratur, makan teratur, cuci tangan sesuai ketentuan boleh dengan air dan sabun atau handrub. Kalau flu pakai masker," paparnya.
Apabila tidak memiliki masker kesehatan lantaran stok semakin menipis, Mada menyarankan untuk memakai masker kain saat berpergian.
Hal ini meminimalisasi agar partikel kecil tidak masuk.

"Kalau pakai masker kain, sehari harus dicuci," tambahnya.
Lebih lanjut, dia menerangkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang berupaya mengantisipasi virus corona secara maksimal.

Pemkot telah membentuk tim gerak cepat yang melakukan pemantauan di setiap tempat kedatangan warga negara asing (WNA) antara lain di bandara, pelabuhan, dam stasiun.
"Setiap kali ada penerbangan yang turun dari luar negeri, teman-teman akan notif ke kami. Jika thermal scaner muncul diatas 38 derajat celcius akan dilakukan tindakan untuk dirujuk ke RSUP Kariadi," jelasnya.
Pengawasan dan pemantauan, lanjutnya, terus dilakukan terhadap WNA yang ada di Semarang maupun orang yang terkena gejala semisal demam, batuk, dan sesak nafas.
Hingga Maret 2020, ada 10 orang dalam pantauan. Mayoritas merupakan WNA dari Cina dan Jepang.
"Yang melakukan pemantauan dari Puskesmas ke rumahnya selama dua minggu atau 14 hari. Selama tidak ada gejala atau keluhan, boleh melakukan aktivitas di luar.
Sementara pengawasan dilakukan oleh teman-teman Kariadi terhadap orang yang terkena gejala," terangnya.

Senada, Sekda Kota Semarang, Iswar Aminudin juga mengimbau masyarakat untuk menjaga kenersihan lingkungan maupun badan.
"RS Kota Semarang yang ditunjuk untuk rujukan Kariadi. RSUD dan puskesmas saya kira sudah dilatih dan sudah antisipasi," ucapnya.
Wakil Ketua DPRD Kota Semarang, Mualim mengatakan, Pemkot diminta untuk terus memberikan sosialisasi kepada masyarakat dan menciptakan suasana yang nyaman dan tenang.
"Sebenarnya, Pemkot sudah melakukan suatu kegiatan, tapi tetep harus ditingkarkan terus. Yang diwaspadai di wilayah yang ada orang asingnya. Diperiksa kesehatannya. Kalau ada indikasi, harus benar-benar di cek," pintanya.( RZ/WK )*****

No comments:

Post a Comment